Sahur Bersama Tokoh di Sumatera Utara, H Ajie Karim (10)
Suasana akrab mengisi sahur bersama pengusaha advertising, H Ajie Karim di kediamannya di Jalan Bunga Asoka Medan. Menu sahur didominasi seafood. Sebelum sahur, tokoh muda yang mulai naik daun pada Pemilu Legislatif 2009 ini banyak bercerita tentang pengalaman bisnisnya, hingga terjun ke dunia politik.
Tim Sumut Pos, Medan
“Apa kabar? Tersesat tadi?” sapa Ajie Karim, saat menerima kedatangan tim Sumut Pos di rumahnya sekitar pukul 03:30 WIB.
Usai berbasa-basi, Ajie Karim mempersilakan tim Sumut Pos duduk, kemudian memperkenalkan tim dengan istri, Hariati Sari, dan putri keduanya, Silvia Karisma, yang pagi itu sudah bangun menunggu makan sahur.
“Ini istri dan putri saya. Anak saya nomor satu, Lidya Sakila, ikut pesantren kilat di sekolahnya, sementara yang paling bungsu, Dewa Andara, lagi tidur. Tidak ikut sahur karena masih kecil,” kata Adji.
Tokoh politik yang kini menjabat sebagai Wakil Bendahara Partai Gerinda Sumut ini sempat menyinggung sahur bersama tim Sumut Pos setahun lalu. “Kalau tahun lalu kita sahur di rumah Binjai sekarang kita sahur di rumah Medan,” kata Ajie, yang mengaku baru 6 bulan tinggal di Asoka.
Kenapa tahun lalu dia tinggal di Binjai? Karena tahun lalu dirinya lagi sibuk-sibuknya menghadapi Pemilukada Kota Binjai. Maklum, pada saat itu Ajie maju sebagai kandidat Wakil Wali Kota Medan yang berpasangan dengan Abdul Gani.
Meski kalah dalam pesta rakyat itu, Ajie tidak patah semangat. Dia punya prinsip kekalahan adalah kesuksesan yang tertunda. Bahkan saat ini dirinya ditunjuk sebagai Korda Pemenangan Partai Gerindra Wilayah Binjai-Langkat, oleh partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu. “Sekarang pun rumah di Binjai masih saya tempati. Saya pun tetap akan fokus ke daerah Binjai, karena kader-kader partai banyak di sana,” jelasnya.
Kenapa tertarik masuk ke dunia politik? Ajie tersenyum. Menurutnya, sifat manusia memang tidak ingin berhenti di satu titik yang sudah dicapai. “Manusia akan selalu ingin melangkah maju. Nah, dengan masuk ke dunia politik, selain bisa mengabdi kepada rakyat, juga sebagai aktualisasi diri,” cetusnya.
Tentang target di dunia politik, penggemar kuliner seafood ini tidak berani mematok. Karena menurutnya dunia politik itu tidak bisa diprediksi. “Hari ini kawan, besok bisa jadi lawan. Jadi, ya mengalir sajalah,” ucapnya.
Sebelum dikenal di dunia politik, Ajie lebih dulu dikenal di dunia bisnis. Bagaimana ia terjun ke dunia bisnis dan apa resep suksesnya?
Ajie Karim pun bercerita sedikit. Ia menuturkan, bisnis advertising yang menjadi bisnis pertamanya, awalnya dikelola oleh orangtuanya, H Surya Sutrisno (Alm) dan Hj Muriati. Ia sempat bergabung dengan Humpuss, perusahaan milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Namun kemudian, ia mendirikan perusahaannya sendiri.
Sekarang. Ajie memiliki berbagai jenis bisnis, antara lain properti dan perkebunan kelapa sawit. Namun ia tetap mempertahankan bisnis advertising. Alasannya: “Itu bisnis pertama saya. Itu awalnya.”
Tentang pengelolaan sejumlah bisnisnya tersebut, Ajie mempercayakan kepada para profesional. Ayah tiga anak ini cukup mengontrolnya secara berkala. Berbagai media komunikasi dimanfaatkan untuk terus memantau perkembangan bisnisnya. Meski demikian, ia mengaku, tidak melulu menerapkan prinsip bisnis dalam menjalankan usahanya.
“Seperti bisnis advertising ini misalnya. Seringkali saya memberi ’harga kawan’. Termasuk kepada sejumlah kandidat Gubsu. Semuanya harga kawan, karena mereka ya kawan-kawan saya,” kata penggemar otomotif ini seraya tertawa kecil.
Untungnya di bidang lain, semisal produk, dan lain sebagainya Ajie Karim mendapatkan sejumlah tender proyek periklanan, termasuk yang berskala nasional. Untuk mendapatkan tender nasional, meski untuk proyek skala Pulau Sumatera, ia harus bertarung dengan puluhan pengusaha nasional dan lokal. “Ya, untungnya kita bisa dapat beberapa. Tapi masih untuk jatah Sumatera saja, dari Aceh sampai Lampung. Kalau untuk nasional secara keseluruhan, masih pengusaha besar yang menang,” jelasnya.
Ditanya apa kiat sukses dalam menjalankan bisnis? Ajie terdiam sejenak, lantas menjawab: berani dan jujur. “Soal nasib kita tidak tahu, semua bisa terjadi jika Allah menghendaki. Yang penting berani berusaha… dan jujur. Sekali Anda ketahuan tidak jujur, sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari rekan bisnis,” ungkapnya.
Tak hanya itu, jika ingin sukses, lanjutnya lagi, bergaullah dengan orang-orang sukses. Jika ingin kaya bergaullah dengan orang kaya. “Dengan bergaul bersama mereka, pola pikir sukses mereka akan mempengaruhi kita. Kita belajar banyak dari mereka. Sekaligus, kita memperoleh informasi-informasi dan memperluas jaringan,” katanya mantap.
Ngomong-ngomong apa nih langkah cepat menjadi kaya, Bang Ajie? “Berwirausahalah,” cetusnya, lantas tertawa lebar.
Lantas, Ajie mengajak tim sahur bersama. Menunya seafood. Sedappp…! (*)