BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah pengusaha atau pengguna jasa pelabuhan yang tergabung dalam Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengeluh rawannya maling di Pelabuhan Belawan.
Lemahnya pengawasan dan pengamanan di kawasan Ujung Baru, Pelabuhan Domestik menimbulkan kerersahan bagi pengguna jasa pelabuhan.”Saat ini banyak pencurian di pelabuhan, khususnya terhadap barang curah dan bag di dermaga domestik,” kata Ketua ALFI Sumut, Surianto, Sabtu (1/2).
Menurut pria akrab disapa Butong, pelaku pencurian tersebut diduga adalah orang- orang masuk ke dalam pelabuhan tanpa izin atau pas masuk. Sehingga, pelaku atau yang umum disebut labi labi, bebas masuk ke pelabuhan melalui pintu gerbang resmi pelabuhan yang telah dijaga satpam Pelindo, namun pengawasan dan pengamanan ketat. Dengan demikian, faktor itulah menjadi salah satu penyebab biaya di Pelabuhan Belawan manjadi mahal. Padahal biaya pengaman telah dibayar pengusaha secara bersamaan dengan biaya lainnya.
“Kita duga, ada indikasi oknum yang sengaja membiarkan hal ini untuk kepentingan tertentu. Terbukti ketika pelaku ketangkap tidak penah diproses dan barang buktinya tidak dikembalikan ke pemilik barang,” beber pria yang juga wakil rakyat ini.
Seharusnya, lanjut Butong, semua pelaku yang tertangkap Satpam Pelindo diserahkan ke polisi untuk diproses secara hukum, tapi tidak dilakukan dengan alasan pelapornya tidak ada. “Kami mengungkap ini untuk menjadi penekanan ke Pelindo, agar merubah pola pikir satpamnya yang selama ini terkesan hanya menjaga asset Pelindo tanpa memperdulikan barang pengguna jasa pelabuhan,” sebutnya.
Menyikapi itu, Manager SDM dan Umum Pelindo 1 Cabang Belawan Khairul Ulya mengatakan pengamanan atas pencurian di pelabuhan bukan hanya tugas Satpam Pelindo, karena di dalam pelabuhan itu sendiri masih ada satpam lain dari sejumlah perusahaan yang beroperasi di dalam pelabuhan.
Menurutnya, secara umum pengamanan bagian darat pelabuhan dibawah kendali Otoritas Pelabuhan, sedangkan bagian pantai dibawah kendali KPLP yang selanjutnya berkoordinasi dengan Polri dan TNI AL. Untuk Satpam Pelindo hanya memiliki tugas utama menjaga semua asset atau harta Pelindo 1 atau sama dengan Satpam lainnya yang bertugas utama menjaga asset perusahaan yang menggajinya.
Pencurian yang terjadi, lanjut Khairul Ulya, bukan hanya dilakukan orang yang tidak memilik pas masuk, bisa juga dilakukan oleh pemilik pas yang masuk ke pelabuhan tanpa tujuan yang jelas. “Bisa saja oknum buruh yang sedang tidak ada borongan kerja. Dia tetap masuk ke dalam pelabuhan dan bisa saja oknum ini menjadi pelaku karena mereka bisa leluasa masuk kemana saja di dalam pelabuhan,” bebernya.
Selama ini, menjadi kendala penegakan hukum dalam masalah, pelapor tidak ada dan jumlah kerugian sering di bawah Rp2 juta. Akibatnya aparat penegak hukum tidak bisa meneruskan proses penyelidikan.
Sementara itu, Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Belawan Jece Julita Piris mengaku pihaknya tidak memiliki tugas sebagai pengaman pelabuhan karena hal itu merupakan tanggung jawab KPLP yang merupakan bagian dari Syahbandar Belawan. (fac/ila)
“Untuk langkah pencegahan sudah kita lakukan, seperti menerapkan peraturan pintu masuk semua sepedamotor hanya satu pintu, sejak seminggu lalu. Kalaupun hal ini tidak efektif, kita akan sampaikan kepada instnasi terkait,” jelas Khairul Ulya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Belawan Jece Julita Piris mengaku pihaknya tidak memiliki tugas sebagai pengaman pelabuhan karena hal itu merupakan tanggung jawab KPLP yang merupakan bagian dari Syahbandar Belawan. “Kami tidak sebagai petugas keamanan pelabuhan karena itu wewenang Syahbandar,” katanya singkat saat dihubungi melalui telepon.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Jerico Lavian Chandra dikonfirmasi berulang kali melalui via telepon tidak menjawab. (fac/ila)