26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

SCORA Pema FK USU Sosialisasi Bahaya Rokok di Istana Maimun

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2023, Standing Comittee on Reproductive Health Including Aids Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (SCORA Pema FK USU), menggelar sosialisasi terkait bahaya merokok kepada masyarakat yang berkunjung ke Istana Maimun Medan, Minggu (4/6) sore.

Sebanyak 40 orang dalam tim kepanitiaan SCORA, turun langsung memberikan sosialisasi dengan sasaran para perokok aktif yang mereka temui di lokasi kegiatan.

Ketua Panitia HTTS SCORA 2023, Michael Boas mengatakan, Minggu merupakan puncak acara dari program kegiatan HTTS 2023, yakni mengadakan trade box, melakukan sistem barter rokok yang dimiliki masyarakat dengan souvenir menarik.

Boas menjelaskan, masyarakat begitu antusias mengikuti kegiatan tersebut, apalagi mereka yang telah diberikan sosialisasi, bersedia dengan senang hati menukarkan rokoknya dengan berbagai souvenir menarik. Misalnya, jika masyarakat perokok bersedia memberikan 3 batang rokoknya maka diberikan souvenir notebook, jika memberikan 9 batang diberikan kaos, dan yang bersedia memberikan 10 batang maka diberikan kaos plus slotbag. Bahkan banyak yang menukarkan satu bungkus rokoknya.

“Jadi rokok yang mereka pegang saat ini, sudah tidak ada lagi. Tapi sambil kami imbau dan edukasi agar dapat mengurangi dampak-dampak yang disosialisasikan. Kami juga berpesan semoga rokok-rokok yang mereka tukarkan menjadi rokok terakhir dan atas ketersediaan itu kita apresiasi. Dan program trade box yang dijalani ini sudah mencapai target,” ungkap Boas, kepada Sumut Pos, saat ditemui usai acara.

Boas juga mengatakan, sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan beberapa agenda, yakni perekaman podcast dengan topik ‘Cigarette vs Incigarette’, sebagai narasumbernya, hadir dr Ibnu dan dr Andhika, serta narasumber perokok tembakau sekaligus elektronik sebagai perbandingan dari sudut pandang konsumen.

Lalu, lanjutnya, SCORA juga bekerja sama dengan Yayasan Pusaka Indonesia (YPI), Tobacco Control Sumut dalam memberikan sosialisasi ke sekolah Santo Thomas 1 dan SMA Swasta Raksana Medan, mengenai fisiologi merokok dari pandangan medis, yakni tobacco independent, perokok kedua, dan perokok ketiga, serta kawasan tanpa rokok (KTR).

“Mungkin yang kurang familiar di telinga masyarakat adalah perokok ketiga. Selama ini hanya dikenal perokok aktif dan perokok pasif. Perokok ketiga ini tidak menghisap rokok, tidak mencium asap rokok orang lain, tapi mendapatkan dampak negatif dari nikotin. Misalnya seorang bapak yang merokok di tempat kerja dan tidak merokok di rumah, tapi bisa tercium oleh keluarganya, karena asap rokok itu lengket di baju, di rambut dan di tangan, sehingga terdampak ke anak yang masih balita dengan menggendongnya dan juga ke istrinya,” jelas Boas.

Selain itu, lanjut Boas, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Satpol PP, yang menjelaskan terkait perencanaan pemerintah mengenai menanggulangi rokok dan dari sisi kesehatan serta peraturan daerah (Perda).

Dia juga mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan di 5 titik berbeda, yakni Taman Ahmad Yani, Taman Beringin, Istana Maimun, Taman Gajah Mada, dan Taman Teladan Medan.

“Intinya sasaran kita di tempat-tempat umum yang banyak perokok,” jelas Boas.

Ketua Umum SCORA 2023, Yasmin Puspita Maharani menuturkan, visi dan misi SCORA, yakni mengurangi konsumsi harian rokok dari para audiens untuk menukarkan rokoknya dengan berbagai hadiah menarik.

“Kami melaksanakan kegiatan ini totalnya kurang lebih selama 2 bulan. Kami juga ke SMA Harapan dan sekolah-sekolah di Medan lainnya, serta memantau KTR. Dan bagi masyarakat yang tidak bisa di edukasi lagi, maka kami sarankan agar merokoknya di tempat yang telah disediakan, jangan di tempat-tempat KTR,” imbaunya.

Sementara itu, Pembina SCORA 2023, dr Sri Amelia, mengapresiasi dan mendukung kegiatan tersebut.

“Memang setiap tahun di HTTS mereka melakukan kegiatan ini. Saya rasa mereka cukup kreatif dengan memberikan edukasi dan sosialisasi sambil memberikan hadiah-hadiah menarik dan bisa langsung berbaur dengan masyarakat, sehingga bisa tahu tanggapannya jika diberikan informasi dan edukasi,” pungkasnya. (dwi/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2023, Standing Comittee on Reproductive Health Including Aids Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (SCORA Pema FK USU), menggelar sosialisasi terkait bahaya merokok kepada masyarakat yang berkunjung ke Istana Maimun Medan, Minggu (4/6) sore.

