MEDAN-Penertiban parkir yang dilakukan Pemko Medan di dua titik lokasi rawan kemacetan, Kamis (1/3) mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB kurang efektif. Pasalnya, kendaraan yang parkir di badan jalan tertata baik saat penertiban berlangsung. Namun, ketika penertiban selesai parkir berlapis kembali terlihat.
Dari pantauan wartawan di Pasar Sukaramai sekira pukul 09.30 WIB, becak dan kendaraan-kendaraan yang parkir sesuka hati. Begitu juga siang hari sekira pukul 13.00 WIB, parkir berlapis di depan Perguruan Yayasan Harapan Medan, Jalan Imam Bonjoln
Padahal, pagi hari tim yang tergabung dari Satlantas Polresta Medan, Dinas Perhubungan (Dishub) Medan, Satpol PP, Camat, Kapolsekta dan Danramil sudah melakukan penertiban di dua lokasi.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Medan, Armansyah Lubis menegaskan kalau penertiban sudah dilakukan di dua lokasi yang selama ini rawan kemacetan.
“Tadi pagi sudah kita lakukan penertiban di dua lokasi bersama dengan tim gabungan, yakni untuk menata agar tidak terjadi parkir kendaraan berlapis dan parkir kendaraan pribadi siswa di sekolah yang memakan badan jalan, serta parkir di pasar,” kata Armansyah.
Kabid Lalulintas Dishub Medan, Toga Aruan menambahkan, tim gabungan sudah turun untuk menertibkan parkir berlapis terutama di depan sekolah Harapan. Namun, diakui Toga memang penertiban yang dilakukan pihaknya tidak bisa langsung melakukan penindakan.
“Kita hanya menata saja agar tidak ada parkir kendaraan berlapis. Saat kita tertibkan tadi sudah bagus, kendaraan yang parkir hanya selapis. Tapi kalau siang begini kembali lagi, itulah memang kendala kita,” terang Toga.
Dikatakannya, pihaknya bersama Satlantas Polrseta Medan, Jumat (2/3) hari ini akan memasang traffic cone (pembatas jalan berbentuk kerucut) di sekitar areal Perguruan Harapan Medan dan Pasar Sukaramai, dengan begitu diharapkannya, tidak akan ada lagi parkir berlapis yang membuat kemacetan.
Ditegaskan Toga, dalam penertiban yang dilakukan pihaknya memang tidak langsung melakukan penindakan terhadap pemilik kendaraan di tempat. “Kita memang tidak bisa serta merta melakukan penindakan. Ini juga baru penertiban yang pertama kita lakukan terutama untuk kendaraan pribadi di sekolah. Tapi penertiban ini akan secara berkelanjutan kita lakukan,” jelas Toga.
Dikatakan Toga, penertiban ini tetap akan dilakukan di beberapa titik lokasi seperti di sekitar Jalan Imam Bonjol, tepatnya di sekitar perguruan Harapan Medan, Perguruan Methodist, Perguruan Sutomo, Perguruan Santo Thomas dan lainnya. “Penertiban akan terus berlanjut dilakukan dikarenakan parkir berlapis di beberapa sekolah di jalan yang berada di inti Kota Medan selalu menimbulkan kemacetan hingga mengganggu arus lalu lintas jalan. Apalagi waktu pagi dan sore hampir seluruh jalan di inti kota macet total,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Medan, Rajab Lubis mengungkapkan, dari hasil tim monitoring pihaknya yang turun langsung ke sekolah, sejauh ini kendaraan pribadi yang masih tinggi jumlahnya itu terjadi karena orangtua siswa yang menginginkan anaknya nyaman berangkat dan sampai di sekolah. “Terlebih lagi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi mengakibatkan semakin banyaknya mobil pribadi yang antar jemput anak sekolah, hal ini tidak bisa kita pungkiri,” terang Rajab.
Makanya, lanjut Rajab, ke depan harus dilakukan pengaturan secara sistematis, yakni pihak sekolah harus menugaskan pegawai untuk mengatur kendaraan pribadi masuk dan ke luar sekolah saat mengantar dan menjemput siswa. “Penyebab kemacetan ini, di mana saat jam masuk sekolah 07.30 WIB, itu secara bersamaan siswa diantar menggunakan mobil pribadi, sehingga menyebabkan membeludaknya seluruh mobil pribadi di depan sekolah. Hal inilah yang mengakibatkan sepanjang hari mobil penuh terutama di saat pulang sekolah,” jelas Rajab.
Ke depannya, Disdik Meddan akan terus melakukan monitoring, kalau kemacetan di depan sekolah terus terjadi. “Tim akan terus mensosialisasikan ke sekolah secara berkelanjutan, supaya tidak terulang lagi kemacetan terutama di depan sekolah,” jelasnya.
Ketika disinggung untuk lahan parkir yang belum dimiliki sekolah secara luas, Rajab mengakui Disdik Medan selama ini belum mempertimbangkan banyaknya siswa yang membawa pribadi seperti saat ini. “Pertumbuhan parkir itu sesuai dengan tingkat ekonomi dan pertumbuhan masyarakat. Tapi kita tidak bisa menindak langsung kendaraan pribadi yang dibawa orangtua atau siswa, tapi kita akan tetap terus akan melakukan monitoring dan penataan,” papar Rajab sembari menyarankan agar pihak sekolah dapat melakukan pengadaan bus untuk antar dan jemput siswa ke sekolah.(adl)