26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Ateng Tewas Terbakar sambil Berlari-lari

Foto: Rizky/PM Jenazah Ateng dibawa ke ruang mayat RSU dr Pirngadi Medan, Minggu (1/2/2015).
Foto: Rizky/PM
Jenazah Ateng dibawa ke ruang mayat RSU dr Pirngadi Medan, Minggu (1/2/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat istri berobat ke dukun, Zuniardiansyah alias Ateng (37) berlari ke sana-ke mari dengan tubuh terbakar. Disuruh diam, dia malah membaringkan tubuh ke kasur busa. Tak ayal, api makin marak membakar dirinya hingga warga Dusun IV Mariendal itu tewas di depan anaknya, Minggu (1/2).

Edgar Chandra (17), mengaku tak menyangka ayah tirinya itu tewas mengenaskan. Dia sendiri mengetahui kejadian itu setelah teman ayahnya, dipangggil Gajah, datang terengah-engah ke doorsmeer tempatnya kerja. Doorsmeer itu sekira 300 meter dari rumah mereka.

Gajah kala itu melintaas dan melihat asap mengepul dari rumah berdinding tepas yang berada di Jl. Kebun Kopi Perumahan Pondok Permai, Dusun 4 Mariendal I, Kec. Patumbak, Kab. Deliserdang, sekira pukul 16.00 WIB. Gajah yang biasanya sering ke rumah korban, seketika menjerit dan mengabari edgar. “Kawan bapak marga Gajah yang beritahu aku. Dia keluar menjerit-jerit,” jelasnya.

Kemudian, dia bersama keempat rekannya, berlari ke rumah. Sontak dia kaget. Dia menyaksikan, Ateng sudah terbakar dan berjalan ke sana-kemari karena kepanasan. Edgar yang panik, lantas hanya bisa menyarankan kepada ayahnya agar tak berlari dan berada di luar rumah.

Namun, Ateng tak mendengar. Dia malah masuk dan membaringkan tubuhnya ke atas kasur busa yang berjarak 40 cm dari kompor. Tak pelak, kasur tersebut pun turut terbakar bersama dirinya. Edgar dan teman-temannya langsung menyiram air ke kompor dan kasur. “Aku lihat bapak terbakar. Aku sudah mencoba menolong tapi tidak bisa Bang,” ucapnya.

Diakuinya, saat itu, ayah tirinya memang sendirian di rumah. Saat ditinggalkannya, sedang memasak air di kompor 12 sumbu. “Mungkin karena apinya besar sehingga menjilat dinding yang terbuat dari bambu. Sudah kubilangnya jangan lari karena kami mencari air, tapi tidak didengarnya. Kalau rumah tidak ada yang terbakar. Hanya kasur dan kompor saja yang meledak. Memang bapak suka menyendiri,” tuturnya di lokasi.

Warga yang heboh, berbondong datang dan melihat Ateng sudah tewas. Sekitar setengah jam kemudian, polisi dari Polsek Patumbak turun ke lokasi dan melakukan olah TKP. Petugas belum mengetahui sebab pasti tewasnya korban, namun, korban diduga tewas terbakar karena terkena jilatan api yang datang dari kompor.

“Kita masih menyelidikinya. Saksi sudah ada. Korban akan di bawa ke Rs Pirngadi Medan,” terang Kanit Reskrim Polsek Patumbak, AKP I Kadek Harry. Diterangkannya, keterangan yang kita kumpul, korban tewas akibat api yang berasal dari kompor milik korban. Dari, keterangan saksi, korban mempunyai penyakit. “Akibat kena api, belum ada tanda-tanda pukulan atau kejahatan lainnya. Kita juga masih mendalaminya,” tuturnya.

