26.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Buka Raker Kwarda Sumut, Edy: Didikan Pramuka Jadikan Saya Gubernur

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pendidikan Pramuka dapat membentuk kepribadian yang tangguh dan cinta Tanah Air. Bahkan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi mengakui, hasil didikan Pramuka yang didapatkan dari sejak SD, jadi satu bekal yang mengantarkannya menjadi gubernur saat ini.

Hal itu disampaikan Edy saat membuka Rapat Kerja (Raker) Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Kamis (2/6).

“Didikan ini (Pramuka) yang akhirnya menjadikan saya sebagai seorang gubernur. Rasa cinta, sayang, kasih terhadap Tanah Air, saya dapat dari Pramuka,” ungkap Edy, yang juga Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Kamabida) Gerakan Pramuka Sumut.

Lebih lanjut Edy menuturkan, sejak SD dia sudah mengikuti Pramuka. Dia pun sudah terbiasa baris-berbaris sebelum masuk tentara. Bahkan saat itu, Edy juga pernah mengikuti Jambore Nasional ke-2 Pramuka di Bumi Perkemahan Sibolangit, Deliserdang, 1977 silam.

“Saya dilatih masuk ke hutan. Saya sudah menguasai tali temalin

kompas, peta, hingga memperkuat saya sebagai prajurit,” jelasnya.

Dengan modal pendidikan itu, menurutnya, Pramuka sebenarnya bisa menjadi komando cadangan untuk membela negara.

“Terus kenapa ada perkemahan? Di situlah Pramuka ditempa menjadi pribadi-pribadi yang tangguh. Dalam rangka membela bangsa, diperlukan jiwa-jiwa yang tangguh, karena itu dia harus dilatih, itulah dia bela negara,” tutur Edy.

Apalagi sebelum masa kemerdekaan, Edy menjelaskan, organisasi kepanduan sudah berkontribusi untuk Indonesia. Kini Pramuka bergerak mengisi kemerdekaan dengan berbagai kegiatan yang positif bagi generasi muda.

“Kegiatan Pramuka sudah eksis dan aktif melakukan perjuangan untuk memerdekaan republik ini. Setelah republik merdeka, Pramuka belum berhenti, selama hayat dikandung badan. Itulah Pramuka, jiwa-jiwa juang ada di situ,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Edy mengatakan, Pramuka merupakan gerakan tanpa pamrih.

“Saudara-saudaraku, Pramuka tidak mengenal politik, Pramuka tak kenal kekuasaan, Pramuka adalah pengabdian pada bangsa dan negara,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Budi Waseso, yang diwakili Koordinator Wilayah I Bagian Sumatera, Jufri Effendi, mengapresiasi Gubernur Sumut yang selama ini telah mendukung gerakan Pramuka.

“Kami harap bantuan dan arahan Pak Gubernur terus berlanjut, baik di tingkat daerah maupun tingkat cabang,” harapnya. (gus/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pendidikan Pramuka dapat membentuk kepribadian yang tangguh dan cinta Tanah Air. Bahkan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi mengakui, hasil didikan Pramuka yang didapatkan dari sejak SD, jadi satu bekal yang mengantarkannya menjadi gubernur saat ini.

Hal itu disampaikan Edy saat membuka Rapat Kerja (Raker) Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Kamis (2/6).

“Didikan ini (Pramuka) yang akhirnya menjadikan saya sebagai seorang gubernur. Rasa cinta, sayang, kasih terhadap Tanah Air, saya dapat dari Pramuka,” ungkap Edy, yang juga Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Kamabida) Gerakan Pramuka Sumut.

Lebih lanjut Edy menuturkan, sejak SD dia sudah mengikuti Pramuka. Dia pun sudah terbiasa baris-berbaris sebelum masuk tentara. Bahkan saat itu, Edy juga pernah mengikuti Jambore Nasional ke-2 Pramuka di Bumi Perkemahan Sibolangit, Deliserdang, 1977 silam.

“Saya dilatih masuk ke hutan. Saya sudah menguasai tali temalin

kompas, peta, hingga memperkuat saya sebagai prajurit,” jelasnya.

Dengan modal pendidikan itu, menurutnya, Pramuka sebenarnya bisa menjadi komando cadangan untuk membela negara.

“Terus kenapa ada perkemahan? Di situlah Pramuka ditempa menjadi pribadi-pribadi yang tangguh. Dalam rangka membela bangsa, diperlukan jiwa-jiwa yang tangguh, karena itu dia harus dilatih, itulah dia bela negara,” tutur Edy.

Apalagi sebelum masa kemerdekaan, Edy menjelaskan, organisasi kepanduan sudah berkontribusi untuk Indonesia. Kini Pramuka bergerak mengisi kemerdekaan dengan berbagai kegiatan yang positif bagi generasi muda.

“Kegiatan Pramuka sudah eksis dan aktif melakukan perjuangan untuk memerdekaan republik ini. Setelah republik merdeka, Pramuka belum berhenti, selama hayat dikandung badan. Itulah Pramuka, jiwa-jiwa juang ada di situ,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Edy mengatakan, Pramuka merupakan gerakan tanpa pamrih.

“Saudara-saudaraku, Pramuka tidak mengenal politik, Pramuka tak kenal kekuasaan, Pramuka adalah pengabdian pada bangsa dan negara,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Budi Waseso, yang diwakili Koordinator Wilayah I Bagian Sumatera, Jufri Effendi, mengapresiasi Gubernur Sumut yang selama ini telah mendukung gerakan Pramuka.

“Kami harap bantuan dan arahan Pak Gubernur terus berlanjut, baik di tingkat daerah maupun tingkat cabang,” harapnya. (gus/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/