25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bonus demografi di Indonesia dituntut menciptakan generasi muda yang mampu memiliki daya saing, dan skill sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan industri saat ini. Jangan sampai, memiliki anak-anak sehat, tapi tidak memiliki skill mempuni.

Hal itu, diungkapkan oleh Deputi II Bidang Pembangunan Manusia dari Kantor Staf Presiden, Abetnego Tarigan, pada peluncuran dan diskusi Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Sumatera Utara tahun 2023, berlangsung di Aula Raja Inal Siregar, Lantai II Kantor Gubernur Sumut, Kota Medan, Rabu (1/11)

“Kita mempunyai anak-anak sehat, tapi tidak punya skill. Tidak punya lapangan pekerjaan, tidak nyambung, apa yang terjadi?. Kita memiliki masalah-masalah sosial di dalamnya,” ucap Abetnego.

Melalui kegiatan ini, Abetnego mengharapkan terbangun pengembangan inovasi berbasis dengan potensi di daerah. Sehingga mampu menjadi memperkuat ekosistem kemitraan Kedepannya bagi Sumut dan di Indonesia secara umum.

“Benar-benar siap, kami lihat avokasi benar-benar memikirkan aspek hal itu semua,” tutur Abetnego.

Lanjut, Abetnego Tarigan mengatakan Program ini merupakan titik awalan daerah untuk menentukan arah masa depan pembangunan ekonomi dan inovasinya sendiri, sebagai kelanjutan pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia yang sebelumnya telah diatur dalam I Perpres Nomor 68 Tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

“Kami melihat tantangan sesungguhnya yang saat ini ada di daerah adalah kemampuan mengelola lembaga serta membangun komunikasi dengan lintas stakeholder. SDM pendidikan vokasi dengan visi mumpuni menjadi kunci,” terang Abetnego.

Ia menambahkan ekosistem kemitraan inilah yang nantinya akan menjadi pendorong daya saing ekonomi di daerah .

Untuk diketahui, Politeknik Negeri Medan (Polmed) dipercaya Direktorat Kemitraan Penyelarasan DUDI Kemendikbud Ristek sebagai koordinator Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Sumatera Utara .

Program yang dirangkai dengan penandatangan konsorsium tersebut beranggotakan Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara (USU), Politeknik Wilmar Bisnis dan AMIK Polibisnis, kalangan komunitas, dan Kadin Sumut serta media massa.

Kegiatan ini, dihadiri juga oleh pejabat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Fahdiansyah Putra, para kepala daerah, pejabat birokrat, serta pelaku usaha serta peserta konsorsium.

Kick Off program di launching secara resmi oleh Plt Direktur Kemitraan dan Penyelaras DUDI Kemendikbud Ristek, Uuf Brajawidagda, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprovsu, Basarin Yunus Tanjung, Direktur Polmed, Dr.Ir.Idham Kamil, ST,MT dan pejabat LPDP.

Pada kesempatan peluncuran program ini, dilaksanakan pula Diskusi Publik yang melibatkan narasumber Kepala Dinas Tenaga Kerja Sumut, Kadin, dan pejabat dari Kementerian Perdagangan.

Plt Direktur Kemitraan dan Penyelaras DUDI Kemendikbud Ristek, Uuf Brajawidagda, mengucapkan terima kasih atas kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan Pemerintah Daerah, dimana salah satu upaya konkrit adalah program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah.

Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan model ekosistem yang akan dijadikan acuan dalam menentukan klaster inovasi berdasarkan potensi dan agenda prioritas pembangunan daerah.

Lebih lanjut, Uuf menyebutkan bahwa, program ini akan dicapai melalui, kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan pemerintah daerah, dan akan disesuaikan dengan kebutuhan DUDI ( Dunia Usaha Dunia Industri).

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprovsu, Basarin Yunus Tanjung mengatakan, Pendidikan Vokasi harus hadir sebagai solusi bagi pembangunan daerah sehingga potensi yang ada di daerah dapat dioptimalkan untuk meningkatkan daya saing daerah, serta berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi di daerah.

