SUMUTPOS.CO – Satu per satu kabar menghebohkan terkuak pasca penggerebekan rumah Syamsul Anwar. Setelah info ada PRT tewas akibat dianiaya dan jasadnya dibuang, kini kisah sedikit berbau mistis beredar.
Dimana, kepada petugas Polresta Medan, seorang korban bernama Endang sempat curhat perihal adanya sosok wanita gentayangan di rumah yang beralamat di Simpang Jl. Beo/Jl Angsa, Kel. Sidodadi, Kec. Medan Timur tersebut.
Menurut Endang, selama tinggal dan tidur di bawah tangga ruang tamu rumah itu, dirinya kerap mendengar teriakan perempuan meminta tolong. “Dia (Endang) bilang, dia sering dengan suara perempuan berteriak minta tolong. Tapi pas sekeliling ruangan dilihat, sama sekali tidak ada orang,” ungkap petugas Polresta (teman curhat Endang) yang tidak ingin namanya dipublikasi, Senin (1/12) siang.
Masih kata sumber melanjutkan curhat Endang, PRT asal Madura ini mengaku sama sekali tidak mengenal suara sosok yang kerap meminta tolong tersebut.
“Mereka (Endang, Anis, dan Rokmaini) kan tidur di bawah tangga. Ya disitu mereka mendengar teriakan minta tolong itu. Bahkan mereka juga sering terbangun gara-gara teriakan minta tolong. Sesekali, sosok tersebut meminta tolong dengan cara berbisik ke telinga mereka,” pungkas petugas.
Dikerumuni Warga
Sementara itu, ratusan warga berkerumun di rumah Syamsul Anwar hingga Senin (1/12) malam. Pasalnya, ada isu di rumah tersebut ada korban tewas yang dikubur dan akan dibongkar oleh pihak kepolisian.
Selain di rumah No 17, warga juga mencurigai sebuah rumah toko (ruko) milik Syamsul. Dimana, Ruko bernomor 10 C itu tidak dilengkapi jendela pada lantai dasarnya. Hanya terlihat cahaya remang-remang.
“Mungkin di sini bang (lokasi korban tewas dikuburkan), karena agak seram ini rumahnya. Lagian tidak ada jendelanya,” cetus warga.
Pihak Polsek Medan Timur yang mendengar ada kerumunan ratusan warga di sekitar rumah Syamsul langsung turun ke lokasi. Namun upaya pembubaran yang dipimpin Kapolsek, Kompol Juliani, sama sekali tidak digubris warga. “Sudah ya sudah. Tidak benar isu itu,” ucap Juliani kepada warga sembari meminta agar meninggalkan lokasi.
Terpisah, sebelumnya Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram menyebutkan kalau sedang berlangsung pembongkaran di rumah Syamsul. “Sedang belangsung itu,” ujarnya.
Namun setelah wartawan tiba untuk meliput, proses pembongkaran dimaksud tidak terlihat. Ketika dipertanyakan kembali, Wahyu dengan singkat menjawab, batal (disampaikan via SMS). (ind/ras)