SUMUTPOS.CO – Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan mengakui kalau Sumatera Utara termasuk daerah gempa aktif. Aktivitas sesar lokal yang memiliki karakteristik kedalaman sumber yang dangkal yang menjadi alasannya. Karenanya, masyarakat Sumatera Utara diminta waspada.
HAL ITU disampaikan Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Syahnan, Senin (1/10). “Sesar-sesar ini sangat aktif yang dapat menyebabkan terjadinya gempa bersifat lokal yang sering kita rasakan,” ungkap Syahnan.
Lebih lanjut, dikatakan Syahnan untuk sumber gempa akibat subduksi lempeng di Pulau Sumatera mempunyai kisaran kedalaman hingga ratusan kilometer. Dengan begitu, dapat memicu gempa kuat dan luas di Pulau Sumatera.
Namun, untuk Sumatera Utara, dikatakan Syahnan umumnya gempa di Sumatera Utara adalah gempa yang berpusat di darat dengan kedalaman dangkal, 10-33 km. “ Meskipun skala kekuatan gempa kecil, tetapi dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur juga. Begitu juga dengan korban jiwa. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kali kejadian gempa di Sumut, seperti di Tarutung, di Deliserdang dan di Karo,” sambungnya.
Untuk itu, Syahnan mengimbau bagi masyarakat yang tinggal di wilayah jalur gempa bumi, untuk selalu waspada. Hal itu dikatakannya karena untuk prediksi gempa sampai saat ini belum dapat dilakukan. Namun, pemerintah dalam hal ini BMKG, disebutnya terus memonitor aktifitas gempa di wilayah berpotensi terjadi gempa bumi.
“ Kita juga akan memberikan informasi pada masyarakat melalui BPBD. Apabila terjadi gempa yang signifikan dirasakan. Bangunan hendaknya memenuhi syarat dan standar tahan gempa juga, “ lanjut Syahnan.
Sebelum mengakhiri, dikatakan Syahnan Indonesia scara umum diapit oleh tiga lempeng besar dunia. Sebelah barat Sumatera disebutnya dilintasi daerah pertemuan lempeng Hindia-Australia, menyusup ke arah bawah lempeng Eurasua. Pergerakan lempeng didaerah pertemuan ini (subduksi) dikatakannya sekitar 6 sampai dengan 7 Cm/Tahun.
“ Untuk tsunami berpotensi terjadi di pantai barat, termasuk di Kepulauan Nias. Apabila terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami, ada simulasi yang bisa diprediksi tinggi gelombang dan jangkauan tsunami berdasar data-data,” tandas Syahnan.