25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kakek-Nenek Itu Tewas Berpelukan

 

grafis
grafis

MEDAN-Kakek dan nenek dari 4 cucu itu berpelukan di api. Mereka ditemukan gosong dengan posisi berpelukan di tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua di rumah toko (ruko) yang berada di Jalan Karet Raya, Perumnas Simalingkar, Kecamatan Medan Tuntungan. Mereka tewas karena diduga tak mampu menyelamatkan diri dari kebakaran yang terjadi kemarin sekira pukul 11.00 WIB.

Kenyataan makin miris ketika diketahui sang kakek yang bernama Marlon Ginting (58) dan si nenek, Mariani Beru Sitepu (56), dalam keadaan sakit. “Silih (ipar, bahasa Karo, Red) itu memang stroke ringan dan turangku (adik perempuan, Red) juga baru pulang dari Penang untuk berobat. Saya tidak menyangka kalau mereka pergi dengan cara seperti ini,” ujar Yustinus Tarigan (60) kepada Sumut Pos di lokasi kejadian, kemarin.

Kakak dan nenek itu dikenal memang kompak. Hal ini diungkapkan adik ipar korban, Anita Tarigan, saat ditemuai di Rumah Sakit Adam Malik Medan. “Mereka ditemukan di tangga dalam kondisi berpelukan. Mungkin ketika mau dari lantai dua, salahsatu dari mereka terpeleset. Kakak sama abang ini mem

ang kompak,” katanya dengan raut sedih.

Menurut informasi yang diperoleh Sumut Pos di lokasi kejadian, Marlon Ginting adalah pensiunan karyawan PTPN. Rumah tersebut selama ini dijadikan sebagai tempat usaha oleh anak-anak korban. Selain berjualan pulsa, anak-anak korban juga berjualan minyak tanah dan bensin eceran. Pada saat kejadiann

anak-anak korban yakni Putra Ginting (30), Siska Beru Ginting dan Adi Ginting, bersama dengan menantunya Kitti Beru Sembiring (istri Putra) serta Heni Beru Sinuraya (istri Adi) ada di dalam rumah.
Seorang saksi mata, Alfi (20) mengatakan, kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Api bermula dari mobil Grand Max BK 8682 (seri tidak diketahui) yang terparkir

di depan rumah korban. Mobil tersebut digunakan untuk membawa minyak tanah dan bensin eceran. Awalnya, seorang pekerja bernama Dimas Manalu (25) memindahkan bensin dari mobil Grand  Max ke dalam rumah. Tiba-tiba, mobil pikap buatan Daihatsu tersebut. Api pun menyambar bensin yang terletak di dekat mobil itu dan juga membuat mobil Suzuki APV yang ada di garasi ikut terbakar. Dengan cepat, api pun merambat ke rumah.

Melihat hal tersebut, anak-anak dan menantu korban keluar rumah dan mencoba memadamkan api. Bukannya padam, api justru semakin membesar dan membakar seisi rumah. Mengetahui Marlon dan Mariani masih berada di lantai dua, anak-anak korban ini pun berusaha untuk masuk menyelamatkan orangtuanya. Namun, kobaran api yang besar membuat mereka tidak berhasil, justru mereka juga mengalami luka bakar. Hal yang sama juga dilakukan Dimas. Akibatnya, dia mengalami luka bakar cukup parah, sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit H Adam Malik.