Basarin menjelaskan bahwa Sumut sudah selayaknya menjadi daerah Vokasi dengan jumlah ribuan SMK, baik negeri maupun swasta. Dari total sekitar 2.050 SMA/SMK di Sumut, akan ada 8.000 lulusan setiap tahunnya.

“Ini yang kita selalu berupaya bagaimana agar penyerapan tenaga kerja di Sumut bisa efektif bagi lulusan SMA/SMK di setiap tahunnya. Untuk itu Pemprov Sumut mendukung program ini karena pendidikan vokasi dibutuhkan untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja,” ujarnya.

Direktur Polmed, Dr. Ir. Idham Kamil, ST, MT, pihaknya akan melakukan langkah-langkah strategis dan pendataan. Katanya, program ini merupakan tindak lanjut Perpres Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi bertujuan untuk menyiapkan SDM kompeten, produktif, dan berdaya saing untuk menyiapkan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Program penguatan ekosistem vokasi dilaksanakan di 27 provinsi dengan 20 Perguruan Tinggi vokasi di Indonesia dan merupakan kehormatan bagi kami Polmed ditunjuk sebagai koordinator pelaksana untuk mengambil program ini di Provinsi Sumut,” ujar Idham.

Dikatakannya, dalam program ini pihaknya menggandeng perguruan tinggi vokasi yakni Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara, Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, dan AMIK Polibisnis, kementerian Perdagangan dan terus melakukan upaya kerja sama dengan DUDI.

“Kami yakin semangat kerjasama yang tinggi dapat menghasilkan hal baik khususnya kemitraan dalam program ini,” katanya sembari mengungkapkan program ini, akan dilakukan selama tiga tahun.

Di tahun pertama akan dilakukan riset tentang perencanaan inovasi yang akan menghasilkan policy brief.”Dan juga bisa berupa peningkatan kapasitas di perguruan tinggi vokasi dan juga di lembaga-lembaga pelatihan vokasi. Tahun pertama ini kick off programnya yang nanti akan dilakukan selama hampir satu tahun untuk penyusunan mapping,” tandasnya.(gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bonus demografi di Indonesia dituntut menciptakan generasi muda yang mampu memiliki daya saing, dan skill sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan industri saat ini. Jangan sampai, memiliki anak-anak sehat, tapi tidak memiliki skill mempuni.

Hal itu, diungkapkan oleh Deputi II Bidang Pembangunan Manusia dari Kantor Staf Presiden, Abetnego Tarigan, pada peluncuran dan diskusi Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Sumatera Utara tahun 2023, berlangsung di Aula Raja Inal Siregar, Lantai II Kantor Gubernur Sumut, Kota Medan, Rabu (1/11)

“Kita mempunyai anak-anak sehat, tapi tidak punya skill. Tidak punya lapangan pekerjaan, tidak nyambung, apa yang terjadi?. Kita memiliki masalah-masalah sosial di dalamnya,” ucap Abetnego.

Melalui kegiatan ini, Abetnego mengharapkan terbangun pengembangan inovasi berbasis dengan potensi di daerah. Sehingga mampu menjadi memperkuat ekosistem kemitraan Kedepannya bagi Sumut dan di Indonesia secara umum.

“Benar-benar siap, kami lihat avokasi benar-benar memikirkan aspek hal itu semua,” tutur Abetnego.

Lanjut, Abetnego Tarigan mengatakan Program ini merupakan titik awalan daerah untuk menentukan arah masa depan pembangunan ekonomi dan inovasinya sendiri, sebagai kelanjutan pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia yang sebelumnya telah diatur dalam I Perpres Nomor 68 Tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

“Kami melihat tantangan sesungguhnya yang saat ini ada di daerah adalah kemampuan mengelola lembaga serta membangun komunikasi dengan lintas stakeholder. SDM pendidikan vokasi dengan visi mumpuni menjadi kunci,” terang Abetnego.

Ia menambahkan ekosistem kemitraan inilah yang nantinya akan menjadi pendorong daya saing ekonomi di daerah .

Untuk diketahui, Politeknik Negeri Medan (Polmed) dipercaya Direktorat Kemitraan Penyelarasan DUDI Kemendikbud Ristek sebagai koordinator Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Sumatera Utara .

