25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

September, SBY Resmikan Kualanamu

MEDAN- Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) dipastikan akan diremikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada September mendatang. Sedangkan soft operastion tetap dijadwal pada 27 Juli mendatang.

Hal ini dipastikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bhakti Gumay. “Agendanya memang 25 Juli tapi tentunya masih soft operation,” ujar Herry Bhakti kepada koran ini di Jakarta, kemarin.

Dijelaskan, pengoperasian bandara KNIA disebut tak lagi soft operation setelah nantinya diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Direncanakan, peresmian KNIA oleh SBY dilakukan pada September 2013.

“Semoga tidak berubah, sekitar September diresmikan oleh presiden,” ujar Herry.

Sementara, terkait dengan kode bandara, Herry menjelaskan hal itu ibarat nama panggilan dalam lalu lintas penerbangan. Meski bersifat teknis, lanjutnya, kode ini sangat penting. Jika ada kode bandara yang sama, maka bisa bisa berakibat fatal.

“Ketika pesawat menyampaikan panggilan ke bandara lewat radio, tapi ada dua bandara yang kodenya sama, bisa berbahaya.Ibarat kita memanggil orang, ternyata tidak hanya satu yang menjawab karena namanya sama, kan bahaya? Bikin bingung pesawat,” terangnya.Namun dia memastikan, tidak mungkin ada persamaan kode bandara di seluruh dunia. Pasalnya, pihak yang menetapkan kode bandara hanya satu, yakni IATA.

Sebelumnya, Ketua Tim Persiapan Pengoperasian Bandara Internasional Kualanamu, Daryanto menyatakan sejak awal Maret 2013, pihaknya sudah mengajukan kode Kualanamu ke IATA. Awalnya, pihak AP II mengharapkan kode KNA, tetapi tidak disetujui.

“Pihak IATA tidak memberi izin karena kode itu sudah ada yang pakai. Akhirnya, kita diberikan 5 pilihan. Dan kita pilih KNO,” ujarnya.

Air Asia dan Lion Air yang Pertama

Sementara itu, bila memang scedule di Kualanamu sama seperti di Polonia, maka dapat dipastikan Air Asia akan menjadi maskapai pertama yang terbang dari Kualanamu. Sedangkan Lion Air menjadi maskapai yang mendarat pertama kali di bandara Kualanamu.

Air Duty Manager Bandara Polonia Medan, Djamal menyatakan pesawat yang pertama kali terbang di Polonia adalah Air Asia yang menuju Penang pada pukul 05.10 WIB. Kemudian diikuti oleh pesawat Garuda Indonesia tujuan Jakarta pada pukul 05.20 WIB. “Ini biasanya jadwal yang tersedia setiap harinya,” ujarnya.

Dijelaskannya, kedua pesawat ini parkir di bandara Polonia. Misalnya, penerbangan terakhir Air Asia menuju Medan merupakan penerbangan internasional. Dan begitu pula sebaliknya, penerbangan terakhir dari Garuda adalah penerbangan dari Jakarta. “Jadi keduanya parkir di sini. Karena itu, mereka memiliki penerbangan pertama,” jelasnya.

Sedangkan untuk pesawat yang pertama kali mendarat di Polonia setiap harinya adalah Lion Air dari Aceh menuju Medan. Kemudian, diikuti oleh Mandala Airlines dari Jakarta. “Lion sampai Medan sekitar pukul 07.00 WIB, sedangkan Mandala juga hampir berdekatan,” ungkap Djamal.

Sementara itu, Airport Service Manager Bandara Polonia, Ali Sophian menyatakan bahwa ada kemungkinan tidak ada perubahan jadwal penerbangan antara Polonia dan Kualanamu. Karena, bila memang ada perubahan, maka maskapai harus melaporkan dalam waktu dekat. “Karena proses untuk mengubah itu bukan hal yang mudah. Harus dilakukan pembicaraan terlebih dahulu. Maksudnya begini, kalau satu maskapai berubah, maka kondisi maskapai lain harus mengikuti pula,” ujarnya.

Ali Sophian menambahkan, untuk kasus operasional Kualanamu, belum tentu menggunakan jadwal sama seperti Polonia. Karena belum ada penyetujuan terkait masalah tersebut. “Kalau dari kita, operasi Boyong Naga Bonar. Itu sesuai dengan jadwal dari Polonia. Tapi inikan belum disetujui. Jadi, kita tunggu dulu, apakah sama seperti yang di Polonia atau berbeda,” jelasnya.

