25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

16 Pos Polisi Dirusak

Di Medan, TNI Benahi Fasilitas Umum

MEDAN-Aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir bulan lalu juga menyebabkan banyak kantor polisi yang dirusak demonstran. Kantor itu bahkan banyak yang dibakar.

Indonesia Police Watch (IPW) mencatat, ada enam belas kantor polisi yang dirusak massa. Dan, empat di antaranya terjadi di Medan. Pembakaran terakhir terjadi di Jogjakarta. Tepatnya pada 31 Maret 2012 dini hari yakni pos polisi di simpang tiga kampus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga di Jalan Laksda Adi Sutjipto. “Seisi pos hangus terbakar,” jelas Ketua IPW Neta S Pane, yang diterima JPNN, kemarin.
Selain itu, Neta mencatat kalau terjadinya aksi tersebut bisa dikatakan sebagai sebuah reaksi dari sikap kepolisian. Misalnya, pada 27 Maret 2012 terjadi perusakan pos polisi yang terletak di ujung kampus Universitas Haluloeo, Kendari, Sulawesi Utara. “Aksi ini dilakukan mahasiswa setelah polisi menembaki mereka dengan peluru karet dan gas air mata,” kata Neta.

Sementara itu di Medan, setelah empat pos polisi rusak, puluhan traffic light juga ditemukan dalam keadaan memprihatinkan. Tak ingin berlarut-larut, pemerintah kota (Pemko) Medan pun segera membenahi. “Kita bersama dengan rekan-rekan dari TNI AD membenahi kembali fasilitas umum yang rusak,” kata Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, ketika melihat langsung pembenahan fasilitas umum yang rusak di simpang Jalan Sutomo, kemarin.
Dijelaskan Rahudman, untuk traffic light yang hancur, pihaknya langsung menggantinya dengan lampu pijar. “Untuk sementara kita gunakan lampu pijar karena untuk menggantinya dengan lampu LED itu harus dipesan dan perlu persiapan. Ini ide dari Pangdam I BB untuk membenahi fasilitas umum di Medan yang rusak dengan memanfaatkan tenaga TNI AD bersama dengan masyarakat,” ucapnya.

Disinggung, soal anggaran pembenahan sejumlah fasilitas umum yang rusak di Medan, Rahudman menyebutkan, anggarannya akan dialokasikan dari APBD Medan. “Anggarannya nanti kita ambil dari anggaran pemeliharaan dinas. Kalau traffic light dari anggaran pemeliharaan Dinas Perhubungan,” terang Rahudman tanpa merinci jumlah kerugian yang dialami Pemko Medan.

Sebelumnya, Kadishub Medan, Armansyah Lubis mengatakan terdapat 20 traffic light atau lampu lalu lintas yang rusak. Namun, pihaknya telah mengupayakan perbaikan seluruh traffict light yang rusak dalam satu hari. Sehingga arus lalu lintas tidak terganggu. “Semuanya sudah kami perbaiki untuk menghindari kemacetan,” katanya.

Dari pantauan Sumut Pos di lapangan, aksi pembenahan fasilitas umum yang dilakukan Pemko Medan besama Kodam I BB kemarin, terlihat di tiga kawasan seperti di kawasan Jalan dr Mansyur dan Jalan Jamin Ginting, Jalan S Parman dan Jalan Pattimura, juga Jalan Sutomo dan Jalan Gaharu.
Kapendam I/BB, Kolonel Kav Halilintar Sembiring menyebutkan, aksi pembenahan kembali fasilitas umum di Medan yang rusak pasca unjuk rasa kemarin merupakan satu inisiatif dan perintah dari Pangdam I BB. “Dalam aksi Karya Bakti ini kita melibatkan 250 personel TNI AD, kita bekerja sama dengan Pemko untuk memperbaiki pos-pos polisi yang rusak, memperbaiki jalan, taman juga pot-pot bunga yang rusak sehingga bisa kembali kita tata dan dapat digunakan oleh masyarakat,” terang Halilintar.
Mahasiswa Nommensen Dikabarkan Hilang

Pasca terjadinya bentrok antara mahasiswa dengan polisi pada Jumat 30 Maret sekitar pukul 21. 00 WIB lalu, seorang mahasiswa Nommensen dikabarkan hilang. Mahasiswa yang dimaksud adalah Roy Manurung. Roy tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Pertanian.
Informasi diperoleh dari rekan-rekan Roy yang menyebutkan, mahasiswa tersebut lari ke arah Jalan Timor saat polisi memukul mundur mahasiswa dari Jalan Perintis Kemerdekaan.

