28 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

2020 Pusat Jor-joran Promosikan Danau Toba, Pemprovsu Fokus Tata Destinasi Wisata

JALAN LINGKAR: Preservasi dan pelebaran jalan lingkar Pulau Samosir akan mempermudah konektivitas antardestinasi wisata di kawasan Danau Toba.

TOBASA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) menindaklanjuti secara serius harapan Presiden Joko Widodo atas rehabilitasi total kawasan Danau Toba, yakni pada 2020 dilakukan promosi besar-besaran terhadap destinasi pariwisata tersebut. Mulai tahun ini, Pemprovsu akan melakukan pembenahan pada destinasi-destinasi wisata di kawasan Danau Toba.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Hidayati mengungkapkan, setelah kunjungan Presiden Joko Widodo selama tiga hari di Samosir, mereka berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten kota untuk segera melakukan pendataan seluruh destinasi wisata terutama di kawasan Danau Toba. “Jadi, ada lima poin atau garis besar untuk hal ini, salah satunya optimalisasi penataan seluruh objek destinasi yang ada,” kata Hidayati kepada Sumut Pos di ruang kerjanya, Jumat (2/8).

Hal kedua, sebut Hidayati, pihaknya juga konsern pada penyediaan sejumlah sarana prasarana seperti toilet bersih dan juga adanya rest area yang baik di seluruh destinasi kawasan Danau Toba. “Pemprov sifatnya hanya memberi dukungan kepada daerah, sebab kabupaten/kota sekawasan itulah yang memiliki wilayah. Dengan anggaran yang tersedia, sedikit-sedikit kami akan bantu plotkan untuk mengoptimalisasikan program tersebut,” katanya.

Pemprovsu juga menyadari, pekerjaan besar ini tidak akan mampu diwujudkan bila seluruh pemangku kepentingan tidak saling bergandengan tangan. Artinya, sinergitas atas implementasi yang mau dicapai pada 2020 ini, akan semakin ditingkatkan lagi. “Sinergitas dengan berbagai pihak sangat perlu tetap dibangun. Baik ASITA, PHRI, media massa, influencer dan dengan para pelaku pariwisata lainnya. Dengan begitu target kunjungan wisatawan akan semakin lebih baik ke Sumut, terutama ke kawasan Danau Toba,” katanya.

Faktor pendukung yang tak kalah penting lagi, menurut Hidayati, yakni konektivitas antarsatu destinasi wisata dengan destinasi wisata lainnya. Termasuk konektivitas transportasi menuju objek destinasi yang dituju melalui rute para perusahaan travel saat membawa wisatawan.

“Lalu ada faktor lain, yaitu hospitality atau keramahtamahan penduduk lokal terhadap turis. Ini penting untuk terus diberikan edukasi, sehingga ada perasaan nyaman bagi wisatawan. Faktor kepercayaan orang untuk datang juga penting dijaga, salah satunya dengan pengamanan yang baik. Pemberitaan soal bencana yang terus menerus disampaikan contohnya, akan dapat memengaruhi minat orang tidak mau datang lantaran daerah itu tidak aman,” ucap mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup Sumut itu.

“Di sinilah peran media massa tadi, artinya di daerah lain seperti Bali dan Lombok sering terjadi bencana, namun orang tetap mau datang meski mengetahui berita itu. Tentu ini mesti kita kelola dengan baik,” sambung dia.

Di sisi lain, Pemprovsu saat ini sedang mengupayakan sertifikat UNESCO Global Geopark (UGG) atas kawasan Danau Toba atau Kaldera Toba. Dimana menurut Hidayati, ada dua hal guna mewujudkan cita-cita tersebut. Pertama konservasi kawasan Kaldera Toba dan kedua, pemberdayaan masyarakat. “Insyaallah September 2019 nanti hasilnya keluar. Kita berdoa supaya mendapat sertifikat dari UNESCO tersebut,” pungkasnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi menegaskan rehabilitasi total kawasan Danau Toba merupakan pekerjaan besar yang harus diselesaikan dan tahun depan sudah bisa dipromosikan. Untuk itu, rehabilitasi total itu harus dilakukan secara paralel. Artinya, pembangunan infrastruktur berjalan bersama dengan pengembangan lokasi wisata. Semua tempat dan destinasi yang ada, katanya, akan dikerjakan tahun ini dan tahun depan. Dengan begitu, dimungkinkan proyek dapat diselesaikan semuanya.

