MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selain menurunkan tim khusus mengecek kondisi warga Sumatera Utara yang eksodus dari Wamena, Pemprov Sumut akan menggelar penggalangan dana dan bantuan lainnya.
Kegiatan ini dipusatkan di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubsu, Jalan Pangeran Diponegoro Medan hari ini, Kamis (3/10).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis mengungkapkan hal itu kepada Sumut Pos, Rabu (2/10). Kata dia, kegiatan itu bertajuk “Sumut Peduli Wamena”. Tujuannya menyikapi tragedi kemanusiaan yang terjadi di Wamena, Papua.
“Kami menyediakan rekening bank bagi siapa saja warga Sumut yang berniat menyumbangkan rezekinya, melalui BRI #005301004590301 atas nama BPP 175 BPBD Provinsi Sumut melalui kontak person di nomor 081396858549 (Penriswan Lubis),” katanya seraya menyebut, pada hari itu langsung berangkat ke Papua setelah mendapat instruksi gubernur.
Sebelumnya, Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi melaksanakan pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat Sumut atas insiden yang dialami warga Sumut di Wamena. Ia menegaskan, segera mengirim tim untuk mengecek laporan terkini soal kondisi yang terjadi di sana dan akan jadi rujukan penanggulangan selanjutnya.
Menurutnya, tim khusus tersebut sudah berangkat hari itu dan diharapkan dapat segera memberikan informasi akurat tentang jumlah warga Sumut yang eksodus akibat kerusuhan di Wamena. Angka yang ada saat ini masih simpang-siur. “Jumlah yang masih simpang-siur ini yang akan dipastikan. Berikutnya lusa, akan berangkat lagi tim yang akan membawa bantuan sesuai dengan kebutuhan. Kurang apa? Kurang baju? Kurang makan?” katanya, menjawab wartawan usai pertemuan.
Hadir dalam pertemuan, Ketua Sumatera Berdoa J A Ferdinandus, Kepala Cabang ACT Sumut Fadhli Septavianra, Wakil Ketua II FKUB Oemar Witaryo, Anggota FKUB Sotar Nasution, Akhmaluddin Syahputra, Pinandhita M Manoragen, dan Kahiruddin, tokoh masyarakat RE Nainggolan, Muhyan Tambusai dan Hasban Ritonga, akademisi Ichwan Azhari, Ketua Yayasan Medistra Lubuk Pakam Johannes Sembiring, Kepala Bakesbangpol Sumut Anthony Siahaan, Kabiro Umum dan Perlengkapan Setdaprovsu Achmad Fadly.
Setelah sampai di Papua, lanjut Gubsu, tim segera bekerja mengumpulkan informasi dan melakukan pendataan, antara lain tentang kondisi sebenarnya yang terjadi di Papua, kondisi dan jumlah warga Sumut yang ada di sana, bantuan yang dibutuhkan, serta langkah-langkah penanganan yang mungkin dilakukan. Serta berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait di Papua, guna mempercepat penanganan warga Sumut. “Nanti malam dia sampai di Papua, besok pagi dia bekerja, sehingga kita tahu kondisi nyata mereka,” katanya.
Di Sumut sendiri, sambung Edy beberapa langkah antisipasi juga dilakukan. Pemprovsu sudah mempersiapkan segala kemungkinan yang harus dilakukan bagi warga Sumut di Wamena. Jika memang perlu dipulangkan, warga akan dipulangkan ke Sumut. “Jika harus dievakuasi, akan kita evakuasi ke kabupaten/kota atau daerah asal. Kalau dia orang Langkat, kita pulangkan ke bupatinya. Perjalanan evakuasi adalah tanggung jawab gubernur,”,” katanya.
Sebelumnya disebutkan baru ada kepastian tiga orang saja warga asal Sumut yang eksodus dari Wamena. Saat ini ketiganya berada di Rindam Kodam XVII Cenderawasih yang berada di sekitar Danau Sentani.
Terpisah, Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Partai NasDem Rahmansyah Sibarani, mendesak Gubsu Edy Rahmayadi segera memulangkan ratusan warga Sumut yang tinggal dan mengungsi di Wamena. “Saudara gubernur harus segera memulangkan warga Sumut yang saat ini kabarnya dilanda ketakutan di Wamena akibat konflik di daerah itu. Bila perlu saudara gubernur Sumut berangkat langsung melihat dan menjemput warganya di sana, sebagaimana dilakukan kepala daerah di Sumatera Barat,” katanya.
Kata dia, perlunya Gubsu segera memulangkan warga Sumut yang masih berada di Wamena demi menghindari hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Sebab wakil rakyat asal pemilihan Sumut 9 ini mengaku menerima informasi dan kabar bahwa ratusan warga Sumut saat ini dilanda ketakutan akibat situasi di daerah tersebut makin mencekam.
“Saudara gubernur Sumut seharusnya bersikap dan bertindak seperti gubernur Sumbar yang bertindak cepat melihat dan memulangkan warganya,” ujarnya.
Saat ditanya sikap Gubsu yang telah membentuk tim menyikapi warganya yang ada di Wamena, Rahmansyah mengkritisi langkah lambat tersebut. “Yang dibutuhkan mereka (warga) di sana segera pulang ke Sumut. Bukan malah membentuk tim yang kesannya bertele-tele dan lamban. Sehingga dikhawatirkan sudah kejadian, baru sibuk berbuat (memulangkannya),” pungkasnya.
Pangdam: Belum Ada Rencana Evakuasi Warga Sumut
Terpisah, Pangdam I/BB Mayjend M Sabrar Fadhillah menyatakan, saat ini dirinya belum mendengar adanya informasi dari Mabes TNI untuk proses pemulangan warga Sumut dari Wamena. Saat ini, kata Pangdam, TNI fokus untuk pemulangan warga Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan yang berada di Wamena.
“Sedang proses, saya kira warga Medan sendiri enggak banyak. Ada satu atau dua orang mungkin dari Sumut. Terbanyak yang rencana dipulangkan adalah warga Sumatera Barat dan dari Bugis (Sulawesi Selatan), dari daerah-daerah itu dulu yang sedang proses ditata (dipulangkan),” ujarnya saat Coffee Morning di Lapangan Tennis, Makodam I/BB Bukit Barisan, Jalan Gatot Subroto, Km 7,5 Kota Medan, Rabu (2/10).
Pangdam mengingatkan agar kasus tersebut jangan sampai melebar ke mana-mana. Pada prinsipnya semua etnis, suku, agama adalah anak bangsa. Tidak perlu adanya dendam di hati masing-masing sehingga tega menyakiti hati sesama.
Alumnus Akmil 1988 ini menyampaikan Kodam I/BB belum berencana mengirimkan pasukan pendukung tugas operasi pengamanan di Papua. Ia mengaku masih menunggu arahan dari Mabes TNI. “Kodam I/BB belum ada. Mungkin dari kesatuan kesatuan yang lain yang diterjunkan ke sana,” pungkasnya. (prn)