Warga pun menghubungi Dinas Pencegah

dan Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan. Sekitar 10 unit mobil pemadam pun dikerahkan ke lokasi. Jalan Karet Raya yang sempit membuat mobil tersebut kesusahan untuk tiba di lokasi. Apalagi, jalan mulai macet akibat warga mulai berdatangan dan mobil-mobil berhenti untuk melihat kejadian tersebut. Tiba di lokasi, para petugas pemadam pun mencoba memadam api. Sekitar pukul 12.30, api pun mulai padam.
Para petugas pemadam kebakaran menemukan Marlon dan MAriani dalam keadaan berpelukan di tangga rumah tersebut. Kondisi mayat tersebut sangat memprihatinkan, di mana seluruh tubuhnya gosong. Kuat dugaan, bahwa suami istri tersebut mencoba untuk turun dari lantai dua, namun di tengah jalan sudah kehabisan nafas akibat asap. Apalagi, keduanya juga sudah cukup tua, sehingga langkahnya pun mulai lambat.
Kedua mayat tersebut pun langsung dibawa ke Rumah Sakit H Adam Malik Medan. Sedangkan, anak-anak dan menantu korban langsung diamankan ke rumah pamannya, Daniel Chandra Sembiring (34)  di Perumahan Komplek Pemda Jalan Cempaka Raya.
Kapolsek Delitua, Kompol B M

arpaung di lokasi kejadian mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. “Mobil terbakar kemudian menyambar bensin di jeriken yang baru dipindahkan ke rumah. Setelah itu, ikut membakar mobil APV yang ada di garasi,” sebutnya.

Tangis Pecah Di RS Adam Malik
Sementara itu, suasana di ruang tunggu Instalasi Jenazah Rumah Sakit Adam terlihat mengharukan. Isak tangis dari keluarga yang ditinggalkan pecah seketika ruang otopsi dibuka pintunya. Tak sanggup, puluhan keluarga berbondong keluar dan duduk di ruang tunggu. Tepat di situlah, seluruh keluarga yang ditinggalkan mengeluarkan air mata.
Keluarga mengaku tidak ada mendapat firasat atau tanda-tanda akan kehilangan korban. Bahkan, seminggu lalu pasangan suami istri tersebut,  mengundang sanak saudara ke rumahnya untuk membuat acara syukuran.
“Hari Minggu lalu, di rumah abang ini habis ngadain acara syukuran karena baru pulang dari Penang. Istrinya sakit gula. Pas acara minggu lalu, ceria kali. Yah di situlah

terakhir kami jumpa. Dalam acara itu, mereka mengundang pendeta untuk memberikan ceramah keagamaan, wajahnya sangat ceria sekali. Anaknya yang di Kalimantan pun datang,” kata Anita Tarigan, adik ipar Marlon Ginting.
Sementara itu, Jenita Ginting, keponakan korban mengaku sangat kehilangan sosok paman yang pemurah. “Saya merasa kehilangan sekali, mak tua baik, saya sering disuruh datang ke rumahnya kalau lagi liburan, ia suka ngasih baju, hadiah dan pak tua suka ngasi uang,” ujar keponakannya yang tinggal di Padangbulan ini.

Saudara lainnya Ginting mengak

u sempat menegur Marlon Ginting sebelum peristiwa kebakaran. “Dua puluh menit sebelum kejadian saya lewat depan rumahnya dan menegurnya. Enggak ada tanda-tanda bakal ada kejadian seperti ini,” ujar Ginting sembari mengatakan kedua korban meninggalkan empat orang anak yakni Putera, Dini, Adi dan Siska, dan empat orang cucu.
Sementara itu, Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin menyampaikan belasungkawa. Dia juga menyerahkan peti jenazah kepada keluarga korban. “Ini merupakan musibah bagi warga kita. Untuk itu, kita akan melakukan penanganan sebisa mungkin untuk membantu korban terbakar ini,” kata Eldin.

Menurutnya, kejadian seperti ini harusnya bisa dihindari. Meski hanya pedagang eceran, baik penjual maupun pembeli harusnya sadar bahaya dari bahan bakar ini. “Sebelum mengisi bahan bakar, penjual bisa meminta pemilik kendaraan mematikan kendaraannya dahulu. Karena ini berisiko,” tuturnya.