Program yang dirangkai dengan penandatangan konsorsium tersebut beranggotakan Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara (USU), Politeknik Wilmar Bisnis dan AMIK Polibisnis, kalangan komunitas, dan Kadin Sumut serta media massa.

Kegiatan ini, dihadiri juga oleh pejabat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Fahdiansyah Putra, para kepala daerah, pejabat birokrat, serta pelaku usaha serta peserta konsorsium.

Kick Off program di launching secara resmi oleh Plt Direktur Kemitraan dan Penyelaras DUDI Kemendikbud Ristek, Uuf Brajawidagda, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprovsu, Basarin Yunus Tanjung, Direktur Polmed, Dr.Ir.Idham Kamil, ST,MT dan pejabat LPDP.

Pada kesempatan peluncuran program ini, dilaksanakan pula Diskusi Publik yang melibatkan narasumber Kepala Dinas Tenaga Kerja Sumut, Kadin, dan pejabat dari Kementerian Perdagangan.

Plt Direktur Kemitraan dan Penyelaras DUDI Kemendikbud Ristek, Uuf Brajawidagda, mengucapkan terima kasih atas kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan Pemerintah Daerah, dimana salah satu upaya konkrit adalah program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah.

Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan model ekosistem yang akan dijadikan acuan dalam menentukan klaster inovasi berdasarkan potensi dan agenda prioritas pembangunan daerah.

Lebih lanjut, Uuf menyebutkan bahwa, program ini akan dicapai melalui, kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan pemerintah daerah, dan akan disesuaikan dengan kebutuhan DUDI ( Dunia Usaha Dunia Industri).

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprovsu, Basarin Yunus Tanjung mengatakan, Pendidikan Vokasi harus hadir sebagai solusi bagi pembangunan daerah sehingga potensi yang ada di daerah dapat dioptimalkan untuk meningkatkan daya saing daerah, serta berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi di daerah.

Basarin menjelaskan bahwa Sumut sudah selayaknya menjadi daerah Vokasi dengan jumlah ribuan SMK, baik negeri maupun swasta. Dari total sekitar 2.050 SMA/SMK di Sumut, akan ada 8.000 lulusan setiap tahunnya.

“Ini yang kita selalu berupaya bagaimana agar penyerapan tenaga kerja di Sumut bisa efektif bagi lulusan SMA/SMK di setiap tahunnya. Untuk itu Pemprov Sumut mendukung program ini karena pendidikan vokasi dibutuhkan untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja,” ujarnya.

Direktur Polmed, Dr. Ir. Idham Kamil, ST, MT, pihaknya akan melakukan langkah-langkah strategis dan pendataan. Katanya, program ini merupakan tindak lanjut Perpres Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi bertujuan untuk menyiapkan SDM kompeten, produktif, dan berdaya saing untuk menyiapkan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Program penguatan ekosistem vokasi dilaksanakan di 27 provinsi dengan 20 Perguruan Tinggi vokasi di Indonesia dan merupakan kehormatan bagi kami Polmed ditunjuk sebagai koordinator pelaksana untuk mengambil program ini di Provinsi Sumut,” ujar Idham.

Dikatakannya, dalam program ini pihaknya menggandeng perguruan tinggi vokasi yakni Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara, Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, dan AMIK Polibisnis, kementerian Perdagangan dan terus melakukan upaya kerja sama dengan DUDI.

“Kami yakin semangat kerjasama yang tinggi dapat menghasilkan hal baik khususnya kemitraan dalam program ini,” katanya sembari mengungkapkan program ini, akan dilakukan selama tiga tahun.

Di tahun pertama akan dilakukan riset tentang perencanaan inovasi yang akan menghasilkan policy brief.”Dan juga bisa berupa peningkatan kapasitas di perguruan tinggi vokasi dan juga di lembaga-lembaga pelatihan vokasi. Tahun pertama ini kick off programnya yang nanti akan dilakukan selama hampir satu tahun untuk penyusunan mapping,” tandasnya.(gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/