MEDAN, SUMUTPOS.CO – IRFAN Satria Putra, pemilik akun Tiktok @ratu_entok2 akhirnya bersedia menyampaikan permohonan maaf kepada perawat yang tersinggung atas ucapannya yang viral beberapa waktu lalu, terkait kasus penganiayaan perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang oleh keluarga pasien.
“Gak ada masalah (minta maaf). Tapi tujuan maaf dalam arti klarifikasi, mana tau ada kata-kata yang menyakitkan hati perawat. Memang tujuan saya perawat saat itu,” kata Ratu Entok, usai menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi II DPRD Medan, di gedung dewan, Senin (3/5).
RDP digelar karena adanya laporan dari DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Medan ke Komisi II. PPNI Medan keberatan atas pernyataan Irfan Satria di akun Tiktoknya.
Diakui Irfan, dirinya salah ketika membuat video itu karena tidak menggunakan kata oknum. Sebagai orang awam, dirinya tidak mengerti akan hal tersebut. “Sementara kalau berkata, sekarang harus ada oknum. Kita sebagai orang awam pasti langsung aja, contohnya siapa tabrakan di sana, Polisi. Tak ada pakai oknum Polisi, pasti kita menyebut organisasinya kan. Jadi di situ mereka membesarkan, memang tujuannya ke oknumlah, tak mungkin semua perawat jahat,” tuturnya.
Irfan mengaku saat ini turut memperkerjakan perawat dan juga pernah dirawat oleh perawat. Menurut dia, masalah ini muncul hanya karena salah paham semata.
Sementara, Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari menyarankan agar Ratu Entok berdamai dengan PPNI. “Saya menyarankan agar musyawarah mufakat dan berdamai,” ujarnya.
Sudari meminta agar jangan ada lagi perkataan dari Ratu Entok yang menyinggung orang lain. Karena persoalan ini sudah masuk ke ranah hukum. Sudari mengatakan, DPRD Medan tidak bisa lagi ikut campur. “Kalau belum sampai ke ranah hukum, rapat ini digelar untuk memediasi kedua belah pihak,” tuturnya.
Anggota Komisi II, Afif Abdillah juga menyatakan hal senada. Dia berharap dalam menyelesaikan masalah ini yang dikedepankan adalah kekeluargaan. “Kekeluargaan harus dikedepankan, kita tidka mau ini menjadi hal yang tidak baik,” ungkapnya.
Ketua DPD PPNI Medan, Jefry Banjarnahor mengatakan video ratu entok viral setelah peristiwa pemukulan terhadap perawat oleh pasien. “Kami bertanya sebenarnya apa motif anda menghina perawat seperti itu,” tanya dia.
Mengenai adanya laporan hukum, Jefry mengaku tidak mengetahuinya. Sebab, hal itu sudah diambil alih oleh pengurus tingkat pusat. “Masalah hukum itu sudah diambil alih DPP,” urainya.
Irfan Satria Putra, pemilik akun Tiktok @ratu_entok2, juga mengakui masalah ini sudah masuk ke ranah hukum. “Saya sudah dilaporkan ke Polda,” katanya. (map)