Dzulmi Eldin juga menjenguk korban luka bakar Dimas Malau, 30, di IGD RS Adam Malik. Dimas merupakan warga Sibolga dan bekerja di rumah terbakar tersebut. Dia mengalami luka bakar dibagian tangan dan kaki. (mag-7/mag-13)

 

grafis
grafis

MEDAN-Kakek dan nenek dari 4 cucu itu berpelukan di api. Mereka ditemukan gosong dengan posisi berpelukan di tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua di rumah toko (ruko) yang berada di Jalan Karet Raya, Perumnas Simalingkar, Kecamatan Medan Tuntungan. Mereka tewas karena diduga tak mampu menyelamatkan diri dari kebakaran yang terjadi kemarin sekira pukul 11.00 WIB.

Kenyataan makin miris ketika diketahui sang kakek yang bernama Marlon Ginting (58) dan si nenek, Mariani Beru Sitepu (56), dalam keadaan sakit. “Silih (ipar, bahasa Karo, Red) itu memang stroke ringan dan turangku (adik perempuan, Red) juga baru pulang dari Penang untuk berobat. Saya tidak menyangka kalau mereka pergi dengan cara seperti ini,” ujar Yustinus Tarigan (60) kepada Sumut Pos di lokasi kejadian, kemarin.

Kakak dan nenek itu dikenal memang kompak. Hal ini diungkapkan adik ipar korban, Anita Tarigan, saat ditemuai di Rumah Sakit Adam Malik Medan. “Mereka ditemukan di tangga dalam kondisi berpelukan. Mungkin ketika mau dari lantai dua, salahsatu dari mereka terpeleset. Kakak sama abang ini mem

ang kompak,” katanya dengan raut sedih.

Menurut informasi yang diperoleh Sumut Pos di lokasi kejadian, Marlon Ginting adalah pensiunan karyawan PTPN. Rumah tersebut selama ini dijadikan sebagai tempat usaha oleh anak-anak korban. Selain berjualan pulsa, anak-anak korban juga berjualan minyak tanah dan bensin eceran. Pada saat kejadiann

anak-anak korban yakni Putra Ginting (30), Siska Beru Ginting dan Adi Ginting, bersama dengan menantunya Kitti Beru Sembiring (istri Putra) serta Heni Beru Sinuraya (istri Adi) ada di dalam rumah.
Seorang saksi mata, Alfi (20) mengatakan, kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Api bermula dari mobil Grand Max BK 8682 (seri tidak diketahui) yang terparkir

di depan rumah korban. Mobil tersebut digunakan untuk membawa minyak tanah dan bensin eceran. Awalnya, seorang pekerja bernama Dimas Manalu (25) memindahkan bensin dari mobil Grand  Max ke dalam rumah. Tiba-tiba, mobil pikap buatan Daihatsu tersebut. Api pun menyambar bensin yang terletak di dekat mobil itu dan juga membuat mobil Suzuki APV yang ada di garasi ikut terbakar. Dengan cepat, api pun merambat ke rumah.

Melihat hal tersebut, anak-anak dan menantu korban keluar rumah dan mencoba memadamkan api. Bukannya padam, api justru semakin membesar dan membakar seisi rumah. Mengetahui Marlon dan Mariani masih berada di lantai dua, anak-anak korban ini pun berusaha untuk masuk menyelamatkan orangtuanya. Namun, kobaran api yang besar membuat mereka tidak berhasil, justru mereka juga mengalami luka bakar. Hal yang sama juga dilakukan Dimas. Akibatnya, dia mengalami luka bakar cukup parah, sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit H Adam Malik.

