25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sinabung Erupsi Dahsyat, Awas Banjir Lahar

Foto: Solideo Sembiring/SUMUTPOS.CO
Gunung Sinabung mengalami erupsi hingga 23 kali pada Rabu (2/8), mulai pukul 00.00 WIB hingga 15.00 WIB. Abu menutupi Kabupaten Karo. Warga diimbau mewaspadai bahaya banjir lahar/bandang yang sewaktu-waktu dapat mengancam.

Apakah peningkatan erupsi ini menunjukkan Sinabung akan meletus dahsyat? Isa mengaku tak bisa memprediksi. Hanya saja, sampai detik ini Gunung Sinabung masih berstatus awas level IV. Meski begitu, pihaknya mengaku tetap mengintensifkan pemantauan aktivitas Gunung Sinabung. Pihaknya juga mengimbau warga lebih meningkatkan kewaspadaan dan tidak masuk ke zona merah.

Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, ribuan penduduk terdampak langsung hujan abu vulkanik ini. “Tidak ada korban jiwa,” sebut Sutopo saat dihubungi kru koran ini.

Selain itu, hujan abu menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Perbaji, Sukatendel, Temberun, Perteguhen, Kuta Rakyat, Simpang Empat, Tiga Pancur, Selandi, Payung, dan Kuta Gugung. Sutopo menyebut, masyarakat memerlukan masker dan air untuk membersihkan lingkungan. BPBD Karo bersama TNI, Polri, Dinas Kesehatan dan SKPD lain, relawan, dan masyarakat telah membagikan masker, pembersihan jalan dan lahan, pembersihan aset-aset pemerintah (pasar dan tempat umum lainnya), dan menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memasuki zona merah.

Dia juga mengimbau masyarakat yang beraktivitas dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar hujan. Mengingat telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran Sungai Laborus agar tetap waspada karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga berpotensi mengakibatkan banjir lahar/bandang ke hilir.

Untuk mengantisipasi masalah ini, Sutopo mengaku sudah meminta BPBD Kabupaten Tanah Karo segera melakukan sosialisasi ancaman bahaya lahar/banjir bandang kepada penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus. (deo/adz)

Foto: Solideo Sembiring/SUMUTPOS.CO
Gunung Sinabung mengalami erupsi hingga 23 kali pada Rabu (2/8), mulai pukul 00.00 WIB hingga 15.00 WIB. Abu menutupi Kabupaten Karo. Warga diimbau mewaspadai bahaya banjir lahar/bandang yang sewaktu-waktu dapat mengancam.

Apakah peningkatan erupsi ini menunjukkan Sinabung akan meletus dahsyat? Isa mengaku tak bisa memprediksi. Hanya saja, sampai detik ini Gunung Sinabung masih berstatus awas level IV. Meski begitu, pihaknya mengaku tetap mengintensifkan pemantauan aktivitas Gunung Sinabung. Pihaknya juga mengimbau warga lebih meningkatkan kewaspadaan dan tidak masuk ke zona merah.

Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, ribuan penduduk terdampak langsung hujan abu vulkanik ini. “Tidak ada korban jiwa,” sebut Sutopo saat dihubungi kru koran ini.

Selain itu, hujan abu menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Perbaji, Sukatendel, Temberun, Perteguhen, Kuta Rakyat, Simpang Empat, Tiga Pancur, Selandi, Payung, dan Kuta Gugung. Sutopo menyebut, masyarakat memerlukan masker dan air untuk membersihkan lingkungan. BPBD Karo bersama TNI, Polri, Dinas Kesehatan dan SKPD lain, relawan, dan masyarakat telah membagikan masker, pembersihan jalan dan lahan, pembersihan aset-aset pemerintah (pasar dan tempat umum lainnya), dan menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memasuki zona merah.

Dia juga mengimbau masyarakat yang beraktivitas dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar hujan. Mengingat telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran Sungai Laborus agar tetap waspada karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga berpotensi mengakibatkan banjir lahar/bandang ke hilir.

Untuk mengantisipasi masalah ini, Sutopo mengaku sudah meminta BPBD Kabupaten Tanah Karo segera melakukan sosialisasi ancaman bahaya lahar/banjir bandang kepada penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus. (deo/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/