SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Tanah longsor kembali menerjang Jembatan Kembar Sidua-dua, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Kamis (3/1). Akibatnya, akses dari Pematangsiantar menuju kawasan wisata Danau Toba sempat terputus. Arus lalu lintas pun dialihkan melalui jalur alternatif baik dari Pematangsiantar maupun Parapat.
NORMALISASI yang dilakukan di Jembatan Siduadua Parapat Kabupaten Simalungun, Kamis (3/1) pagi, ternyata tidak otomatis membuat material lumpur di jembatan bersih. Sebab longsor susulan kembali terjadi pada Kamis (3/1) siang sekira pukul 12.05 WIB. Beruntung saat longsor susulan terjadi, petugas sudah menyadarinya sehingga tidak ada lagi yang bekerja di jembatan.
Dari informasi yang diperoleh, saat itu petugas sedang membersihkan material longsor yang masih tersisa. Tiba-tiba para petugas yang berjaga di lokasi mendengar suara gemuruh. Petugas yang sedang bekerja langsung berhenti beraktivitas. Arus kendaraan yang akan melintas pun langsung dihentikan. Tidak lama kemudian, material longsor berupa tanah berlumpur dan batang kayu dengan jumlah besar turun dan menutupi jembatan Siduadua.
“Kendaraan yang hendak melintas kita arahkan untuk balik kanan ke arah Parapat atau Siantar. Untuk mencari kantong parkir terdekat atau memilih jalur alternatif lainnya,” kata Kapolsek Parapat AKP Bambang Priyatno kepada wartawan.
Bambang juga memastikan, evakuasi tidak akan selesai dilakukan dalam satu hari. Karena material longsor yang menimbun jalan sangat besar. “Kali ini longsoran sangat besar. Lebih besar dari sebelum-sebelumnya,” sebutnya.
Tercatat, ini adalah longsor kelima yang menerjang jembatan Sidua-dua dalam dua bulan terakhir. Pertama kali longsor menerjang pada Selasa (18/12). Sejumlah kendaraan tertimpa material longsor. Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa tersebut. Longsor yang kedua terjadi pada Minggu (30/12). Selajutnya pada Senin (31/12). Terakhir longsor terjadi pada, Selasa (1/12).
Untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas, pengendara dari arah Siantar sudah dialihkan secara total melalui jalan alternative via Sitahoan, dengan sistem satu arah. Sementara dari arah Parapat tidak diperbolehkan melintas menuju Kota Siantar, diarahkan melalui Porsea, Pulo Raja, Kabupaten Asahan. Bagi yang ingin ke Siantar, harus menunggu di kantong parkir yang ada di jalan lintas di Parapat dan Tobasa. Bambang juga mengungkapkan, Polisi saat ini sedang berupaya naik ke bukit untuk mengetahui penyebab terjadinya longsor secara terus-menerus.
Satu Jalur Dibuka
Sementara, evakuasi material longsor terus dikebut pengerjaannya. Kabar terakhir menyebut, kendaraan sudah bisa melintas satu jalur. Camat Girsang Sipanganbolon, Boas Manik menjelaskaan, jalur sudah dibuka sejak pukul 16.00 WIB, Kamis (3/1). Petugas kepolisian melakukan sistem buka tutup jalur. “Kami bersama beberapa pihak swasta dan masyarakat bergotong royong untuk membuka jalur,” kata Boas Manik, Kamis (3/1) petang.
Hingga kini, ada tiga alat berat dari pihak swasta yang dikerahkan untuk membersihkan material longsor. Saat melakukan pembersihan, longsor kembali terjadi. Namun volumenya tidak besar. Ia melanjutkan, pihak kecamatan mencatat, ini adalah longsor yang ke 17 kalinya di jalur tersebut selama dua bulan terakhir. Namun yang bervolume besar sebanyak tujuh kali.
Dia mengatakan, saat kejadian longsor yang terjadi sekira pukul 12.05 WIB, tiga kendaraan hampir menjadi korban. Namun beruntung bisa cepat dicegah oleh beberapa petugas. “Mudah-mudahan cepat bisa dievakuasi semuanya. Jangan sampai ada hujan, supaya tidak ada longsor lagi,” ungkapnya.
Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis yang dikonfirmasi Sumut Pos kemarin sore juga mengakui, lalu lintas pada ruas jalan tersebut dilakukan buka tutup, mengingat pembersihan material longsor oleh petugas di lapangan. “Sekarang kondisinya sudah bisa dilalui kembali. Namun masih buka tutuplah karena material longsor mesti dibersihkan dari badan jalan,” katanya.
Pihaknya hanya meminta pengendara yang melalui jalur tersebut untuk lebih berhati-hati, mengingat aspal jalan begitu licin usai diterjang longsor. “Kalau bisa untuk sementara ini melalui jalur alternatif dulu, tapi jika mesti lewat jalur tersebut lebih berhati-hati lagi sebab jalanan licin,” pungkasnya.
