25 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Ketua Mamre GBKP: Datangnya Paus Fransiskus Pengakuan terhadap Keberagaman dan Toleransi di Indonesia

SUMUTPOS.CO – PAUS Fransiskus berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia setelah 35 tahun sebelumnya.

Kehadiran pemimpin umat Katolik dunia tersebut dalam rangkaian perjalanan Apostolik ke Asia Pasifik pada 2-13 September 2024. Indonesia menjadi negara pertama yang dituju Paus Fransiskus.

Kedatangan Paus Fransiskus momen yang akan senantiasa dikenang oleh Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Tentu menjadi sejarah tersendiri dengan hadirnya Paus Fransiskus. Kunjungan ini menunjukkan bahwa Indonesia sei negara yang menghormati dan menghargai keberadaan agama lain.

”Indonesia merupakan negara yang damai dan rukun, meskipun ditengah perbedaan. Indonesia bukan merupakan negara yang menakutkan,” kata Ramen A Purba yang aktif melayani sebagai ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga, Klasis Medan-Namorambe.

Meskipun Paus Fransiskus pemimpin tertinggi umat Katolik, tetapi kunjungannya ini memberikan makna tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga seluruh warga Indonesia. ”Kunjungan Paus Fransiskus ini diharapkan membawa berbagai dampak positif bagi Indonesia. Kunjungan ini dapat diartikan sebagai pengakuan dunia atas Indonesia yang mampu menjaga kerukunan dalam keberagaman,” ujar Ramen A Purba.

Selain itu di tengah keberagaman, menurut ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga, Indonesia mampu memberikan ruang bagi berkembangnya berbagai agama dan budaya.

Ia mengutarakan bahwa toleransi beragama sering kali menjadi isu yang sensitif, terutama di negara-negara dengan populasi yang sangat beragam. Namun, Indonesia berhasil menunjukkan bahwa perbedaan bukan penghalang, melainkan kekayaan yang harus dirawat dan dihormati.

”Ini jugalah yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi destinasi yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus,” kata Ramen A Purba yang belum lama ini dilantik sebagai salah satu Pengurus Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) Kota Medan 2024-2029.

Datangnya Paus Fransiskus, lanjut Ramen A Purba, merupakan momentum menunjukkan keberagaman dan toleransi dijunjung tinggi di Indonesia. Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan ke beberapa tempat di Indonesia. ”Tentulah harus mendapatkan pemandangan yang baik. Harus ditunjukkan bahwa Indonesia merupakan miniatur keberagaman dan toleransi,” ujarnya.

Ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dengan ragam agama, ragam budaya dan adat istiadat. Tetapi seluruh penduduknya dapat hidup berdampingan dengan tentram dan damai.

Kedepan, lanjutnya, Indonesia tentu harus lebih lagi dalam hal tolerasi dan menghargai keberagaman. Pandangan dan nilai-nilai dalam deklarasi Abu Dhabi yang ditandatangani Syekh Ahmad Al-Tayeb dan Paus Fransiskus dalam Human Fraternity Meeting di Abu Dhabi haruslah disebarluaskan.

”Deklarasi tersebut memuat 12 poin tentang kehidupan beragama, sosial, kebudayaan, politik, ekonomi, kesehatan, tentang perempuan dan anak-anak, serta terorisme global,” ujar Ramen yang juga sekretaris umum Permata GBKP 2004-2006.

Dibagian akhir, ia berharap Indonesia akan semakin damai dan dan berkeadilan. Nilai-nilai persaudaraan akan semakin bertumbuh. Solidaritas dan komitmen kebangsaan dengan prinsip mengacu kepada nilai-nilai Pancasila semakin hidup dan berkembang. ”Pancasila merupakan dasar ideologi negara yang senantiasa menjadi energi Indonesia untuk mencapai peradaban dunia,” harapnya.

Datangnya Paus Fransiskus akan memberi nilai positif bagi dunia internasional untuk Indonesia. ”Selamat datang Paus Fransiskus. Kobarkan dan serukan terus iman, persaudaraan dan bela rasa,” tutup Ramen A Purba yang pernah aktif ber-GAMKI dan Parkindo. (dmp)

SUMUTPOS.CO – PAUS Fransiskus berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia setelah 35 tahun sebelumnya.

