31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

RE Siapkan Program untuk 50.000 Pengangguran

MEDAN- Program pelatihan dan pemberian modal kerja bagi 50 ribu penganggur di Sumut bukan hal sulit untuk dilaksanakan. Pelaksanaan program tersebut hanya butuh niat kuat menekan angka penganggur serta kemampuan melakukan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.

“Itu bukan program yang mustahil, tetapi sangat mungkin dan tidak sulit untuk kita laksanakan. Kita hanya butuh niat kuat, konsep yang jelas dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak,” kata balon gubsu Dr Rustam Effendy Nainggolan kepada sejumlah wartawan di Medan, Senin (29/10).

Sebelumnya, Rustam Effendy Nainggolan yang akrab disapa RE Nainggolan itu menyatakan, jika terpilih jadi Gubsu periode  2013-2018, salah satu program kerjanya yaitu memberikan pelatihan dan modal kerja bagi 50 ribu penganggur di Sumut. Penganggur tersebut diutamakan dari  kalangan pemuda, petani dan nelayan, serta anak putus sekolah.

Pelatihan meliputi pengetahuan dan ketrampilan peningkatan produktivitas pertanian dan perikanan,  perbaikan alat elektronik dan telekomunikasi, perbaikan kendaraan bermotor, serta jenis-jenis pelatihan ketrampilan lainnya yang dibutuhkan dunia kerja. Pelatihan akan dipusatkan di Rumah Pelatihan dan Inisiasi Produktifitas yang akan didirikan di setiap kabupaten/kota.

Pemberian pelatihan dan modal kerja bagi 50 ribu penganggur di Sumut tersebut akan dibagi dalam lima tahun, sehingga setiap tahunnya akan menjangkau 10 ribu penganggur. Biaya pelatihan dianggarkan sebesar Rp 5 juta per orang dan akan dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sumut sebesar Rp 50 miliar per tahun.  Biaya pelatihan sebesar itu hanya sekitar 0,8 persen dari APBD Sumut tahun 2012 sebesar Rp 6,1 triliun.

RE Nainggolan yang setelah pensiun sebagai Sekretaris Daerah Sumut mendirikan Pusat Ekonomi Rakyat, mengatakan, seusai mengikuti pelatihan dan dinyatakan lulus dengan baik, peserta pelatihan akan diberikan modal kerja Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per orang. Sumber modal kerja itu berasal dari pinjaman perbankan yang sifatnya cepat, murah, aman, dan tanpa agunan.

Menurut RE, hal itu sangat mungkin dilakukan bila Pemerintah Provinsi Sumut dan dunia perbankan, termasuk Bank Indonesia, dapat menyatukan visi, misi, dan semangat meningkatkan perekonomian rakyat. “Saya percaya bahwa perbankan Indonesia juga memiliki semangat yang kuat untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan pemerataan kesejahteraan. Persoalannya hanya tinggal bagaimana semua pemangku kepentingan dapat melakukan kerjasama yang baik, sehat, dan berkesinambungan,” kata RE Nainggolan yang selama ini dikenal memiliki semangat dan konsep yang kuat soal pemberdayaan ekonomi rakyat.

Lebih lanjut RE menjelaskan, pemberian pelatihan dan modal kerja bagi 50 ribu  penganggur di Sumut tidak hanya akan mengurangi angka penganggur sebesar 50.000orang, melainkan bisa 2-5 kali lipat dari jumlah itu. (rel/tms)

MEDAN- Program pelatihan dan pemberian modal kerja bagi 50 ribu penganggur di Sumut bukan hal sulit untuk dilaksanakan. Pelaksanaan program tersebut hanya butuh niat kuat menekan angka penganggur serta kemampuan melakukan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.

“Itu bukan program yang mustahil, tetapi sangat mungkin dan tidak sulit untuk kita laksanakan. Kita hanya butuh niat kuat, konsep yang jelas dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak,” kata balon gubsu Dr Rustam Effendy Nainggolan kepada sejumlah wartawan di Medan, Senin (29/10).

Sebelumnya, Rustam Effendy Nainggolan yang akrab disapa RE Nainggolan itu menyatakan, jika terpilih jadi Gubsu periode  2013-2018, salah satu program kerjanya yaitu memberikan pelatihan dan modal kerja bagi 50 ribu penganggur di Sumut. Penganggur tersebut diutamakan dari  kalangan pemuda, petani dan nelayan, serta anak putus sekolah.

Pelatihan meliputi pengetahuan dan ketrampilan peningkatan produktivitas pertanian dan perikanan,  perbaikan alat elektronik dan telekomunikasi, perbaikan kendaraan bermotor, serta jenis-jenis pelatihan ketrampilan lainnya yang dibutuhkan dunia kerja. Pelatihan akan dipusatkan di Rumah Pelatihan dan Inisiasi Produktifitas yang akan didirikan di setiap kabupaten/kota.

Pemberian pelatihan dan modal kerja bagi 50 ribu penganggur di Sumut tersebut akan dibagi dalam lima tahun, sehingga setiap tahunnya akan menjangkau 10 ribu penganggur. Biaya pelatihan dianggarkan sebesar Rp 5 juta per orang dan akan dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sumut sebesar Rp 50 miliar per tahun.  Biaya pelatihan sebesar itu hanya sekitar 0,8 persen dari APBD Sumut tahun 2012 sebesar Rp 6,1 triliun.

RE Nainggolan yang setelah pensiun sebagai Sekretaris Daerah Sumut mendirikan Pusat Ekonomi Rakyat, mengatakan, seusai mengikuti pelatihan dan dinyatakan lulus dengan baik, peserta pelatihan akan diberikan modal kerja Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per orang. Sumber modal kerja itu berasal dari pinjaman perbankan yang sifatnya cepat, murah, aman, dan tanpa agunan.

Menurut RE, hal itu sangat mungkin dilakukan bila Pemerintah Provinsi Sumut dan dunia perbankan, termasuk Bank Indonesia, dapat menyatukan visi, misi, dan semangat meningkatkan perekonomian rakyat. “Saya percaya bahwa perbankan Indonesia juga memiliki semangat yang kuat untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan pemerataan kesejahteraan. Persoalannya hanya tinggal bagaimana semua pemangku kepentingan dapat melakukan kerjasama yang baik, sehat, dan berkesinambungan,” kata RE Nainggolan yang selama ini dikenal memiliki semangat dan konsep yang kuat soal pemberdayaan ekonomi rakyat.

Lebih lanjut RE menjelaskan, pemberian pelatihan dan modal kerja bagi 50 ribu  penganggur di Sumut tidak hanya akan mengurangi angka penganggur sebesar 50.000orang, melainkan bisa 2-5 kali lipat dari jumlah itu. (rel/tms)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/