Korban Dilarang Minta-minta
MEDAN-Bencana banjir yang melanda Kota Medan sekitarnya menyisakan duka mendalam. Banyak warga yang menjadi korban menjadi tidak berdaya akibat bencana itu. Dari data resmi yang diperoleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan per pukul 17.00 WIB, Jumat (1/4), korban banjir sudah mencapai 7.241 Kepala Keluarga (KK) atau 26.959 Jiwa.
Jumlah tersebut diperoleh dari Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Labuhan, Medan Johor, Medan Maimun dan Medan Polonia serta Medan Deli.
Di Medan Tuntungan sendiri, jumlah KK yang terendam sebanyak 1.414 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 5.656 jiwa. Titik terparah terjadi di Kelurahan Mangga. Di kelurahan ini, terdapat sebanyak 11 lingkungan yang terendam banjir, antara lain Lingkungan I, Lingkungan IV, Lingkungan V, Lingkungan VI, Lingkungan VII, Lingkungan IX, Lingkungan X, Lingkungan XII, Lingkungan XIV, Lingkungan XX dan Lingkungan XXI. Sedangkan di Kecamatan Maimun, terdapat 2.257 KK dengan 8.309 jiwa.
Sementara itu, di Kecamatan Medan Johor terdapat sebanyak 500 KK dengan 2.000 jiwa. Untuk Kecamatan Medan Labuhan diperoleh data korban banjir sebanyak 1.800 KK dengan 7.200 jiwa yang tersebar di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Martubung dan Kelurahan Pekan Labuhan. Di Kelurahan Martubung, lokasi yang terendam banjir ada sebanyak 5 lingkungan, yaitu Lingkungan I, II, IV dan VI serta lingkungan VII. Sedangan di Kelurahan Pekan Labuhan hanya satu lingkungan yakni lingkungan I. Sementara itu, di Kecamatan Medan Deli daerah yang terendam banjir adalah Kelurahan Titi Papan tepatnya di Lingkungan IV, V dan VI dengan jumlah korban sebanyak 410 KK dengan 1.892 jiwa. Sayangnya, untuk Kecamatan Medan Polonia, Pemko Medan belum mendapatkan data ril dan saat ini masih dalam tahap pendataan.
Air yang mulai merendam Medan sejak pukul 22.00 WIB, Kamis malam (31/3), juga menggenangi sejumlah sekolah dasar (SD), antara lain SD Negeri 068005 Jalan Jahe, SD N 068008 Jalan Damar, SD N 068044 Jalan Pinang Raya, SD N 068007 Jalan Rotan, SDN 068003 Jalan Kayu Manis, SD N 068006 Jalan Pala dan Yayasan Mulia Pratama Jalan Jahe Raya.
—
Pejabat Ikut Kebanjiran
Banjir datang tidak pandang bulu. Selain menggenangi pemukiman warga, air juga singgah di rumah dinas gubernur, rumah dinas wali kota, rumah pribadi wakil wali kota serta rumah sejumlah muspida Medan dan Sumut lain.
Pantauan Sumut Pos, rumah dinas gubernur di Jalan Sudirman terendam banjir. Begitu juga rumah dinas Pandam I BB Leonardus Siegers dan Rumah Dinas Kapolda Irjen Pol Wisnu, termasuk halaman rumah dinas wali kota Medan juga digenangi air.
“Tadi pukul 10.00 WIB, belum banjir gini. Tadi pun di sekitar Jalan Mongonsidi mau ke Polonia juga belum banjir. Tapi sekarang sudah merata semua banjirnya. Sekitar pukul 11.30 WIB tadi mulai nampak banjirnya,” kata Endika, anggota Satpol PP di rumah dinas wali kota Medan.
Sementara rumah pribadi Wakil Wali Kota Dzulmi Eldin di Komplek Citra Wisata, Medan Johor, juga terendam banjir selutut orang dewasa. Banjir di komplek ini akibat tanggul Sei Babura jebol.
