Dikatakannya, pasangan calon nomor urut dua itu yang mengusung tema perubahan, sangat erat kaitannya dengan adat istiadat Sumut sendiri. Di mana, adat istiadat tersebut merupakan Dalihan Na Tolu. “Dengan adat istiadat Dalihan Na Tolu itu maka kami dan kita semua bukan orang asing bagi perubahan,” tegasnya.
Calon yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu juga menegaskan, Pilkada serentak Sumatera Utara 2018 kali ini, sangat berbeda dengan sebelumnya. Di mana, sangat jarang terjadinya Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut dlhanya diikuti dua pasangan calon. “Selama 10 tahun Pilkada tidak ada diikuti hanya dua calon. Dan Pilkada 10 tahun kemudian pun sangat kecil kemungkinan kembali terulang. Inilah kesempatan kita semua, kita bersama, adalah sekarang, bukan besok, bukan nanti, tapi sekarang,” teriak Sihar yang juga sempat mengunjungi pedagang dan petani kopi di Dairi.
“Terima kasih untuk warga Dairi. Terima kasih atas sambutan yang luar biasa. Selama saya berkeliling di Sumut kampanye damai, di Dairi-lah yang banyak titik saya kunjungi,” ungkap Sihar saat pamit di hadapan para relawan dan pendukung di J&R Resto and Lounge Jalan Empat Lima, Sidikalang, Sabtu (2/6) malam.
Dengan sambutan luar biasa itu pula, dirinya yakin bahwa pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara nomor urut dua mendominasi di kabupaten tersebut. “Saya yakin, di Dairi ini 99 persen Djoss,” yakin Sihar.
Dalam kesempatan tersebut, Sihar juga menegaskan bahwa Paslon yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu mengaku menerima banyak keluhan dari masyarakat. “Ketika yang kami usung dalam visi-misi, kita harus mengubah Sumut dari semua urusan mesti uang tunai, harus diubah menjadi Semua Urusan Mudah dan Transparan. Ini yang menjadi pemikiran Djarot-Sihar untuk Sumut,” tegasnya.
Katanya, apa yang menjadi visi misi Djoss di Pilkada Serentak Sumatera Utara 2018 ini bertujuan agar Sumut mandiri dengan mengembangkan semaksimal mungkin potensi yang dimiliki. “Kita harus mandiri dan berdiri di kaki sendiri. Ini saatnya kita harus memikirkannya lebih serius. Ukuran kemajuan, kita di bawah. Padahal kita adalah Sumut provinsi terbesar keempat,” pungkas pria murah senyum itu. (rel/adz)