“Bukan hanya kepadanya saya melapor, ke Jokowipun saya akan melapor. Tidak beres lagi ujian ini,” tambahnya didampingi para orangtua Casis yang kalah. Senada dikatakan Br Sinaga. Wanita berjilbab yang sudah jauh-jauh datang dari Kisaran tersebut sangat kecewa dengan penerimaan bintara tahun ini.
Pasalnya, anaknya yang sudah lulus tiba-tiba kalah. Parahnya lagi, alasan kalah anaknya tersebut tidak diketahui, apakah nilainya kurang atau lainnya. “Kalau dari pertama kalah saya terima, tapi pengumuman kedua kok kalah,” sesalnya.
“Nampak kali permainan panitia-panitia tersebut dan kami akan datang dan menyarankan anak-anak kami untuk ujian. Kalau panitia berani, silahkan lakukan ujian psikotes ulangan, supaya tahu siapa yang pintar. Apalagi, kemarin waktu di SPN Sampali, yang kalah meminta keterangan dari panitia, tapi malah dibentak-bentak petugas di sana. Tapi, penerimaan polisi transparan, ini kok malah bertolak belakang. Besok kami aksi besar-besaran di sini,” tegasnya.
Terpisah, Kabid Humas Poldasu, Kombes Helfi Assegaf, kembali menegaskan, bila merasa terdapat kejanggalan atau permainan, silahkan melapor ke meja pengaduan. Soal dugaan kecurangan itu, pihaknya sudah melakukan prosedur penerimaan dengan baik.
“Calon yang protes tidak memperhatikan dengan baik hasil yang ditayangkan di layar, sehingga merasa berbeda dengan yang ditempel di papan pengumuman. “Kalau keberatan, silahkan mengadukannya ke meja pengaduan,” tuturnya. Apalagi, sambung Helfi, selain dari internal Poldasu, pengawasan dilakukan pengawas eksternal yang berasal dari LSM, dosen perguruan tinggi negeri.
“Pengawasan itu telah dilakukan dari sebelum berlangsungnya seleksi. Dipastikan, tidak ada peluang sedikitpun terjadinya tindak penyimpangan yang dilakukan panitia. Prosedur penerimaan sudah kita lakukan,” pungkasnya. (gib/smg/trg)