26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Human Error dan Pesawat, Menhub soal Penyebab Lion JT 610 jatuh

Pencarian Pesawat dan Korban Terus Jalan

Meski kotak hitam pesawat Lion Air yang jatuh telah ditemukan, Komandan Satuan Tugas SAR Kolonel Isswarto mengatakan, tim penyelam gabungan dari TNI Angkatan Laut dan Badan SAR Nasional akan tetap mencari serpihan badan pesawat Lion Air JT 610 walau black box telah ditemukan.

“Ini masih proses awal, kami akan tetap melaksanakan evakuasi karena tugas kami adalah menuntaskan pencarian badan pesawat hingga jenazah penumpangnya,” kata Isswarto, Kamis (1/11).

Kendati demikian, Isswarto belum bisa memastikan sampai kapan batas waktu pencarian. “Tentang itu (batas waktu) harus koordinasi terlebih dahulu dengan Basarnas. Yang pasti kami akan usaha semaksimal mungkin agar jenazah bisa kembali ke keluarga,” lanjut Isswarto.

Tim penyelam TNI AL telah menemukan badan pesawat Lion Air JT 610 dalam bentuk serpihan-serpihan kecil di dasar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Titik jatuhnya badan pesawat Lion Air JT 610 berada di kedalaman 25-35 meter di area perairan tersebut. “Posisi puing sudah tidak utuh. Setelah tim kami melakukan penyelaman, keadaannya sudah berserakkan. Tidak ada ukuran puing yang besar,” kata Isswarto. Kondisi dasar perairan yang berlumpur jadi kendala bagi tim penyelam untuk mengangkat badan pesawat ke permukaan.

Sementara itu, Tim SAR dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) menemukan bagian bodi Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11). Beberapa bagian hancur.

“Di bawah itu ketemu bodi pesawat, tapi sudah hancur. Dia kayak jeruk, kebuka begitu,” kata Kepala Dislambair Kolonel Monang Sitompul di atas KRI Banda Aceh 593 yang berlayar di Perairan Kawarang, Laut Jawa, Jawa Barat, Kamis (1/10).

Monang menjelaskan, kondisi badan pesawat sudah hancur dan berhamburan di dasar laut. Meski hancur dan berhamburan, posisinya memanjang sekitar 20 meter.

Ia menggambarkan, puing-puing di bawah laut tersebut seperti rumah yang terkena bom. “Sekarang penyelam mau mengangkat yang bisa diangkat. Jadi kecil-kecil dia. Seperti rumah kena bom begitu, hancur. Bentuknya (serpihan) pesawat 20 meter lebih,” jelas Monang.

Menurutnya, sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, penyelaman di area pencarian terus dilakukan. Para penyelam mulai mengambil puing pesawat itu sekitar pukul 10.25 WIB.

Tak lama setelah dua orang penyelam turun, mereka kembali lagi ke permukaan dan meminta tali yang mereka bawa sebelumnya untuk diangkat. Setelah ditarik, terlihat potongan-potongan pesawat yang salah satu bagiannya terdapat satu buah pakaian yang menempel.

“Bagian pesawat tersebut berwarna kuning dan putih. Kondisinya hancur dan berlekuk-lekuk,” pungkasnya.

Badan SAR Nasional (Basarnas) juga menemukan serpihan badan pesawat Lion Air JT 610 berukuran besar di kedalaman 25-35 meter di perairan Tanjung Kerawang, Jawa Barat. Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan, serpihan badan pesawat itu berukuran 1,5 meter dengan lebar 0,5 meter.

“Kami juga menemukan bagian pesawat yang lebih besar dari yang sebelumnya. Tapi masih mungkin ada bagian yang lebih besar lagi,” kata Syaugi, Kamis (1/11).

Namun, tim penyelam gabungan dari TNI Angkatan Laut dan Badan SAR Nasional mengalami kendala saat mengangkat serpihan pesawat karena arus laut cukup deras. “Penyelam sudah diarahkan ke tempat penemuan, tapi sampai sekarang arusnya masih cukup deras. Kami agak kesulitan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin,” ujar Syaugi.

Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi. Pesawat itu mengangkut penumpang yang terdiri dari 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi, serta 2 pilot dan 6 awak pesawat. (tan/lyn/jpnn/ce1/rdw/jpc)

Pencarian Pesawat dan Korban Terus Jalan

Meski kotak hitam pesawat Lion Air yang jatuh telah ditemukan, Komandan Satuan Tugas SAR Kolonel Isswarto mengatakan, tim penyelam gabungan dari TNI Angkatan Laut dan Badan SAR Nasional akan tetap mencari serpihan badan pesawat Lion Air JT 610 walau black box telah ditemukan.

“Ini masih proses awal, kami akan tetap melaksanakan evakuasi karena tugas kami adalah menuntaskan pencarian badan pesawat hingga jenazah penumpangnya,” kata Isswarto, Kamis (1/11).

Kendati demikian, Isswarto belum bisa memastikan sampai kapan batas waktu pencarian. “Tentang itu (batas waktu) harus koordinasi terlebih dahulu dengan Basarnas. Yang pasti kami akan usaha semaksimal mungkin agar jenazah bisa kembali ke keluarga,” lanjut Isswarto.

Tim penyelam TNI AL telah menemukan badan pesawat Lion Air JT 610 dalam bentuk serpihan-serpihan kecil di dasar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Titik jatuhnya badan pesawat Lion Air JT 610 berada di kedalaman 25-35 meter di area perairan tersebut. “Posisi puing sudah tidak utuh. Setelah tim kami melakukan penyelaman, keadaannya sudah berserakkan. Tidak ada ukuran puing yang besar,” kata Isswarto. Kondisi dasar perairan yang berlumpur jadi kendala bagi tim penyelam untuk mengangkat badan pesawat ke permukaan.

Sementara itu, Tim SAR dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) menemukan bagian bodi Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11). Beberapa bagian hancur.

“Di bawah itu ketemu bodi pesawat, tapi sudah hancur. Dia kayak jeruk, kebuka begitu,” kata Kepala Dislambair Kolonel Monang Sitompul di atas KRI Banda Aceh 593 yang berlayar di Perairan Kawarang, Laut Jawa, Jawa Barat, Kamis (1/10).

Monang menjelaskan, kondisi badan pesawat sudah hancur dan berhamburan di dasar laut. Meski hancur dan berhamburan, posisinya memanjang sekitar 20 meter.

Ia menggambarkan, puing-puing di bawah laut tersebut seperti rumah yang terkena bom. “Sekarang penyelam mau mengangkat yang bisa diangkat. Jadi kecil-kecil dia. Seperti rumah kena bom begitu, hancur. Bentuknya (serpihan) pesawat 20 meter lebih,” jelas Monang.

Menurutnya, sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, penyelaman di area pencarian terus dilakukan. Para penyelam mulai mengambil puing pesawat itu sekitar pukul 10.25 WIB.

Tak lama setelah dua orang penyelam turun, mereka kembali lagi ke permukaan dan meminta tali yang mereka bawa sebelumnya untuk diangkat. Setelah ditarik, terlihat potongan-potongan pesawat yang salah satu bagiannya terdapat satu buah pakaian yang menempel.

“Bagian pesawat tersebut berwarna kuning dan putih. Kondisinya hancur dan berlekuk-lekuk,” pungkasnya.

Badan SAR Nasional (Basarnas) juga menemukan serpihan badan pesawat Lion Air JT 610 berukuran besar di kedalaman 25-35 meter di perairan Tanjung Kerawang, Jawa Barat. Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan, serpihan badan pesawat itu berukuran 1,5 meter dengan lebar 0,5 meter.

“Kami juga menemukan bagian pesawat yang lebih besar dari yang sebelumnya. Tapi masih mungkin ada bagian yang lebih besar lagi,” kata Syaugi, Kamis (1/11).

Namun, tim penyelam gabungan dari TNI Angkatan Laut dan Badan SAR Nasional mengalami kendala saat mengangkat serpihan pesawat karena arus laut cukup deras. “Penyelam sudah diarahkan ke tempat penemuan, tapi sampai sekarang arusnya masih cukup deras. Kami agak kesulitan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin,” ujar Syaugi.

Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi. Pesawat itu mengangkut penumpang yang terdiri dari 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi, serta 2 pilot dan 6 awak pesawat. (tan/lyn/jpnn/ce1/rdw/jpc)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/