PT TPL Kerahkan Eskavator
Pihak Polres Simalungun dibantu alat berat dari PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) dan PT Bumi Karsa, kembali melakukan pembersihan material longsoran berupa lumpur. Sore harinya, jalan kembali bisa dilintasi dengan sistem satu arah dari Parapat menuju Kota Siantar.
Direksi PT TPL, Mulia Nauli mengungkapkan, satu unit eskavator yang disiapkan oleh perusahaan untuk membantu membersihkan lumpur longsoran dipergunakan dan disiagakan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak Pemkab Simalungun dan Polres Simalungun untuk membantu memperlancar arus lalu lintas, khususnya pada musim liburan Natal & Tahun Baru 2019. Eskavator kami terus bekerja sejak bencana longsor pada 21 Desember 2017 lalu untuk membersihkan lumpur longsoran yang menutupi seluruh badan jalan raya dan jembatan,” ujar Mulia Nauli.
Jalur Alternatif lewat Simpang Palang
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II sudah menyiapkan jalur alternatif bagi pengendara yang melintasi ruas Siantar-Parapat. Pelaksana Harian (Plh) Kepala BBPJN II, Bambang Pardede mengatakan, pengendara yang datang dari arah Pematangsiantar menuju Parapat dan Tobasa dapat melalui Simpang Palang-Simpang Sitahoan. Yakni ke kanan arah ke Parapat dan ke kiri arah ke Tobasa, Ajibata, Balige dan Tapanuli Utara. Begitupun kendaraan yang datang dari arah simpang Simarjarunjung dengan tujuan Parapat dan Tobasa, dapat berbelok lanjut ke arah Simpang Palang.
“Sedangkan untuk kendaraan yang datang dari Parapat menuju Siantar, dapat menuju jalan nasional Parapat-Siantar. Ini hasil rapat kami dengan Kasatlantas Simalungun Rabu malam,” ujarnya saat dikonfirmasi Sumut Pos, Kamis (3/1).
Pihaknya membantah atas informasi yang beredar soal penutupan total untuk ruas jalan itu. Menurut dia, pihak kepolisian hanya melakukan buka tutup jalan tersebut dengan tujuan memudahkan petugas melakukan pembersihan material longsor. “Memang kemarin ada ditutup mulai pukul 15.00-16.30 WIB untuk membersihkan jembatan yang satu lagi. Mungkin nanti sore diambil 1,5 jam lagi untuk kegiatan serupa. Jadi tidak total ditutup semua. Masih bisa dilalui kendaraan,” katanya.
Bambang menerangkan, saat pembersihan lumpur pascalongsor, manuver alat di lokasi memerlukan space (ruang kosong). Terlebih pengangkutan lumpur yang dilakukan sebanyak dua kali, yang selanjutnya akan dibuang di luar area jembatan. “Jadi inilah langkah-langkah yang kami lakukan saat ini di lapangan. Termasuk sudah menyiapkan jalur alternatif bagi pengendara yang akan melalui ruas Siantar-Parapat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Simalungun, Ramadani Purba kepada wartawan juga mengatakan, pekerjaan pembersihan material longsor di jalan nasional Desa Sibaganding,Kecamatan Girsang Sipanganbolon membuat jalan ditutup total dan pengguna jalan dari Pematangsiantar menuju Parapat diimbau melalui jalan alternatif masuk Simpang Palang keluar Desa Girsang, begitu juga sebaliknya.
Kemacetan arus lalu lintas terjadi, menurutnya karena arus balik Tahun Baru diperkiran mulai berlangsung kemarin, sehingga kenderaan akan banyak yang melintas dari jalan alternatif. Selain itu kondisi jalan yang berlumpur juga membuat laju kenderaan lambat. “Beberapa hari lalu kenderaan yang menuju Pematangsiantar masih bisa melintas dari Sibaganding sehingga kenderaan yang menuju Parapat bisa melintas dari jalur alternatif Simpang Palang keluar Desa Girsang dengan arus lalulintas satu arah, namun saat pekerjaan pembersihan diberlakukan dua arah,” sebut Ramadani.
Guna mengurangi kepadatan kendaraan di jalur Parapat-Siantar, Polres Tobasa juga menyampaikan informasi kepada pengguna Jalinsum di Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), apabila hendak menuju Kota Medan agar melalui Jalan Sigura-gura. “Kami sampaikan kepada seluruh pengguna jalan menuju Kota Medan supaya mengikuti jalan arah dari Jalan Sigura-gura sebab saat ini Jalan Parapat-Medan sementara tidak berfungsi,” ujar personel Polres Tobasa, Brigadir Surya, di Pos Jaga Bundaran Balige.
Dia mengatakan, informasi itu didapat dari pos jaga di tempat kejadian di Parapat, Kabupaten Simalungun, diteruskan kepada Polres Tobasa dan untuk disampaikan kepada pengguna jalan agar tidak terjebak macet di Parapat. “Demi kelancaran perjalanan bapak dan ibu sekalian, silakan menggunakan jalur jalan Sigura-gura,” imbaunya. (bbs/prn/dvs/adz)