Seorang saksi Aris (24) menyebutkan jika dirinya sempat melihat Roy terjatuh ke parit dan kemudian ditangkap oleh 2 orang berpakaian biasa. Ia menambahkan jika Roy sempat pingsan dan tergeletak di jalan, kemudian oleh 2 orang tersebut Roy diboyong ke sebuah mobil.
Isu hilangnya Roy Manurung semakin mencuat, ketika seorang wanita yang mengaku ibu dari Roy Manurung mendatangi kampus Nommensen dan menanyakan keberadaan anaknya yang tak kunjung kembali. Belakangan diketahui jika Roy Manurung adalah mahasiswa jurusan pertanian angkatan 2011 dan berdomisili di Martubung.

Hingga kini, belum ada yang mengetahui keberadaan korban dan siapa 2 orang yang membawanya tersebut. Namun isu akan hilangnya Roy Manurung menjadi perbincangan oleh mahasiswa Nommensen. Bahkan, para alumni turut datang ke sekitar lokasi guna memastikan kebenaran peristiwa tersebut.
Seorang alumni Mangiring Simbolon mengatakan sedang mencari kebenaran peristiwa tersebut. “Kami belum tahu, cuma isunya sedang beredar dan kami sedang cari tahu kebenarannya dan siapa yang membawanya,” ujarnya di sekitar lokasi.

Proyektil Peluru Tajam Masih Misteri

Terkait ditemukannya proyektil peluru tajam di kawasan kampus Universitas HKBP Nommensen (UHN), pihak Poldasu masih belum memberikan keterangan pasti. Setidaknya, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso belum juga buka suara. Komunikasi dengan pejabat Poldasu ini tidak berhasil dilakukan karena akses tertutup. Sudah dua hari, Sabtu (31/3) dan Minggu (1/4) yang bersangkutan tidak bisa dihubungi. Bahkan, telepon dan SMS tak dibalas.

Sementara itu, Kasat Narkoba Polresta Binjai AKP Achiruddin Hasibuan saat bertemu Sumut Pos kemarin, mengatakan kalau penggunaan peluru tajam adalah sesuatu yang tak mungkin. Pasalnya, senjata api bagi seluruh personel Polri untuk pengamanan demo telah ditarik pada 26 Maret lalu. “Kemarin itu, habis apel pas tanggal 26 Maret lalu, sebelum melakukan pengamanan, seluruh petugas yang pegang senpi (senjata api) ditarik Rus Propost,” ujar Achiruddin, mantan Kanit Jahtantanras Poltabes Medan yang kini berganti nama Polresta Medan.

Menanggapi penemuan tersebut, Achituddin mengatakan kalau selongsong atau proyektil yang ditemukan mahasiswa bukan dari peluru tajam. “Mungkin dari peluru karet dan bisa saja selongsong dari gas air mata,” ujar Achiruddin.

“Kan bisa kita lihat efek akibat tembakan itu di TKP. Kalau peluru tajam, pasti masyarakat tahu bentuk-bentuk yang diakibatkan terkena peluru tajam,” tambahnya. (boy/jpnn/adl/mag-5)

Fasilitas Polisi yang Rusak

27 Maret 2012

  1. Pos polisi di ujung kampus Universitas Haluloeo, Kendari, Sulawesi Tenggara
  2. Pos polisi Di depan bioskop Megaria, Jakarta Pusat
  3. Pos Polantas di simpang lima Senen, Jakarta Pusat (termasuk mobil patroli Polantas)

28 Maret 2012

  1. Polsek Rappocini, di Jalan Sultan Alauddin Makassar
  2. Pos Polisi di persimpangan Jalan AP Pettarani dan Jalan Sultan Alauddin, Makassar

29 Maret 2012

  1. Pos polisi dekat kampus UPI-YAI Salemba, Jakarta Pusat.

30 Maret 2012

  1. Pos Polantas di simpang empat Mal Lembuswana, Samarinda, Kalimantan Timur
  2. Empat pos Polantas di Medan, Sumatera Utara:
    a.    Pos Polantas di Jalan Yos Sudarso
    b.    Pos Polantas di Jalan Perintis Kemerdekaan
    c.    Pos Polantas di Jalan S Parman
    d.    Pos Polantas di Simpang Aksara
  3. Mobil polisis di Jembatan Layang Urip Sumoharjo Makassar, Sulawesi Selatan.
  4. Pos polisi Ternate Kota, Maluku Utara.
  5. Pos polisi di Jalan Ahmad Yani, Kendari.
  6. Kantor Polisi Sub Sektor Pejompongan dan mobil bantuan polisi dari Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat.
  7. Pos polisi di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan

31 Maret 2012 dini hari

  1. Pos polisi di Jalan Laksda Adi Sutjipto, Jogjakarta

Sumber: Data IPW dan Olahan Sumut Pos

Di Medan, TNI Benahi Fasilitas Umum

MEDAN-Aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir bulan lalu juga menyebabkan banyak kantor polisi yang dirusak demonstran. Kantor itu bahkan banyak yang dibakar.