Warga pun menghubungi Dinas Pencegah

dan Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan. Sekitar 10 unit mobil pemadam pun dikerahkan ke lokasi. Jalan Karet Raya yang sempit membuat mobil tersebut kesusahan untuk tiba di lokasi. Apalagi, jalan mulai macet akibat warga mulai berdatangan dan mobil-mobil berhenti untuk melihat kejadian tersebut. Tiba di lokasi, para petugas pemadam pun mencoba memadam api. Sekitar pukul 12.30, api pun mulai padam.
Para petugas pemadam kebakaran menemukan Marlon dan MAriani dalam keadaan berpelukan di tangga rumah tersebut. Kondisi mayat tersebut sangat memprihatinkan, di mana seluruh tubuhnya gosong. Kuat dugaan, bahwa suami istri tersebut mencoba untuk turun dari lantai dua, namun di tengah jalan sudah kehabisan nafas akibat asap. Apalagi, keduanya juga sudah cukup tua, sehingga langkahnya pun mulai lambat.
Kedua mayat tersebut pun langsung dibawa ke Rumah Sakit H Adam Malik Medan. Sedangkan, anak-anak dan menantu korban langsung diamankan ke rumah pamannya, Daniel Chandra Sembiring (34)  di Perumahan Komplek Pemda Jalan Cempaka Raya.
Kapolsek Delitua, Kompol B M

arpaung di lokasi kejadian mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. “Mobil terbakar kemudian menyambar bensin di jeriken yang baru dipindahkan ke rumah. Setelah itu, ikut membakar mobil APV yang ada di garasi,” sebutnya.

Tangis Pecah Di RS Adam Malik
Sementara itu, suasana di ruang tunggu Instalasi Jenazah Rumah Sakit Adam terlihat mengharukan. Isak tangis dari keluarga yang ditinggalkan pecah seketika ruang otopsi dibuka pintunya. Tak sanggup, puluhan keluarga berbondong keluar dan duduk di ruang tunggu. Tepat di situlah, seluruh keluarga yang ditinggalkan mengeluarkan air mata.
Keluarga mengaku tidak ada mendapat firasat atau tanda-tanda akan kehilangan korban. Bahkan, seminggu lalu pasangan suami istri tersebut,  mengundang sanak saudara ke rumahnya untuk membuat acara syukuran.
“Hari Minggu lalu, di rumah abang ini habis ngadain acara syukuran karena baru pulang dari Penang. Istrinya sakit gula. Pas acara minggu lalu, ceria kali. Yah di situlah

terakhir kami jumpa. Dalam acara itu, mereka mengundang pendeta untuk memberikan ceramah keagamaan, wajahnya sangat ceria sekali. Anaknya yang di Kalimantan pun datang,” kata Anita Tarigan, adik ipar Marlon Ginting.
Sementara itu, Jenita Ginting, keponakan korban mengaku sangat kehilangan sosok paman yang pemurah. “Saya merasa kehilangan sekali, mak tua baik, saya sering disuruh datang ke rumahnya kalau lagi liburan, ia suka ngasih baju, hadiah dan pak tua suka ngasi uang,” ujar keponakannya yang tinggal di Padangbulan ini.

Saudara lainnya Ginting mengak

u sempat menegur Marlon Ginting sebelum peristiwa kebakaran. “Dua puluh menit sebelum kejadian saya lewat depan rumahnya dan menegurnya. Enggak ada tanda-tanda bakal ada kejadian seperti ini,” ujar Ginting sembari mengatakan kedua korban meninggalkan empat orang anak yakni Putera, Dini, Adi dan Siska, dan empat orang cucu.
Sementara itu, Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin menyampaikan belasungkawa. Dia juga menyerahkan peti jenazah kepada keluarga korban. “Ini merupakan musibah bagi warga kita. Untuk itu, kita akan melakukan penanganan sebisa mungkin untuk membantu korban terbakar ini,” kata Eldin.

Menurutnya, kejadian seperti ini harusnya bisa dihindari. Meski hanya pedagang eceran, baik penjual maupun pembeli harusnya sadar bahaya dari bahan bakar ini. “Sebelum mengisi bahan bakar, penjual bisa meminta pemilik kendaraan mematikan kendaraannya dahulu. Karena ini berisiko,” tuturnya.

Dzulmi Eldin juga menjenguk korban luka bakar Dimas Malau, 30, di IGD RS Adam Malik. Dimas merupakan warga Sibolga dan bekerja di rumah terbakar tersebut. Dia mengalami luka bakar dibagian tangan dan kaki. (mag-7/mag-13)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/