31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Berawal dari Tukang Cat dan Berani Utak-atik

Barno alias Abeng, Tukang Perbaiki Sepeda Onthel

Pria berusia 50 tahun Barno atau akrab di panggil Abeng membuka usaha bengkel sepeda onthel di rumahnya Jalan Megawati/Halat No 42 Medan.

M Sahbainy Nasution, Medan

Sekarang ini bengkel sepeda sudah sulit ditemukan di Kota Medan apalagi bengkel khusus sepeda onthel. Salah satu yang masih bertahan bengkel sepeda milik Abeng. Saat ditemui di bengkelnya Abeng sedang memperbaiki sepeda onthel. Di bengkel 5X6 meter itu terlihat spare part sepeda tua.

SEPEDA ONTHEL: Barno alias Abeng menunjukkan sepada onthel  bengkelnya.//sahbainy/sumut pos
SEPEDA ONTHEL: Barno alias Abeng menunjukkan sepada onthel di bengkelnya.//sahbainy/sumut pos

Abeng menceritakan, awalnya ia bukanlah seorang tukang perbaiki sepeda onthel, dia adalah seorang yang membuka jasa cat mobil di depan rumahnya. Tapi, karena tak punya lahan tempat mengecat mobil dia memberanikann
membuka bengkel sepeda di rumah adiknya.

Menurut Abeng, bengkel sepeda itu dibuka tahun 2005 berawal kecintaannya terhadap sepeda onthel yang dianggapnya merupakan barang-barang antik. “Awalnya saya melihat-lihat orang dan lama-lama menjadi tertarik dengan sepeda onthel,”ucapnya.

Abeng beranggapan walaupun sudah modern tapi bengkel sepeda onthel tak akan mati sampai kapanpun.

“Sampai kapanpun sepeda onthel tidak bakal hilang peminatnya, karena komponennya canggih misalnya gearnya sudah di luar,”ucapnya.
Abeng mengaku, ada 300 pencinta sepeda onthel yang datang ke bengkelnya.

“Itu masih komunitas kami saja, belum lagi komiunitas sepeda onthel lain,”ucap Abeng.

Pelanggannya, kata Abeng, tersebar di Sumut seperti Medan, Binjai, Pematangsiantar, Tebing Tinggi, Stabat, Deliserdang, Serdang Bedagai, Labuhanbatu Utara, Kisaran dan Aceh.
Abeng mengaku, keahliannya memperbaiki sepeda onthel dari belajar otodidak.

“Karena saya punya sepeda onthel saya mulanya hanya utak-atik sepeda saya ternyata bisa dan membukan bengkel sepeda onthel,”katanya.
Banyak merek sepeda onthel yang sudah diperbaikinya seperti buatan Inggris merek Humber, Raleigh, Rudge dan lainnya, sedagnkan buatan Jerman merek Schlifer, Union. Seiko dan lainnya serta buatan Belanda Gazelle, Simplex, Vongers dan lainnya.

Abeng mengaku dari sekian banyaknya sepeda ada sepeda tahun 30-an dan sulit diperbaiki. Apalagi mencari spare part yang yang asli tidak ada lagi di toko-toko sepeda.
“Jadi kalau kita mau mengganti spere part sepeda ini kita harus mencari teman-teman yang mau menjual spare partnya ataumencarinya di online,” katanya.

Abeng mengaku memperbaiki sepeda onthel lebih sulit dibanding memperbaiki sepeda biasa karena sepeda onthel komponennya lebih rumit dan juga komposisi dalam sepeda onthel lebih rumit.
Biaya untuk memperbaiki sepeda onthel  mulai dari Rp100 ribu hingga Rp300 ribu tergantung tingkat kesulitan dan merek sepedanya.

“Di sini bukan hanya bengkel sepeda aja tapi kita juga mengecat harganya dari Rp400 ribu sampai Rp500 ribu per sepedannya,”kata Abeng.
Abeng mengaku dia juga suka touring di beberapa kota di Sumut dengan komunitasnya seperti Kota Siantar, Tebingtinggi, Stabat dan Binjai.
“Kita sempat juga ke titik nol Sabang Banda Aceh tapi saat itu sepedanya dinaikkan truk dan sampai di sana baru di jalani,”kata Abeng. (*)

Barno alias Abeng, Tukang Perbaiki Sepeda Onthel

Pria berusia 50 tahun Barno atau akrab di panggil Abeng membuka usaha bengkel sepeda onthel di rumahnya Jalan Megawati/Halat No 42 Medan.

