26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Asrama Haji Mulai Dioperasikan, 240 Kamar untuk Pasien Covid-19 Bergejala Ringan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemprov Sumut mulai mengoperasikan Asrama Haji Medan, Jalan Abdul Haris Nasution menjadi pusat isolasi terpadu untuk pasien Covid-19. Sebanyak 240 kamar disiapkan sebagai ruang isolasi untuk pasien Covid-19 bergejala ringan.

Aris Yudhariansyah.

“Hari ini kita mulai membuka isolasi terpadu di Asrama Haji. Ada 240 kamar untuk pasien-pasien kriteria ringan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Aris Yudhariansyah kepada wartawan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Medan, Senin (8/2).

Aris juga mengatakan, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut akan gencar melakukan razia protokol kesehatan (yustisi). Jika ada yang kedapatan tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, akan langsung dilakukan test antigen di tempat.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan hasil positif, akan langsung dikirim ke Asrama Haji Medan untuk menjalani isolasi terpadu. “Nggak ada cerita, langsung diangkut (kalau positif) ke Asrama Haji,” tegasnya.

Menurut Aris, test antigen di tempat dilakukan sebagai upaya Satgas dan Pemprov Sumut memperbanyak jumlah pemeriksaan Covid-19. Tujuan lainnya, untuk upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sumut. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat agar tetap berada di rumah jika tidak ada kepentingan mendesak di luar. “Jikapun harus ke luar rumah, wajib menerapkan protokol kesehatan, yakni dengan memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak atau menghidari kerumunan,” ungkapnya.

Sedangkan, rencana wisma atlet milik Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut di Jalan Pancing Medan, juga akan difungsikan sama seperti di Asrama Haji. Tapi saat ini, masih dihuni oleh atlet asal Sumut yang akan bertarung di PON Papua. “Saat ini wisma atlet masih dipakai atlet PON,” katanya.

Terkait persentase keterisian bed occupancy rate (BOR) di Sumut, Aris menyatakan, kondisinya masih berada di angka 60 persen. “Kita Sumut masih 60 persen,” jelas Aris.

Butuh Kerja Ekstra

Penanganan Covid-19 tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tetapi butuh kerja ekstra dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait. Sehingga penanganannya bisa dilakukan secara menyeluruh di berbagai bidang, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan hingga sosial.

“Kita tidak bisa memerangi virus ini jika tidak bersatu, kolaborasi adalah kunci untuk menangani ini,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi saat mengisi materi Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri ke-30 secara virtual di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (2/8).

Menurut Edy, selain unsur dari pemerintahan, masyarakat juga perlu dilibatkan dalam penanganan Covid-19. Gubernur sendiri telah melibatkan banyak tokoh masyarakat dan agama untuk menyosialisasikan segala hal mengenai Covid-19. Sehingga masyarakat dapat lebih waspada dan mematuhi protokol kesehatan.

Tidak hanya itu, ada beberapa hal yang sangat disoroti antara lain kesehatan, ekonomi dan sosial. “Bidang kesehatan sangat penting, sinergi sangat perlu dalam hal ini, pemerintah pusat, daerah, Forkopimda bergandengan tangan menangani ini,” ujarnya.

Menurut Edy, kondisi kesehatan sangat memengaruhi kondisi ekonomi wilayah. “Covid-19 ini akan berpengaruh pada ekonomi, sementara ekonomi perlu bebas bergerak, inilah makanya jika Covid-19 tertangani, ekonomi kita juga akan membaik,” kata Edy.

Meski begitu, Edy optimis Covid-19 bisa dikendalikan apabila seluruh masyarakat taat menjalankan protokol kesehatan. “Kita harus yakin melewatinya, kita harus disiplin menjalankan protokol kesehatan, saya harap Covid-19 ini akan bisa kita kendalikan,” katanya. (gus/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemprov Sumut mulai mengoperasikan Asrama Haji Medan, Jalan Abdul Haris Nasution menjadi pusat isolasi terpadu untuk pasien Covid-19. Sebanyak 240 kamar disiapkan sebagai ruang isolasi untuk pasien Covid-19 bergejala ringan.

Aris Yudhariansyah.

“Hari ini kita mulai membuka isolasi terpadu di Asrama Haji. Ada 240 kamar untuk pasien-pasien kriteria ringan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Aris Yudhariansyah kepada wartawan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Medan, Senin (8/2).

Aris juga mengatakan, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut akan gencar melakukan razia protokol kesehatan (yustisi). Jika ada yang kedapatan tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, akan langsung dilakukan test antigen di tempat.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan hasil positif, akan langsung dikirim ke Asrama Haji Medan untuk menjalani isolasi terpadu. “Nggak ada cerita, langsung diangkut (kalau positif) ke Asrama Haji,” tegasnya.

Menurut Aris, test antigen di tempat dilakukan sebagai upaya Satgas dan Pemprov Sumut memperbanyak jumlah pemeriksaan Covid-19. Tujuan lainnya, untuk upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sumut. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat agar tetap berada di rumah jika tidak ada kepentingan mendesak di luar. “Jikapun harus ke luar rumah, wajib menerapkan protokol kesehatan, yakni dengan memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak atau menghidari kerumunan,” ungkapnya.

Sedangkan, rencana wisma atlet milik Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut di Jalan Pancing Medan, juga akan difungsikan sama seperti di Asrama Haji. Tapi saat ini, masih dihuni oleh atlet asal Sumut yang akan bertarung di PON Papua. “Saat ini wisma atlet masih dipakai atlet PON,” katanya.

Terkait persentase keterisian bed occupancy rate (BOR) di Sumut, Aris menyatakan, kondisinya masih berada di angka 60 persen. “Kita Sumut masih 60 persen,” jelas Aris.

Butuh Kerja Ekstra

Penanganan Covid-19 tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tetapi butuh kerja ekstra dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait. Sehingga penanganannya bisa dilakukan secara menyeluruh di berbagai bidang, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan hingga sosial.

“Kita tidak bisa memerangi virus ini jika tidak bersatu, kolaborasi adalah kunci untuk menangani ini,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi saat mengisi materi Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri ke-30 secara virtual di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (2/8).

Menurut Edy, selain unsur dari pemerintahan, masyarakat juga perlu dilibatkan dalam penanganan Covid-19. Gubernur sendiri telah melibatkan banyak tokoh masyarakat dan agama untuk menyosialisasikan segala hal mengenai Covid-19. Sehingga masyarakat dapat lebih waspada dan mematuhi protokol kesehatan.

Tidak hanya itu, ada beberapa hal yang sangat disoroti antara lain kesehatan, ekonomi dan sosial. “Bidang kesehatan sangat penting, sinergi sangat perlu dalam hal ini, pemerintah pusat, daerah, Forkopimda bergandengan tangan menangani ini,” ujarnya.

Menurut Edy, kondisi kesehatan sangat memengaruhi kondisi ekonomi wilayah. “Covid-19 ini akan berpengaruh pada ekonomi, sementara ekonomi perlu bebas bergerak, inilah makanya jika Covid-19 tertangani, ekonomi kita juga akan membaik,” kata Edy.

Meski begitu, Edy optimis Covid-19 bisa dikendalikan apabila seluruh masyarakat taat menjalankan protokol kesehatan. “Kita harus yakin melewatinya, kita harus disiplin menjalankan protokol kesehatan, saya harap Covid-19 ini akan bisa kita kendalikan,” katanya. (gus/prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/