Lalu kenapa Ateng bisa sendirian di rumah? Edgar mengaku ibunya tengah berobat. “Ginilah kalau sudah nasib, ayah tewas dan ibu berobat ke dukun patah. Ibuku beberapa bulan lalu ditabrak mobil, dan sekarang masih di dukun patah,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.(gib/trg)

Foto: Rizky/PM Jenazah Ateng dibawa ke ruang mayat RSU dr Pirngadi Medan, Minggu (1/2/2015).
Foto: Rizky/PM
Jenazah Ateng dibawa ke ruang mayat RSU dr Pirngadi Medan, Minggu (1/2/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat istri berobat ke dukun, Zuniardiansyah alias Ateng (37) berlari ke sana-ke mari dengan tubuh terbakar. Disuruh diam, dia malah membaringkan tubuh ke kasur busa. Tak ayal, api makin marak membakar dirinya hingga warga Dusun IV Mariendal itu tewas di depan anaknya, Minggu (1/2).

Edgar Chandra (17), mengaku tak menyangka ayah tirinya itu tewas mengenaskan. Dia sendiri mengetahui kejadian itu setelah teman ayahnya, dipangggil Gajah, datang terengah-engah ke doorsmeer tempatnya kerja. Doorsmeer itu sekira 300 meter dari rumah mereka.

Gajah kala itu melintaas dan melihat asap mengepul dari rumah berdinding tepas yang berada di Jl. Kebun Kopi Perumahan Pondok Permai, Dusun 4 Mariendal I, Kec. Patumbak, Kab. Deliserdang, sekira pukul 16.00 WIB. Gajah yang biasanya sering ke rumah korban, seketika menjerit dan mengabari edgar. “Kawan bapak marga Gajah yang beritahu aku. Dia keluar menjerit-jerit,” jelasnya.

Kemudian, dia bersama keempat rekannya, berlari ke rumah. Sontak dia kaget. Dia menyaksikan, Ateng sudah terbakar dan berjalan ke sana-kemari karena kepanasan. Edgar yang panik, lantas hanya bisa menyarankan kepada ayahnya agar tak berlari dan berada di luar rumah.

Namun, Ateng tak mendengar. Dia malah masuk dan membaringkan tubuhnya ke atas kasur busa yang berjarak 40 cm dari kompor. Tak pelak, kasur tersebut pun turut terbakar bersama dirinya. Edgar dan teman-temannya langsung menyiram air ke kompor dan kasur. “Aku lihat bapak terbakar. Aku sudah mencoba menolong tapi tidak bisa Bang,” ucapnya.

Diakuinya, saat itu, ayah tirinya memang sendirian di rumah. Saat ditinggalkannya, sedang memasak air di kompor 12 sumbu. “Mungkin karena apinya besar sehingga menjilat dinding yang terbuat dari bambu. Sudah kubilangnya jangan lari karena kami mencari air, tapi tidak didengarnya. Kalau rumah tidak ada yang terbakar. Hanya kasur dan kompor saja yang meledak. Memang bapak suka menyendiri,” tuturnya di lokasi.

Warga yang heboh, berbondong datang dan melihat Ateng sudah tewas. Sekitar setengah jam kemudian, polisi dari Polsek Patumbak turun ke lokasi dan melakukan olah TKP. Petugas belum mengetahui sebab pasti tewasnya korban, namun, korban diduga tewas terbakar karena terkena jilatan api yang datang dari kompor.

“Kita masih menyelidikinya. Saksi sudah ada. Korban akan di bawa ke Rs Pirngadi Medan,” terang Kanit Reskrim Polsek Patumbak, AKP I Kadek Harry. Diterangkannya, keterangan yang kita kumpul, korban tewas akibat api yang berasal dari kompor milik korban. Dari, keterangan saksi, korban mempunyai penyakit. “Akibat kena api, belum ada tanda-tanda pukulan atau kejahatan lainnya. Kita juga masih mendalaminya,” tuturnya.

Lalu kenapa Ateng bisa sendirian di rumah? Edgar mengaku ibunya tengah berobat. “Ginilah kalau sudah nasib, ayah tewas dan ibu berobat ke dukun patah. Ibuku beberapa bulan lalu ditabrak mobil, dan sekarang masih di dukun patah,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.(gib/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/