Bukan hanya di lokasi itu, di Jalan Juanda tepatnya ke arah Jalan Sudirman banjir juga terjadi dengan ketinggian mencapai lutut orang dewasa.
Pemandangan yang sama terlihat di Jalan DR Cipto, tepatnya di samping Rumah Dinas Gubsu. Begitu pula di Jalan Wali Kota, Jalan Uskup Agung, Jalan Hang Kesturi, Jalan Hang Tuah, Hang Jebat, Jalan T Cik Di Tiro dan beberapa lokasi lainnya.
Akibat banjir tersebut, terjadi kemacetan di beberapa ruas jalan. Kemacetan antara lain terlihat di Jalan Sudirman tepatnya di persimpangan Jalan Cik Di Tiro. Ruas jalan lain yang macet adalah akses jalan Imam Bonjol menuju ke Jalan Avros, sehinggga ditutup dan dialihkan ke jalan yang menembus Jalan Juanda-Mongonsidi. Namun, di titik ini, tepatnya di dekat KFC Mongonsidi juga terjadi kemacetan yang relatif panjang.
——
Landasan Polonia Terendam
Bandara Polonia Medan yang diapit Sungai Deli dan Sungai Babura juga tidak luput dari banjir. Landasan pacu (run way) Bandara Polonia Medan digenangi air. Air mulai masuk di kawasan run way mulai Jumat pagi sekira pukul 03.00 WIB hingga sore hari
Pangkosek Marsekal Utama Bonar Hutagaol mengatakan, banjir tidak mengganggu penerbangan. “Sampai sekarang ini maskapai penerbangan tidak ada yang ditunda,” kata Bonar Hatagaol di Bandara Polonia Medan, kemarin.
Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan, Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara diturunkan. Paskhas melakukan pengecekan di run way Bandara Polonia Medan. Selain itu, pasukan baret orange ini dilengkapi perahu karet untuk menyelamatkan warga di pemukiman komplek AURI dan warga sipil. “Ketinggian air di komplek Angakatan Udara yang berdekatan Bandara Polonia mencapai pinggang orang dewasa,” ujar Hutagaol.
—
Humas PT Angakasa Pura (AP) II Bandara Polonia Medan, Firdaus membenarkan banjir tidak berdampak pada arus penerbangan di Bandara Polonia Medan. “Genangan-genangan air memang tampak di areal landasan. Namun genangan air ini belum mengganggu kegiatan penerbangan. Hingga saat ini segala kegiatan di Bandara Polonia masih aman,” tegas Firdaus.
Menurut jubir AP II Bandara Polonia Medan ini, bandara baru akan ditutup bila genangan air kian tinggi. “Namun sampai saat ini tidak ada laporan dari para maskapai yang menyatakan terganggu dengan genangan air,” tegas Firdaus
Penelusuran wartawan koran ini di perumahan TNI AU yang terletak di belakang Bandara Polonia Medan, air mulai membanjiri kawasan tersebut pukul 04.00 WIB.
Air mulai naik sebatas pinggang dimulai pukul 09.15 WIB. Namun mulai pukul 17.00 WIb, air berangsur surut. Akibat banjir tersebut, seluruh warga terpaksa mengungsi dan menyelamatkan barang-barang mereka masing-masing ketempat yang lebih tinggi.
Dilarang Minta-minta
Wali Kota Medan Rahudman Harahap pada rapat evaluasi bencana banjir di Pendopo Rumah Dinasnya petang kemarin menegaskan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri untuk bertanggung jawab terhadap semua sekolah yang banjir. “Jangan sampai proses belajar-mengajar terganggu,” tegasnya.
Rahudman juga “mengharamkan” para korban banjir meminta-minta bantuan di jalan-jalan. Untuk yang ini, Rahudman menugaskan kepada Kepala Dinas Perhubungan Medan Syarif Armansyah alias Bob, untuk melakukan penertiban.
“Pemko masih sanggup membiayai para korban. Dinas Perhubungan harus memperhatikan ini, jangan sampai saya lihat ada warga yang meminta-minta bantuan di jalan,” tegasnya.
(ari/rud)