30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Lagi, FK UISU Temukan Cacing Pita Sepanjang 10,5 Meter

Disinggung apakah ada obat yang mereka tinggal di Simalungun, Umar Zein mengaku tidak ada. Hal itu karena pemberian obat harus selektif dan diagnosanya benar-benar, karena paraziquantel bukan obat cacing biasa. Selain itu, karena belum tersedia, untuk berjaga bilamana ada kasus yang benar-benar membutuhkan.

” Berdasar teori yang saya baca, cacing ini bisa hidup di usus manusia hingga 35 tahun dengan panjangnya bisa mencapai 15 Meter lebih, ” ungkap Umar.

Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran UISU, dr Indra Janis MKT menyatakan, ini bukan siapa duluan atau perlombaan penemuan cacing terpanjang akan tetapi penemuannya memang terpanjang, tapi lebih kepada pengobatan. “Memang ini merupakan rekor bagi para peneliti FK UISU yang dipimpin Dr Umar Zein, ” ungkap Indra.

Indra mengatakan, dari hasil penemuan cacing pertama dengan kedua ada ditemukan perbedaan dalam morfologinya. Lanjutnya lagi Fakultas Kedokteran UISU dalam hal ini mendukung tim peneliti untuk melakukan penelitian secara Biologi Monokuler. Karena jenis cacing pita mungkin berbeda spesiesnya dengan negara lainnya yang pernah ditemukan. Artinya mungkin dari peneliti katanya bahwa jenis cacing pita kedua ini berjenis Taenia Asiatica Simalungun, dan itu mudah-mudahan itu dapat kita buktikan.” Sehingga apabila dari hasil penelitian tersebut menjelaskan ada kecocokan maka FK UISU lah yang pertama menemukan jenis cacing pita tersebut, ” ujar Indra mengakhiri.

Sementara Kalekson Saragih mengaku sangat berterimakasih dengan bantuan obat dari Tim Peneliti FK UISU. Dia mengaku menderita selama 25 tahun, karena tidak kunjung menemukan obat untuk sakitnya. Disebutnya, sebelum cacing vita sepanjang 10,5 meter keluar dari perutnya, dia sering sakit perut, cepat lelah dan juga pandangannya berkurang. Sementara setelah cacing vita berhasil keluar, diakuinya dirinya merasa lebih baik.

Disinggung apakah ada obat yang mereka tinggal di Simalungun, Umar Zein mengaku tidak ada. Hal itu karena pemberian obat harus selektif dan diagnosanya benar-benar, karena paraziquantel bukan obat cacing biasa. Selain itu, karena belum tersedia, untuk berjaga bilamana ada kasus yang benar-benar membutuhkan.

” Berdasar teori yang saya baca, cacing ini bisa hidup di usus manusia hingga 35 tahun dengan panjangnya bisa mencapai 15 Meter lebih, ” ungkap Umar.

Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran UISU, dr Indra Janis MKT menyatakan, ini bukan siapa duluan atau perlombaan penemuan cacing terpanjang akan tetapi penemuannya memang terpanjang, tapi lebih kepada pengobatan. “Memang ini merupakan rekor bagi para peneliti FK UISU yang dipimpin Dr Umar Zein, ” ungkap Indra.

Indra mengatakan, dari hasil penemuan cacing pertama dengan kedua ada ditemukan perbedaan dalam morfologinya. Lanjutnya lagi Fakultas Kedokteran UISU dalam hal ini mendukung tim peneliti untuk melakukan penelitian secara Biologi Monokuler. Karena jenis cacing pita mungkin berbeda spesiesnya dengan negara lainnya yang pernah ditemukan. Artinya mungkin dari peneliti katanya bahwa jenis cacing pita kedua ini berjenis Taenia Asiatica Simalungun, dan itu mudah-mudahan itu dapat kita buktikan.” Sehingga apabila dari hasil penelitian tersebut menjelaskan ada kecocokan maka FK UISU lah yang pertama menemukan jenis cacing pita tersebut, ” ujar Indra mengakhiri.

Sementara Kalekson Saragih mengaku sangat berterimakasih dengan bantuan obat dari Tim Peneliti FK UISU. Dia mengaku menderita selama 25 tahun, karena tidak kunjung menemukan obat untuk sakitnya. Disebutnya, sebelum cacing vita sepanjang 10,5 meter keluar dari perutnya, dia sering sakit perut, cepat lelah dan juga pandangannya berkurang. Sementara setelah cacing vita berhasil keluar, diakuinya dirinya merasa lebih baik.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/