Jalan Kaki Susuri Lingkungan Pemulung
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seminggu jelang Pilkada Medan 2020 Calon Wali Kota Medan nomor urut 2, Bobby Nasution mengingatkan warga Kota Medan untuk menggunakan hak pilihnya pada 9 Desember mendatang.
Menantu Presiden Jokowi ini pun blusukan keliling gang-gang warga yang dominasi pemulung, di Jalan Tangguk Bongkar VI, Tegal Sari Mandala II, Medan Denai, Rabu (2/12/2020) petang.
Di jalanan sempit, dan rusak itu, Bobby menyapa dan disambut antusias oleh warga. “Ibu-ibu, ingat tanggal 9 Desember datang ke TPS. Jangan golput,” ucap sambil berjalan kaki dan mengacungkan 2 jari.
Warga setempat yang sudah menanti kedatangannya pun langsung menjawab dengan berteriak menyebut nomor 2, nomor urut Bobby dan Aulia Rachman dalam Pilkada nanti. “Pilih nomor dua,” ujar warga.
Berkesempatan bertemu dengan menantu Presiden Jokowi, beberapa warga tentu mengajak foto bersama. Tak lupa, mereka juga mengeluhkan buruknya drainase di kawasan itu.
“Ini parit kami banjir pak. Enggak jalan airnya. Dari dulu tidak ada yang peduli,” keluh warga.
Bobby pun memantau parit sekitar Jalan Tangguk Bongkar VI tersebut yang tertutup oleh sampah.
Warga berharap, dengan terpilihnya Bobby dan Aulia pada Pilkada Medan 2020 dapat mengubah kondisi lingkungan tempat tinggal mereka.
Usai blusukan, Bobby menyerap aspirasi warga milenial dan ibu-ibu perwiritan di Jalan Tangguk Bongkar IX, Medan Denai. Harapan besar dikemukakan warga kepada suami Kahiyang Ayu ini untuk membangun Kota Medan, termasuk menyampaikan keluhan-keluhan terkait banjir lantaran parit yang tidak dikerok bertahun-tahun, sampah yang menimbun serta warga tak mampu yang tidak mendapatkan bantuan pemerintah.
Kepada warga, Bobby menyampaikan Pemko Medan harusnya bisa memaksimalkan PAD yang didapat untuk pembangunan kota. Namun, seringkali anggaran yang ada harus dikembalikan ke pusat karena bersisa, padahal banyak yang masih bisa dibangun.
“Anggaran kita yang dipakai setiap tahunnya tidak sampai Rp 6 triliun, tidak dikeluarkan semua selalu bersisa, hanya terpakai sekitar Rp 4 triliun,” jelas dia.
Makanya, sambung Bobby, Medan butuh pemimpin yang bisa mengelola anggaran dengan manajemen pengelolaan yang baik, termasuk mengelola sampah. “Kita lihat Surabaya, sampahnya sudah bisa jadi energi, ada powerplan yang bahan bakarnya sampah. Kita, bukan tidak ada sampahnya, tapi tidak diketahui tonasenya, makanya harus dipastikan manajemen sampah dikelola dengan baik,”
Melalui Medan Clean Track, sambungnya, kita bisa melihat armada sampah jalan atau tidak. Sesuai jalur atau tidak. “Kalau tidak sesuai jalur, bisa dimatikan. Minyaknya juga bisa dilihat sehingga tidak ada penyimpangan,” pungkasnya. (rel)