Indonesia Police Watch (IPW) mencatat, ada enam belas kantor polisi yang dirusak massa. Dan, empat di antaranya terjadi di Medan. Pembakaran terakhir terjadi di Jogjakarta. Tepatnya pada 31 Maret 2012 dini hari yakni pos polisi di simpang tiga kampus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga di Jalan Laksda Adi Sutjipto. “Seisi pos hangus terbakar,” jelas Ketua IPW Neta S Pane, yang diterima JPNN, kemarin.
Selain itu, Neta mencatat kalau terjadinya aksi tersebut bisa dikatakan sebagai sebuah reaksi dari sikap kepolisian. Misalnya, pada 27 Maret 2012 terjadi perusakan pos polisi yang terletak di ujung kampus Universitas Haluloeo, Kendari, Sulawesi Utara. “Aksi ini dilakukan mahasiswa setelah polisi menembaki mereka dengan peluru karet dan gas air mata,” kata Neta.

Sementara itu di Medan, setelah empat pos polisi rusak, puluhan traffic light juga ditemukan dalam keadaan memprihatinkan. Tak ingin berlarut-larut, pemerintah kota (Pemko) Medan pun segera membenahi. “Kita bersama dengan rekan-rekan dari TNI AD membenahi kembali fasilitas umum yang rusak,” kata Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, ketika melihat langsung pembenahan fasilitas umum yang rusak di simpang Jalan Sutomo, kemarin.
Dijelaskan Rahudman, untuk traffic light yang hancur, pihaknya langsung menggantinya dengan lampu pijar. “Untuk sementara kita gunakan lampu pijar karena untuk menggantinya dengan lampu LED itu harus dipesan dan perlu persiapan. Ini ide dari Pangdam I BB untuk membenahi fasilitas umum di Medan yang rusak dengan memanfaatkan tenaga TNI AD bersama dengan masyarakat,” ucapnya.

Disinggung, soal anggaran pembenahan sejumlah fasilitas umum yang rusak di Medan, Rahudman menyebutkan, anggarannya akan dialokasikan dari APBD Medan. “Anggarannya nanti kita ambil dari anggaran pemeliharaan dinas. Kalau traffic light dari anggaran pemeliharaan Dinas Perhubungan,” terang Rahudman tanpa merinci jumlah kerugian yang dialami Pemko Medan.

Sebelumnya, Kadishub Medan, Armansyah Lubis mengatakan terdapat 20 traffic light atau lampu lalu lintas yang rusak. Namun, pihaknya telah mengupayakan perbaikan seluruh traffict light yang rusak dalam satu hari. Sehingga arus lalu lintas tidak terganggu. “Semuanya sudah kami perbaiki untuk menghindari kemacetan,” katanya.

Dari pantauan Sumut Pos di lapangan, aksi pembenahan fasilitas umum yang dilakukan Pemko Medan besama Kodam I BB kemarin, terlihat di tiga kawasan seperti di kawasan Jalan dr Mansyur dan Jalan Jamin Ginting, Jalan S Parman dan Jalan Pattimura, juga Jalan Sutomo dan Jalan Gaharu.
Kapendam I/BB, Kolonel Kav Halilintar Sembiring menyebutkan, aksi pembenahan kembali fasilitas umum di Medan yang rusak pasca unjuk rasa kemarin merupakan satu inisiatif dan perintah dari Pangdam I BB. “Dalam aksi Karya Bakti ini kita melibatkan 250 personel TNI AD, kita bekerja sama dengan Pemko untuk memperbaiki pos-pos polisi yang rusak, memperbaiki jalan, taman juga pot-pot bunga yang rusak sehingga bisa kembali kita tata dan dapat digunakan oleh masyarakat,” terang Halilintar.
Mahasiswa Nommensen Dikabarkan Hilang

Pasca terjadinya bentrok antara mahasiswa dengan polisi pada Jumat 30 Maret sekitar pukul 21. 00 WIB lalu, seorang mahasiswa Nommensen dikabarkan hilang. Mahasiswa yang dimaksud adalah Roy Manurung. Roy tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Pertanian.
Informasi diperoleh dari rekan-rekan Roy yang menyebutkan, mahasiswa tersebut lari ke arah Jalan Timor saat polisi memukul mundur mahasiswa dari Jalan Perintis Kemerdekaan.