BNN Tambah Intelijen

Di sisi lain, Badan Narkotika Nasional (BNN) memastikan akan menambah jumlah intelijen yang mengawasi Bandara Kualanamu jka beroperasi nanti. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir keluar masuknya narkoba seperti selama ini yang terjadi di Bandara Polonia.
Kepala Bagian Humas BNN, Sumirat Dwiyanto kepada koran ini di Jakarta, Minggu (2/6) lalu mengatakan pihaknya satuan interdiksi yang ada. Yang sebelumnya hanya 6 akan bertambah hingga mencapai 68 satgas untuk seluruh Indonesia. Untuk wilayah Medan, satgas ini diakui telah terbentuk beberapa tahun lalu. Baik yang melingkupi pengawasan di jalur laut, darat maupun udara.

Karena itu dalam hal ini, BNN menurutnya akan terus memaksimalkan fungsi satgas dimaksud. Salah satunya lewat cara menambah jumlah petugas, terutama di pintu-pintu masuk ke Indonesia seperti di Bandara Kualanamu yang sebentar lagi akan beroperasi.

“Untuk Bandara Kualanamu tentu jumlah petugasnya juga akan jauh lebih banyak dari yang sebelumnya ada di Bandara Polonia. Karena nantinya Kualanamu kan akan menjadi bandara internasional. Jadi benar-benar butuh pengawasan yang ketat. Selain itu koordinasi antar lembaga juga akan terus diintensifkan. Sekarang ini kan selain petugas BNN, di bandara juga terdapat aparat dari kepolisian, Bea Cukai dan beberapa lembaga terkait lain,” ujar Sumirat.

Saat ditanya berapa kira-kira jumlah petugas BNN yang ditempatkan di Bandara Kualanamu nantinya, Sumirat tidak menjelaskan secara rinci. Namun paling tidak untuk seluruh Indonesia jumlah petugas BNN yang tahun ini mencapai 300-400 orang, akan ditingkatkan hingga mencapai 700 orang. “Petugas BNN di daerah itu sifatnya lebih banyak berperan mengumpulkan informasi atau data intelijen terkait peredaran narkoba. Nah ketika akan melakukan operasi penangkapan misalnya, mereka akan diback-up kepolisian setempat. Atau kita akan kirim petugas dari pusat yang jumlahnya dapat mencapai 30 orang untuk setiap operasi,” ujarnya.(sam/ram/gir)

MEDAN- Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) dipastikan akan diremikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada September mendatang. Sedangkan soft operastion tetap dijadwal pada 27 Juli mendatang.

Hal ini dipastikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bhakti Gumay. “Agendanya memang 25 Juli tapi tentunya masih soft operation,” ujar Herry Bhakti kepada koran ini di Jakarta, kemarin.

Dijelaskan, pengoperasian bandara KNIA disebut tak lagi soft operation setelah nantinya diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Direncanakan, peresmian KNIA oleh SBY dilakukan pada September 2013.

“Semoga tidak berubah, sekitar September diresmikan oleh presiden,” ujar Herry.

Sementara, terkait dengan kode bandara, Herry menjelaskan hal itu ibarat nama panggilan dalam lalu lintas penerbangan. Meski bersifat teknis, lanjutnya, kode ini sangat penting. Jika ada kode bandara yang sama, maka bisa bisa berakibat fatal.

“Ketika pesawat menyampaikan panggilan ke bandara lewat radio, tapi ada dua bandara yang kodenya sama, bisa berbahaya.Ibarat kita memanggil orang, ternyata tidak hanya satu yang menjawab karena namanya sama, kan bahaya? Bikin bingung pesawat,” terangnya.Namun dia memastikan, tidak mungkin ada persamaan kode bandara di seluruh dunia. Pasalnya, pihak yang menetapkan kode bandara hanya satu, yakni IATA.

Sebelumnya, Ketua Tim Persiapan Pengoperasian Bandara Internasional Kualanamu, Daryanto menyatakan sejak awal Maret 2013, pihaknya sudah mengajukan kode Kualanamu ke IATA. Awalnya, pihak AP II mengharapkan kode KNA, tetapi tidak disetujui.

“Pihak IATA tidak memberi izin karena kode itu sudah ada yang pakai. Akhirnya, kita diberikan 5 pilihan. Dan kita pilih KNO,” ujarnya.

Air Asia dan Lion Air yang Pertama

Sementara itu, bila memang scedule di Kualanamu sama seperti di Polonia, maka dapat dipastikan Air Asia akan menjadi maskapai pertama yang terbang dari Kualanamu. Sedangkan Lion Air menjadi maskapai yang mendarat pertama kali di bandara Kualanamu.

