32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Bisa Cuti 6 Bulan, Gaji Indogoogler hingga Rp20 Miliar

Kantor Google, Googleplex, di Mountain View, San Francisco, Amerika Serikat.
Kantor Google, Googleplex, di Mountain View, San Francisco, Amerika Serikat.

Tempat makan siang itu adalah sebuah restoran yang luasnya empat kali lipat restoran di gedung 2000. Lokasinya tepat di pusat aktivitas karyawan Google, yakni plaza Androproud. Saat masuk gedung untuk makan, suara sangat ribut.
———————————

JIKA saat pagi orang-orang yang makan duduk sendiri-sendiri dan diam, ketika makan siang mereka bergerombol serta berbincang riang. Suara tertawa bercampur dengan denting sendok garpu yang beradu dengan piring.

“Selamat datang di Google, silakan ambil makan siang,” sapaan bahasa Indonesia itu mengagetkan sekaligus melegakan. Suara dari perempuan energik yang kemudian memperkenalkan diri sebagai Amanda Surya itu membuat wartawan Jawa Pos (grup Sumut Pos) merasa sampai di tempat yang tepat, tempat makan siang bersama ‘Indogoogler’, sebutan di forum online untuk orang-orang Indonesia yang bekerja di Google.

Tentu Amanda tidak sendiri. Di meja panjang yang di atasnya tertulis “this table reserved by Indonesia media visit” itu sudah menunggu Alvan Santoso, Budi Kusmiantoro, Hamdanil Rasyid, Hong Majaya, dan Hans Tedja.

Diselingi makanan serbasayur dan buah, mengalirlah cerita bagaimana para Indogoogler itu bekerja di perusahaan paling diidamkan seluruh karyawan di dunia tersebut.

Alvan, yang sudah sembilan tahun bekerja di Google, mengungkapkan, keuntungan material yang paling terasa dengan bekerja di Google adalah makanan yang tersedia di mana-mana.

“Tidak cuma makanan, tapi makanan sehat. Sayur dan buah ada di mana-mana, pagi, siang, dan malam,” ungkap pria 39 tahun kelahiran Tegal itu.

Makanan memang mendapat perhatian penting dari duo pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, saat membangun Googleplex. Saat ini ada 20 restoran yang tersebar di Googleplex dan 83 kafe mini di setiap gedung. Di setiap resto dan kafe itu, disediakan makanan yang paling sehat dan higienis. Untuk semua itu, siapa saja boleh ambil cuma-cuma.

“Pembicaraan saat makan adalah pembicaraan paling produktif dan penuh ide,” bunyi kutipan Larry Page seperti yang tercantum di museum Google, yang menggarisbawahi cara pandang perusahaan soal gizi karyawan.

Karena itu, ada standar pengadaan di restoran yang mengacu pada lama antrean. Jika antre makanan pada jam makan siang sudah lebih dari tujuh menit, saatnya dibangun restoran baru.

Dalam tiga tahun terakhir, Google selalu menduduki puncak teratas daftar perusahaan paling kaya di dunia. Selain digunakan untuk mengembangkan produk, sebagian kekayaan itu dibelanjakan buat kesejahteraan 55 ribu karyawannya. Di antara mereka, ada puluhan pemuda dari Indonesia.

Salah satu gedung di Googleplex, kawasan seluas 50 hektare di Mountain View, San Francisco, itu merupakan tempat petinggi perusahaan teknologi informasi paling bergengsi, Google, berkantor.

Kantor Google, Googleplex, di Mountain View, San Francisco, Amerika Serikat.
Kantor Google, Googleplex, di Mountain View, San Francisco, Amerika Serikat.

Tempat makan siang itu adalah sebuah restoran yang luasnya empat kali lipat restoran di gedung 2000. Lokasinya tepat di pusat aktivitas karyawan Google, yakni plaza Androproud. Saat masuk gedung untuk makan, suara sangat ribut.
———————————

JIKA saat pagi orang-orang yang makan duduk sendiri-sendiri dan diam, ketika makan siang mereka bergerombol serta berbincang riang. Suara tertawa bercampur dengan denting sendok garpu yang beradu dengan piring.

“Selamat datang di Google, silakan ambil makan siang,” sapaan bahasa Indonesia itu mengagetkan sekaligus melegakan. Suara dari perempuan energik yang kemudian memperkenalkan diri sebagai Amanda Surya itu membuat wartawan Jawa Pos (grup Sumut Pos) merasa sampai di tempat yang tepat, tempat makan siang bersama ‘Indogoogler’, sebutan di forum online untuk orang-orang Indonesia yang bekerja di Google.

Tentu Amanda tidak sendiri. Di meja panjang yang di atasnya tertulis “this table reserved by Indonesia media visit” itu sudah menunggu Alvan Santoso, Budi Kusmiantoro, Hamdanil Rasyid, Hong Majaya, dan Hans Tedja.

Diselingi makanan serbasayur dan buah, mengalirlah cerita bagaimana para Indogoogler itu bekerja di perusahaan paling diidamkan seluruh karyawan di dunia tersebut.

Alvan, yang sudah sembilan tahun bekerja di Google, mengungkapkan, keuntungan material yang paling terasa dengan bekerja di Google adalah makanan yang tersedia di mana-mana.

“Tidak cuma makanan, tapi makanan sehat. Sayur dan buah ada di mana-mana, pagi, siang, dan malam,” ungkap pria 39 tahun kelahiran Tegal itu.

Makanan memang mendapat perhatian penting dari duo pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, saat membangun Googleplex. Saat ini ada 20 restoran yang tersebar di Googleplex dan 83 kafe mini di setiap gedung. Di setiap resto dan kafe itu, disediakan makanan yang paling sehat dan higienis. Untuk semua itu, siapa saja boleh ambil cuma-cuma.

“Pembicaraan saat makan adalah pembicaraan paling produktif dan penuh ide,” bunyi kutipan Larry Page seperti yang tercantum di museum Google, yang menggarisbawahi cara pandang perusahaan soal gizi karyawan.

Karena itu, ada standar pengadaan di restoran yang mengacu pada lama antrean. Jika antre makanan pada jam makan siang sudah lebih dari tujuh menit, saatnya dibangun restoran baru.

Dalam tiga tahun terakhir, Google selalu menduduki puncak teratas daftar perusahaan paling kaya di dunia. Selain digunakan untuk mengembangkan produk, sebagian kekayaan itu dibelanjakan buat kesejahteraan 55 ribu karyawannya. Di antara mereka, ada puluhan pemuda dari Indonesia.

Salah satu gedung di Googleplex, kawasan seluas 50 hektare di Mountain View, San Francisco, itu merupakan tempat petinggi perusahaan teknologi informasi paling bergengsi, Google, berkantor.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/