31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Tak Akomodir Simbol Melayu, DPP Formad Minta Operasional Trans Metro Deli Dihentikan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keberadaan Trans Metro Deli di Kota Medan menuai protes.  DPP Forum Masyarakat Adat Deli (Formad) menilai, layanan Buy The Service (BTS) Teman Bus tersebut tak menghargai keberadaan masyarakat Melayu di Kota Medan.

DPP Formad menilai, beroperasinya Trans Metro Deli tidak didahului dengan studi komprehensif, termasuk diabaikannya faktor sosial budaya yang ditandai dengan motif gorga Batak yang dibuat pada seluruh badan luar bus tersebut sebagai branding visualnya. “Medan adalah negeri Deli yang jelas-jelas sebagai pusat peradaban Melayu di Sumatera Utara dan Sultan Deli sebagai pendiri Kota Medan berbasis infrastruktur kota, diabaikan eksistensinya dalam proyek ini. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Tidak ada satu pun tanda-tanda Melayu Deli bisa dilihat pada Trans Metro Deli,” kata Ketua Umum DPP Formad, Tengku Muhammad Fauzi didampingi Sekretaris Umum OK Muhammad Mukhlis dan Bendahara umum OK Ardiansyah melalui pernyataan sikap tertulisnya yang diterima Sumut Pos, Jumat (2/3/2021).

Menurut Tengku Muhammad Fauzi, mereka sebagai puak Melayu Deli merasa tersakiti bila Kementerian Perhubungan terus melanjutkan operasional Trans Metro Deli di Tanah Deli. “Karena di depan mata kami terus berseliweran simbolisasi yang mengkerdilkan eksistensi kami. Jika simbol-simbol Melayu Deli tidak diakomodir secara dominan di dalam branding visual Trans Metro Deli maka kami meminta kepada Kementerian Perhubungan agar operasional Trans Metro Deli dihentikan,” tegasnya.

Untuj itu, mereka meminta perhatian serius kepada lembaga terkait baik kepada Presiden RI Joko Widodo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, DPR dan DPRD, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan Bobby Nasution, agar hak-hak kearifan lokal Kota Medan sebagai tanah puak Melayu Deli dihormati dan dijamin keberlangsungannya baik secara umum maupun secara khusus terkait Trans Metro Deli.

“Kami mengajak seluruh elemen Melayu Deli baik akademisi, tokoh masyarakat, pejabat publik, ormas, dan masyarakat umum untuk bersama-sama ikut menyuarakan bahwa symbol-simbol eksistensi budaya lokal terkhusus Melayu Deli untuk dihormati dan diakomodir dalam wajah Kota Medan Tanah Deli,” ujarnya.

Forum Masyarakat Adat Deli, kata Tengku M Fauzi, bersedia memfasilitasi Kementerian Perhubungan terkait Trans Metro Deli dalam hal pendalaman kajian budaya, sejarah dan simbol-simbol Melayu Deli di Medan Tanah Deli. “Jika tidak ada sambutan positif  atas pernyataan sikap dan permintaan kami terkait Trans Metro Deli di ruang tertutup dan operasional Trans Metro Deli terus berlanjut, maka kami akan menggalang massa besar untuk turun menyampaikan aspirasi di ruang terbuka,” tandasnya. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keberadaan Trans Metro Deli di Kota Medan menuai protes.  DPP Forum Masyarakat Adat Deli (Formad) menilai, layanan Buy The Service (BTS) Teman Bus tersebut tak menghargai keberadaan masyarakat Melayu di Kota Medan.

DPP Formad menilai, beroperasinya Trans Metro Deli tidak didahului dengan studi komprehensif, termasuk diabaikannya faktor sosial budaya yang ditandai dengan motif gorga Batak yang dibuat pada seluruh badan luar bus tersebut sebagai branding visualnya. “Medan adalah negeri Deli yang jelas-jelas sebagai pusat peradaban Melayu di Sumatera Utara dan Sultan Deli sebagai pendiri Kota Medan berbasis infrastruktur kota, diabaikan eksistensinya dalam proyek ini. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Tidak ada satu pun tanda-tanda Melayu Deli bisa dilihat pada Trans Metro Deli,” kata Ketua Umum DPP Formad, Tengku Muhammad Fauzi didampingi Sekretaris Umum OK Muhammad Mukhlis dan Bendahara umum OK Ardiansyah melalui pernyataan sikap tertulisnya yang diterima Sumut Pos, Jumat (2/3/2021).

Menurut Tengku Muhammad Fauzi, mereka sebagai puak Melayu Deli merasa tersakiti bila Kementerian Perhubungan terus melanjutkan operasional Trans Metro Deli di Tanah Deli. “Karena di depan mata kami terus berseliweran simbolisasi yang mengkerdilkan eksistensi kami. Jika simbol-simbol Melayu Deli tidak diakomodir secara dominan di dalam branding visual Trans Metro Deli maka kami meminta kepada Kementerian Perhubungan agar operasional Trans Metro Deli dihentikan,” tegasnya.

Untuj itu, mereka meminta perhatian serius kepada lembaga terkait baik kepada Presiden RI Joko Widodo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, DPR dan DPRD, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan Bobby Nasution, agar hak-hak kearifan lokal Kota Medan sebagai tanah puak Melayu Deli dihormati dan dijamin keberlangsungannya baik secara umum maupun secara khusus terkait Trans Metro Deli.

“Kami mengajak seluruh elemen Melayu Deli baik akademisi, tokoh masyarakat, pejabat publik, ormas, dan masyarakat umum untuk bersama-sama ikut menyuarakan bahwa symbol-simbol eksistensi budaya lokal terkhusus Melayu Deli untuk dihormati dan diakomodir dalam wajah Kota Medan Tanah Deli,” ujarnya.

Forum Masyarakat Adat Deli, kata Tengku M Fauzi, bersedia memfasilitasi Kementerian Perhubungan terkait Trans Metro Deli dalam hal pendalaman kajian budaya, sejarah dan simbol-simbol Melayu Deli di Medan Tanah Deli. “Jika tidak ada sambutan positif  atas pernyataan sikap dan permintaan kami terkait Trans Metro Deli di ruang tertutup dan operasional Trans Metro Deli terus berlanjut, maka kami akan menggalang massa besar untuk turun menyampaikan aspirasi di ruang terbuka,” tandasnya. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/