25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Daripada Nganggur, Pegawai PD Pasar Berkebun di Pasar Induk

Tidak ada yang berubah dari tampilan fisik gedung Pasar Induk yang terletak di Kelurahan Laucih Kecamatan Medan Tuntungan, pascagedung itu selesai dibangun hingga menunggu izin operasionalnnya. Semua masih terlihat kumuh seolah tidak terawat.

Andhika Syahputra,  Medan

Pasar Induk
Pasar Induk

Sejauh mata memandang terlihat rerumputan dan ilalang tumbuh subur mengelilingi bangunan berharga Rp59 Miliar itu. Ironis memang. Tapi itulah faktanya.

Apalagi, sejauh ini belum ada kepastian prihal kapan rencana operasional Pasar Induk. Pun demikian, PD Pasar Kota Medan telah menempatkan beberapa pegawai termasuk kepala pasar. Ya, sudah satu bulan 8 pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu bertugas di Pasar Induk. Pertanyaannya, apa yang mereka lakukan di pasar yang belum beroperasi itu?

“Bosan juga tugas disini (Pasar Induk, Red), karena belum ada kegiatan. Praktis sebulan bertugas di sini kami hanya melakukan klasifikasi terhadapn
jenis pedagang yang bakal menempati Pasar Indujk ini,” ujar Kepala Pasar Induk, Syahrulsyah Saragih, Senin (2/6).

“Dari sana terbagi dalam beberapa klasifikasi, seperti pedagang Sub Grosir dan pedagang Grosir. Intinya, kita pilah-pilah sesuai dengan kelasnya,” tambah Syahrulsyah lagi.

Karena belum ada yang dikerjakan, Syahrulsyah mengaku jika dirinya kerap datang siang hari. Nah, untuk mengisi waktu kosong, Syahrulsyah bersama 7 pegawainya memanfaatkan tanah kosong yang ada di sekitar Pasar Induk dengan bercocok tanam.

“Perlengkapan bercocok tanam lengkap disini. Mulai dari cangkul hingga sekop tersedia disini. Ya, untuk sementara waktu kita hanya menanam ubi, karena itu yang gampang dicari bibitnya,” ucap Syahrulsyah.

Selanjutnta Syahrulsyah juga mengungkapkan bahwa kesulitan lainnya yang mereka hadapi saat bertugas di Pasar Induk adalah belum adanya pedagang yang menjual makanan. “Tak ada pilihan lain. Untuk makan, kami terpaksa bawa dari rumah masing-masing,” tandasnya.

Di tempat terpisah, Kabag Aset dan Perlengkapan Pemko Medan, Agus Suriyono mengatakan bahwa operasional Pasar Induk ditunda hingga selesainya Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Juli mendatang.

Agus mengaku pilihan itu diambil setelah adanya pertemuan dengan Forum Pimpinan di Kota Medan. “Tujuannya agar tercipta suasana kondusif jelang ataupun saat pelaksanaan Pilpres di Kota Medan,” katanya.

Sembari menunggu pelaksanaan Pilpres, dia mengaku Pemko Medan akan berusaha melakukan sosialisasi kepada para pedagang mengenai rencana relokasi. “Di sela-sela sosialisasi itu kami juga terus melakukan perbaikan terhadap pasar itu,” tuntasnya. (*)

Tidak ada yang berubah dari tampilan fisik gedung Pasar Induk yang terletak di Kelurahan Laucih Kecamatan Medan Tuntungan, pascagedung itu selesai dibangun hingga menunggu izin operasionalnnya. Semua masih terlihat kumuh seolah tidak terawat.

Andhika Syahputra,  Medan

Pasar Induk
Pasar Induk

Sejauh mata memandang terlihat rerumputan dan ilalang tumbuh subur mengelilingi bangunan berharga Rp59 Miliar itu. Ironis memang. Tapi itulah faktanya.

Apalagi, sejauh ini belum ada kepastian prihal kapan rencana operasional Pasar Induk. Pun demikian, PD Pasar Kota Medan telah menempatkan beberapa pegawai termasuk kepala pasar. Ya, sudah satu bulan 8 pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu bertugas di Pasar Induk. Pertanyaannya, apa yang mereka lakukan di pasar yang belum beroperasi itu?

“Bosan juga tugas disini (Pasar Induk, Red), karena belum ada kegiatan. Praktis sebulan bertugas di sini kami hanya melakukan klasifikasi terhadapn
jenis pedagang yang bakal menempati Pasar Indujk ini,” ujar Kepala Pasar Induk, Syahrulsyah Saragih, Senin (2/6).

“Dari sana terbagi dalam beberapa klasifikasi, seperti pedagang Sub Grosir dan pedagang Grosir. Intinya, kita pilah-pilah sesuai dengan kelasnya,” tambah Syahrulsyah lagi.

Karena belum ada yang dikerjakan, Syahrulsyah mengaku jika dirinya kerap datang siang hari. Nah, untuk mengisi waktu kosong, Syahrulsyah bersama 7 pegawainya memanfaatkan tanah kosong yang ada di sekitar Pasar Induk dengan bercocok tanam.

“Perlengkapan bercocok tanam lengkap disini. Mulai dari cangkul hingga sekop tersedia disini. Ya, untuk sementara waktu kita hanya menanam ubi, karena itu yang gampang dicari bibitnya,” ucap Syahrulsyah.

Selanjutnta Syahrulsyah juga mengungkapkan bahwa kesulitan lainnya yang mereka hadapi saat bertugas di Pasar Induk adalah belum adanya pedagang yang menjual makanan. “Tak ada pilihan lain. Untuk makan, kami terpaksa bawa dari rumah masing-masing,” tandasnya.

Di tempat terpisah, Kabag Aset dan Perlengkapan Pemko Medan, Agus Suriyono mengatakan bahwa operasional Pasar Induk ditunda hingga selesainya Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Juli mendatang.

Agus mengaku pilihan itu diambil setelah adanya pertemuan dengan Forum Pimpinan di Kota Medan. “Tujuannya agar tercipta suasana kondusif jelang ataupun saat pelaksanaan Pilpres di Kota Medan,” katanya.

Sembari menunggu pelaksanaan Pilpres, dia mengaku Pemko Medan akan berusaha melakukan sosialisasi kepada para pedagang mengenai rencana relokasi. “Di sela-sela sosialisasi itu kami juga terus melakukan perbaikan terhadap pasar itu,” tuntasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/