Kehadiran pemimpin umat Katolik dunia tersebut dalam rangkaian perjalanan Apostolik ke Asia Pasifik pada 2-13 September 2024. Indonesia menjadi negara pertama yang dituju Paus Fransiskus.

Kedatangan Paus Fransiskus momen yang akan senantiasa dikenang oleh Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Tentu menjadi sejarah tersendiri dengan hadirnya Paus Fransiskus. Kunjungan ini menunjukkan bahwa Indonesia sei negara yang menghormati dan menghargai keberadaan agama lain.

”Indonesia merupakan negara yang damai dan rukun, meskipun ditengah perbedaan. Indonesia bukan merupakan negara yang menakutkan,” kata Ramen A Purba yang aktif melayani sebagai ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga, Klasis Medan-Namorambe.

Meskipun Paus Fransiskus pemimpin tertinggi umat Katolik, tetapi kunjungannya ini memberikan makna tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga seluruh warga Indonesia. ”Kunjungan Paus Fransiskus ini diharapkan membawa berbagai dampak positif bagi Indonesia. Kunjungan ini dapat diartikan sebagai pengakuan dunia atas Indonesia yang mampu menjaga kerukunan dalam keberagaman,” ujar Ramen A Purba.

Selain itu di tengah keberagaman, menurut ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga, Indonesia mampu memberikan ruang bagi berkembangnya berbagai agama dan budaya.

Ia mengutarakan bahwa toleransi beragama sering kali menjadi isu yang sensitif, terutama di negara-negara dengan populasi yang sangat beragam. Namun, Indonesia berhasil menunjukkan bahwa perbedaan bukan penghalang, melainkan kekayaan yang harus dirawat dan dihormati.

”Ini jugalah yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi destinasi yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus,” kata Ramen A Purba yang belum lama ini dilantik sebagai salah satu Pengurus Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) Kota Medan 2024-2029.

Datangnya Paus Fransiskus, lanjut Ramen A Purba, merupakan momentum menunjukkan keberagaman dan toleransi dijunjung tinggi di Indonesia. Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan ke beberapa tempat di Indonesia. ”Tentulah harus mendapatkan pemandangan yang baik. Harus ditunjukkan bahwa Indonesia merupakan miniatur keberagaman dan toleransi,” ujarnya.

Ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dengan ragam agama, ragam budaya dan adat istiadat. Tetapi seluruh penduduknya dapat hidup berdampingan dengan tentram dan damai.

Kedepan, lanjutnya, Indonesia tentu harus lebih lagi dalam hal tolerasi dan menghargai keberagaman. Pandangan dan nilai-nilai dalam deklarasi Abu Dhabi yang ditandatangani Syekh Ahmad Al-Tayeb dan Paus Fransiskus dalam Human Fraternity Meeting di Abu Dhabi haruslah disebarluaskan.

”Deklarasi tersebut memuat 12 poin tentang kehidupan beragama, sosial, kebudayaan, politik, ekonomi, kesehatan, tentang perempuan dan anak-anak, serta terorisme global,” ujar Ramen yang juga sekretaris umum Permata GBKP 2004-2006.

Dibagian akhir, ia berharap Indonesia akan semakin damai dan dan berkeadilan. Nilai-nilai persaudaraan akan semakin bertumbuh. Solidaritas dan komitmen kebangsaan dengan prinsip mengacu kepada nilai-nilai Pancasila semakin hidup dan berkembang. ”Pancasila merupakan dasar ideologi negara yang senantiasa menjadi energi Indonesia untuk mencapai peradaban dunia,” harapnya.

Datangnya Paus Fransiskus akan memberi nilai positif bagi dunia internasional untuk Indonesia. ”Selamat datang Paus Fransiskus. Kobarkan dan serukan terus iman, persaudaraan dan bela rasa,” tutup Ramen A Purba yang pernah aktif ber-GAMKI dan Parkindo. (dmp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/