Sebanyak 40 orang dalam tim kepanitiaan SCORA, turun langsung memberikan sosialisasi dengan sasaran para perokok aktif yang mereka temui di lokasi kegiatan.

Ketua Panitia HTTS SCORA 2023, Michael Boas mengatakan, Minggu merupakan puncak acara dari program kegiatan HTTS 2023, yakni mengadakan trade box, melakukan sistem barter rokok yang dimiliki masyarakat dengan souvenir menarik.

Boas menjelaskan, masyarakat begitu antusias mengikuti kegiatan tersebut, apalagi mereka yang telah diberikan sosialisasi, bersedia dengan senang hati menukarkan rokoknya dengan berbagai souvenir menarik. Misalnya, jika masyarakat perokok bersedia memberikan 3 batang rokoknya maka diberikan souvenir notebook, jika memberikan 9 batang diberikan kaos, dan yang bersedia memberikan 10 batang maka diberikan kaos plus slotbag. Bahkan banyak yang menukarkan satu bungkus rokoknya.

“Jadi rokok yang mereka pegang saat ini, sudah tidak ada lagi. Tapi sambil kami imbau dan edukasi agar dapat mengurangi dampak-dampak yang disosialisasikan. Kami juga berpesan semoga rokok-rokok yang mereka tukarkan menjadi rokok terakhir dan atas ketersediaan itu kita apresiasi. Dan program trade box yang dijalani ini sudah mencapai target,” ungkap Boas, kepada Sumut Pos, saat ditemui usai acara.

Boas juga mengatakan, sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan beberapa agenda, yakni perekaman podcast dengan topik ‘Cigarette vs Incigarette’, sebagai narasumbernya, hadir dr Ibnu dan dr Andhika, serta narasumber perokok tembakau sekaligus elektronik sebagai perbandingan dari sudut pandang konsumen.

Lalu, lanjutnya, SCORA juga bekerja sama dengan Yayasan Pusaka Indonesia (YPI), Tobacco Control Sumut dalam memberikan sosialisasi ke sekolah Santo Thomas 1 dan SMA Swasta Raksana Medan, mengenai fisiologi merokok dari pandangan medis, yakni tobacco independent, perokok kedua, dan perokok ketiga, serta kawasan tanpa rokok (KTR).

“Mungkin yang kurang familiar di telinga masyarakat adalah perokok ketiga. Selama ini hanya dikenal perokok aktif dan perokok pasif. Perokok ketiga ini tidak menghisap rokok, tidak mencium asap rokok orang lain, tapi mendapatkan dampak negatif dari nikotin. Misalnya seorang bapak yang merokok di tempat kerja dan tidak merokok di rumah, tapi bisa tercium oleh keluarganya, karena asap rokok itu lengket di baju, di rambut dan di tangan, sehingga terdampak ke anak yang masih balita dengan menggendongnya dan juga ke istrinya,” jelas Boas.

Selain itu, lanjut Boas, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Satpol PP, yang menjelaskan terkait perencanaan pemerintah mengenai menanggulangi rokok dan dari sisi kesehatan serta peraturan daerah (Perda).

Dia juga mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan di 5 titik berbeda, yakni Taman Ahmad Yani, Taman Beringin, Istana Maimun, Taman Gajah Mada, dan Taman Teladan Medan.

“Intinya sasaran kita di tempat-tempat umum yang banyak perokok,” jelas Boas.

Ketua Umum SCORA 2023, Yasmin Puspita Maharani menuturkan, visi dan misi SCORA, yakni mengurangi konsumsi harian rokok dari para audiens untuk menukarkan rokoknya dengan berbagai hadiah menarik.

“Kami melaksanakan kegiatan ini totalnya kurang lebih selama 2 bulan. Kami juga ke SMA Harapan dan sekolah-sekolah di Medan lainnya, serta memantau KTR. Dan bagi masyarakat yang tidak bisa di edukasi lagi, maka kami sarankan agar merokoknya di tempat yang telah disediakan, jangan di tempat-tempat KTR,” imbaunya.

Sementara itu, Pembina SCORA 2023, dr Sri Amelia, mengapresiasi dan mendukung kegiatan tersebut.

“Memang setiap tahun di HTTS mereka melakukan kegiatan ini. Saya rasa mereka cukup kreatif dengan memberikan edukasi dan sosialisasi sambil memberikan hadiah-hadiah menarik dan bisa langsung berbaur dengan masyarakat, sehingga bisa tahu tanggapannya jika diberikan informasi dan edukasi,” pungkasnya. (dwi/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/