Seorang saksi Aris (24) menyebutkan jika dirinya sempat melihat Roy terjatuh ke parit dan kemudian ditangkap oleh 2 orang berpakaian biasa. Ia menambahkan jika Roy sempat pingsan dan tergeletak di jalan, kemudian oleh 2 orang tersebut Roy diboyong ke sebuah mobil.
Isu hilangnya Roy Manurung semakin mencuat, ketika seorang wanita yang mengaku ibu dari Roy Manurung mendatangi kampus Nommensen dan menanyakan keberadaan anaknya yang tak kunjung kembali. Belakangan diketahui jika Roy Manurung adalah mahasiswa jurusan pertanian angkatan 2011 dan berdomisili di Martubung.

Hingga kini, belum ada yang mengetahui keberadaan korban dan siapa 2 orang yang membawanya tersebut. Namun isu akan hilangnya Roy Manurung menjadi perbincangan oleh mahasiswa Nommensen. Bahkan, para alumni turut datang ke sekitar lokasi guna memastikan kebenaran peristiwa tersebut.
Seorang alumni Mangiring Simbolon mengatakan sedang mencari kebenaran peristiwa tersebut. “Kami belum tahu, cuma isunya sedang beredar dan kami sedang cari tahu kebenarannya dan siapa yang membawanya,” ujarnya di sekitar lokasi.

Proyektil Peluru Tajam Masih Misteri

Terkait ditemukannya proyektil peluru tajam di kawasan kampus Universitas HKBP Nommensen (UHN), pihak Poldasu masih belum memberikan keterangan pasti. Setidaknya, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso belum juga buka suara. Komunikasi dengan pejabat Poldasu ini tidak berhasil dilakukan karena akses tertutup. Sudah dua hari, Sabtu (31/3) dan Minggu (1/4) yang bersangkutan tidak bisa dihubungi. Bahkan, telepon dan SMS tak dibalas.

Sementara itu, Kasat Narkoba Polresta Binjai AKP Achiruddin Hasibuan saat bertemu Sumut Pos kemarin, mengatakan kalau penggunaan peluru tajam adalah sesuatu yang tak mungkin. Pasalnya, senjata api bagi seluruh personel Polri untuk pengamanan demo telah ditarik pada 26 Maret lalu. “Kemarin itu, habis apel pas tanggal 26 Maret lalu, sebelum melakukan pengamanan, seluruh petugas yang pegang senpi (senjata api) ditarik Rus Propost,” ujar Achiruddin, mantan Kanit Jahtantanras Poltabes Medan yang kini berganti nama Polresta Medan.

Menanggapi penemuan tersebut, Achituddin mengatakan kalau selongsong atau proyektil yang ditemukan mahasiswa bukan dari peluru tajam. “Mungkin dari peluru karet dan bisa saja selongsong dari gas air mata,” ujar Achiruddin.

“Kan bisa kita lihat efek akibat tembakan itu di TKP. Kalau peluru tajam, pasti masyarakat tahu bentuk-bentuk yang diakibatkan terkena peluru tajam,” tambahnya. (boy/jpnn/adl/mag-5)

Fasilitas Polisi yang Rusak

27 Maret 2012

  1. Pos polisi di ujung kampus Universitas Haluloeo, Kendari, Sulawesi Tenggara
  2. Pos polisi Di depan bioskop Megaria, Jakarta Pusat
  3. Pos Polantas di simpang lima Senen, Jakarta Pusat (termasuk mobil patroli Polantas)

28 Maret 2012

  1. Polsek Rappocini, di Jalan Sultan Alauddin Makassar
  2. Pos Polisi di persimpangan Jalan AP Pettarani dan Jalan Sultan Alauddin, Makassar

29 Maret 2012

  1. Pos polisi dekat kampus UPI-YAI Salemba, Jakarta Pusat.

30 Maret 2012

  1. Pos Polantas di simpang empat Mal Lembuswana, Samarinda, Kalimantan Timur
  2. Empat pos Polantas di Medan, Sumatera Utara:
    a.    Pos Polantas di Jalan Yos Sudarso
    b.    Pos Polantas di Jalan Perintis Kemerdekaan
    c.    Pos Polantas di Jalan S Parman
    d.    Pos Polantas di Simpang Aksara
  3. Mobil polisis di Jembatan Layang Urip Sumoharjo Makassar, Sulawesi Selatan.
  4. Pos polisi Ternate Kota, Maluku Utara.
  5. Pos polisi di Jalan Ahmad Yani, Kendari.
  6. Kantor Polisi Sub Sektor Pejompongan dan mobil bantuan polisi dari Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat.
  7. Pos polisi di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan

31 Maret 2012 dini hari

  1. Pos polisi di Jalan Laksda Adi Sutjipto, Jogjakarta

Sumber: Data IPW dan Olahan Sumut Pos

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/