Air Duty Manager Bandara Polonia Medan, Djamal menyatakan pesawat yang pertama kali terbang di Polonia adalah Air Asia yang menuju Penang pada pukul 05.10 WIB. Kemudian diikuti oleh pesawat Garuda Indonesia tujuan Jakarta pada pukul 05.20 WIB. “Ini biasanya jadwal yang tersedia setiap harinya,” ujarnya.

Dijelaskannya, kedua pesawat ini parkir di bandara Polonia. Misalnya, penerbangan terakhir Air Asia menuju Medan merupakan penerbangan internasional. Dan begitu pula sebaliknya, penerbangan terakhir dari Garuda adalah penerbangan dari Jakarta. “Jadi keduanya parkir di sini. Karena itu, mereka memiliki penerbangan pertama,” jelasnya.

Sedangkan untuk pesawat yang pertama kali mendarat di Polonia setiap harinya adalah Lion Air dari Aceh menuju Medan. Kemudian, diikuti oleh Mandala Airlines dari Jakarta. “Lion sampai Medan sekitar pukul 07.00 WIB, sedangkan Mandala juga hampir berdekatan,” ungkap Djamal.

Sementara itu, Airport Service Manager Bandara Polonia, Ali Sophian menyatakan bahwa ada kemungkinan tidak ada perubahan jadwal penerbangan antara Polonia dan Kualanamu. Karena, bila memang ada perubahan, maka maskapai harus melaporkan dalam waktu dekat. “Karena proses untuk mengubah itu bukan hal yang mudah. Harus dilakukan pembicaraan terlebih dahulu. Maksudnya begini, kalau satu maskapai berubah, maka kondisi maskapai lain harus mengikuti pula,” ujarnya.

Ali Sophian menambahkan, untuk kasus operasional Kualanamu, belum tentu menggunakan jadwal sama seperti Polonia. Karena belum ada penyetujuan terkait masalah tersebut. “Kalau dari kita, operasi Boyong Naga Bonar. Itu sesuai dengan jadwal dari Polonia. Tapi inikan belum disetujui. Jadi, kita tunggu dulu, apakah sama seperti yang di Polonia atau berbeda,” jelasnya.

BNN Tambah Intelijen

Di sisi lain, Badan Narkotika Nasional (BNN) memastikan akan menambah jumlah intelijen yang mengawasi Bandara Kualanamu jka beroperasi nanti. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir keluar masuknya narkoba seperti selama ini yang terjadi di Bandara Polonia.
Kepala Bagian Humas BNN, Sumirat Dwiyanto kepada koran ini di Jakarta, Minggu (2/6) lalu mengatakan pihaknya satuan interdiksi yang ada. Yang sebelumnya hanya 6 akan bertambah hingga mencapai 68 satgas untuk seluruh Indonesia. Untuk wilayah Medan, satgas ini diakui telah terbentuk beberapa tahun lalu. Baik yang melingkupi pengawasan di jalur laut, darat maupun udara.

Karena itu dalam hal ini, BNN menurutnya akan terus memaksimalkan fungsi satgas dimaksud. Salah satunya lewat cara menambah jumlah petugas, terutama di pintu-pintu masuk ke Indonesia seperti di Bandara Kualanamu yang sebentar lagi akan beroperasi.

“Untuk Bandara Kualanamu tentu jumlah petugasnya juga akan jauh lebih banyak dari yang sebelumnya ada di Bandara Polonia. Karena nantinya Kualanamu kan akan menjadi bandara internasional. Jadi benar-benar butuh pengawasan yang ketat. Selain itu koordinasi antar lembaga juga akan terus diintensifkan. Sekarang ini kan selain petugas BNN, di bandara juga terdapat aparat dari kepolisian, Bea Cukai dan beberapa lembaga terkait lain,” ujar Sumirat.

Saat ditanya berapa kira-kira jumlah petugas BNN yang ditempatkan di Bandara Kualanamu nantinya, Sumirat tidak menjelaskan secara rinci. Namun paling tidak untuk seluruh Indonesia jumlah petugas BNN yang tahun ini mencapai 300-400 orang, akan ditingkatkan hingga mencapai 700 orang. “Petugas BNN di daerah itu sifatnya lebih banyak berperan mengumpulkan informasi atau data intelijen terkait peredaran narkoba. Nah ketika akan melakukan operasi penangkapan misalnya, mereka akan diback-up kepolisian setempat. Atau kita akan kirim petugas dari pusat yang jumlahnya dapat mencapai 30 orang untuk setiap operasi,” ujarnya.(sam/ram/gir)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/