Termasuk dermaga pelabuhan, akan diselesaikan semuanya. Sehingga setelah ini selesai, maka langkah berikutnya adalah mempromosikan pariwisata Danau Toba secara besar-besaran. Setelah produknya ini betul-betul selesai,” sebutnya.

Khusus untuk Tano Ponggol yang disinggahinya, presiden juga menilai sebagai pekerjaan besar. Sebab, selain membangun jembatan baru yang lebih bagus, juga memperlebar dan memperdalam jalur air pemisah antara Pulau Samosir dengan Sumatera. Sehingga nantinya kapal dapat mengelilingi Danau Toba. “Jadi paralel dikerjakan. Inikan terusan Tano Ponggol ini dilebarkan 80 meter. Semuanya juga akan direhab total,” tegasnya.

Selain itu, terkait lingkungan juga disinggung dalam kunjungannya. Sebab isu pencemaran air Danau Toba sudah sejak lama menjadi polemik. Penyebabnya yakni limbah domestik dan keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA). Disampaikan Jokowi, saat ini sedang dilakukan pengujian terhadap kualitas air oleh ahli.

Pengujian itu, katanya, akan menghasilkan rekomendasi yang selanjutnya dicarikan solusi untuk itu. Namun jika tidak dapat, kemungkinan besar akan ditutup. Karena selain masalah itu, pemerintah juga akan menyiapkan bagaimana sumber daya manusia (SDM) yang harus sinkron dengan sekolah. “Termasuk sekolah menengah kejuruan (SMK) yang ada di sini, kita arahkan ke jurusan pariwisata. Ini paralel semuanya. Nanti dilihat perubahannya akhir tahun depan,” pungkas Jokowi, yang juga mengatakan akan mengambil lahan hutan dan menanaminya kembali. (prn)

JALAN LINGKAR: Preservasi dan pelebaran jalan lingkar Pulau Samosir akan mempermudah konektivitas antardestinasi wisata di kawasan Danau Toba.

TOBASA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) menindaklanjuti secara serius harapan Presiden Joko Widodo atas rehabilitasi total kawasan Danau Toba, yakni pada 2020 dilakukan promosi besar-besaran terhadap destinasi pariwisata tersebut. Mulai tahun ini, Pemprovsu akan melakukan pembenahan pada destinasi-destinasi wisata di kawasan Danau Toba.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Hidayati mengungkapkan, setelah kunjungan Presiden Joko Widodo selama tiga hari di Samosir, mereka berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten kota untuk segera melakukan pendataan seluruh destinasi wisata terutama di kawasan Danau Toba. “Jadi, ada lima poin atau garis besar untuk hal ini, salah satunya optimalisasi penataan seluruh objek destinasi yang ada,” kata Hidayati kepada Sumut Pos di ruang kerjanya, Jumat (2/8).

Hal kedua, sebut Hidayati, pihaknya juga konsern pada penyediaan sejumlah sarana prasarana seperti toilet bersih dan juga adanya rest area yang baik di seluruh destinasi kawasan Danau Toba. “Pemprov sifatnya hanya memberi dukungan kepada daerah, sebab kabupaten/kota sekawasan itulah yang memiliki wilayah. Dengan anggaran yang tersedia, sedikit-sedikit kami akan bantu plotkan untuk mengoptimalisasikan program tersebut,” katanya.

Pemprovsu juga menyadari, pekerjaan besar ini tidak akan mampu diwujudkan bila seluruh pemangku kepentingan tidak saling bergandengan tangan. Artinya, sinergitas atas implementasi yang mau dicapai pada 2020 ini, akan semakin ditingkatkan lagi. “Sinergitas dengan berbagai pihak sangat perlu tetap dibangun. Baik ASITA, PHRI, media massa, influencer dan dengan para pelaku pariwisata lainnya. Dengan begitu target kunjungan wisatawan akan semakin lebih baik ke Sumut, terutama ke kawasan Danau Toba,” katanya.