M Sahbainy Nasution, Medan

Sekarang ini bengkel sepeda sudah sulit ditemukan di Kota Medan apalagi bengkel khusus sepeda onthel. Salah satu yang masih bertahan bengkel sepeda milik Abeng. Saat ditemui di bengkelnya Abeng sedang memperbaiki sepeda onthel. Di bengkel 5X6 meter itu terlihat spare part sepeda tua.

SEPEDA ONTHEL: Barno alias Abeng menunjukkan sepada onthel  bengkelnya.//sahbainy/sumut pos
SEPEDA ONTHEL: Barno alias Abeng menunjukkan sepada onthel di bengkelnya.//sahbainy/sumut pos

Abeng menceritakan, awalnya ia bukanlah seorang tukang perbaiki sepeda onthel, dia adalah seorang yang membuka jasa cat mobil di depan rumahnya. Tapi, karena tak punya lahan tempat mengecat mobil dia memberanikann
membuka bengkel sepeda di rumah adiknya.

Menurut Abeng, bengkel sepeda itu dibuka tahun 2005 berawal kecintaannya terhadap sepeda onthel yang dianggapnya merupakan barang-barang antik. “Awalnya saya melihat-lihat orang dan lama-lama menjadi tertarik dengan sepeda onthel,”ucapnya.

Abeng beranggapan walaupun sudah modern tapi bengkel sepeda onthel tak akan mati sampai kapanpun.

“Sampai kapanpun sepeda onthel tidak bakal hilang peminatnya, karena komponennya canggih misalnya gearnya sudah di luar,”ucapnya.
Abeng mengaku, ada 300 pencinta sepeda onthel yang datang ke bengkelnya.

“Itu masih komunitas kami saja, belum lagi komiunitas sepeda onthel lain,”ucap Abeng.

Pelanggannya, kata Abeng, tersebar di Sumut seperti Medan, Binjai, Pematangsiantar, Tebing Tinggi, Stabat, Deliserdang, Serdang Bedagai, Labuhanbatu Utara, Kisaran dan Aceh.
Abeng mengaku, keahliannya memperbaiki sepeda onthel dari belajar otodidak.

“Karena saya punya sepeda onthel saya mulanya hanya utak-atik sepeda saya ternyata bisa dan membukan bengkel sepeda onthel,”katanya.
Banyak merek sepeda onthel yang sudah diperbaikinya seperti buatan Inggris merek Humber, Raleigh, Rudge dan lainnya, sedagnkan buatan Jerman merek Schlifer, Union. Seiko dan lainnya serta buatan Belanda Gazelle, Simplex, Vongers dan lainnya.

Abeng mengaku dari sekian banyaknya sepeda ada sepeda tahun 30-an dan sulit diperbaiki. Apalagi mencari spare part yang yang asli tidak ada lagi di toko-toko sepeda.
“Jadi kalau kita mau mengganti spere part sepeda ini kita harus mencari teman-teman yang mau menjual spare partnya ataumencarinya di online,” katanya.

Abeng mengaku memperbaiki sepeda onthel lebih sulit dibanding memperbaiki sepeda biasa karena sepeda onthel komponennya lebih rumit dan juga komposisi dalam sepeda onthel lebih rumit.
Biaya untuk memperbaiki sepeda onthel  mulai dari Rp100 ribu hingga Rp300 ribu tergantung tingkat kesulitan dan merek sepedanya.

“Di sini bukan hanya bengkel sepeda aja tapi kita juga mengecat harganya dari Rp400 ribu sampai Rp500 ribu per sepedannya,”kata Abeng.
Abeng mengaku dia juga suka touring di beberapa kota di Sumut dengan komunitasnya seperti Kota Siantar, Tebingtinggi, Stabat dan Binjai.
“Kita sempat juga ke titik nol Sabang Banda Aceh tapi saat itu sepedanya dinaikkan truk dan sampai di sana baru di jalani,”kata Abeng. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/