Faktor pendukung yang tak kalah penting lagi, menurut Hidayati, yakni konektivitas antarsatu destinasi wisata dengan destinasi wisata lainnya. Termasuk konektivitas transportasi menuju objek destinasi yang dituju melalui rute para perusahaan travel saat membawa wisatawan.

“Lalu ada faktor lain, yaitu hospitality atau keramahtamahan penduduk lokal terhadap turis. Ini penting untuk terus diberikan edukasi, sehingga ada perasaan nyaman bagi wisatawan. Faktor kepercayaan orang untuk datang juga penting dijaga, salah satunya dengan pengamanan yang baik. Pemberitaan soal bencana yang terus menerus disampaikan contohnya, akan dapat memengaruhi minat orang tidak mau datang lantaran daerah itu tidak aman,” ucap mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup Sumut itu.

“Di sinilah peran media massa tadi, artinya di daerah lain seperti Bali dan Lombok sering terjadi bencana, namun orang tetap mau datang meski mengetahui berita itu. Tentu ini mesti kita kelola dengan baik,” sambung dia.

Di sisi lain, Pemprovsu saat ini sedang mengupayakan sertifikat UNESCO Global Geopark (UGG) atas kawasan Danau Toba atau Kaldera Toba. Dimana menurut Hidayati, ada dua hal guna mewujudkan cita-cita tersebut. Pertama konservasi kawasan Kaldera Toba dan kedua, pemberdayaan masyarakat. “Insyaallah September 2019 nanti hasilnya keluar. Kita berdoa supaya mendapat sertifikat dari UNESCO tersebut,” pungkasnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi menegaskan rehabilitasi total kawasan Danau Toba merupakan pekerjaan besar yang harus diselesaikan dan tahun depan sudah bisa dipromosikan. Untuk itu, rehabilitasi total itu harus dilakukan secara paralel. Artinya, pembangunan infrastruktur berjalan bersama dengan pengembangan lokasi wisata. Semua tempat dan destinasi yang ada, katanya, akan dikerjakan tahun ini dan tahun depan. Dengan begitu, dimungkinkan proyek dapat diselesaikan semuanya.

Termasuk dermaga pelabuhan, akan diselesaikan semuanya. Sehingga setelah ini selesai, maka langkah berikutnya adalah mempromosikan pariwisata Danau Toba secara besar-besaran. Setelah produknya ini betul-betul selesai,” sebutnya.

Khusus untuk Tano Ponggol yang disinggahinya, presiden juga menilai sebagai pekerjaan besar. Sebab, selain membangun jembatan baru yang lebih bagus, juga memperlebar dan memperdalam jalur air pemisah antara Pulau Samosir dengan Sumatera. Sehingga nantinya kapal dapat mengelilingi Danau Toba. “Jadi paralel dikerjakan. Inikan terusan Tano Ponggol ini dilebarkan 80 meter. Semuanya juga akan direhab total,” tegasnya.

Selain itu, terkait lingkungan juga disinggung dalam kunjungannya. Sebab isu pencemaran air Danau Toba sudah sejak lama menjadi polemik. Penyebabnya yakni limbah domestik dan keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA). Disampaikan Jokowi, saat ini sedang dilakukan pengujian terhadap kualitas air oleh ahli.

Pengujian itu, katanya, akan menghasilkan rekomendasi yang selanjutnya dicarikan solusi untuk itu. Namun jika tidak dapat, kemungkinan besar akan ditutup. Karena selain masalah itu, pemerintah juga akan menyiapkan bagaimana sumber daya manusia (SDM) yang harus sinkron dengan sekolah. “Termasuk sekolah menengah kejuruan (SMK) yang ada di sini, kita arahkan ke jurusan pariwisata. Ini paralel semuanya. Nanti dilihat perubahannya akhir tahun depan,” pungkas Jokowi, yang juga mengatakan akan mengambil lahan hutan dan menanaminya kembali. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/