27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Mulai Pudar

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober tiap tahunnya di peringati bangsa Indonesia. Peringatan ini memberikan makna perjuangan melawan komunis. Namun sangat disayangkan saat ini upacara memperingati hari bersejarah itu sudah mulai ditinggalkan. Apakah kita sudah lupa? Atau memang tak lagi menghargai perjuangan para pahlawan? Berikut wawancara wartawan koran ini Rahmat Sazaly Munthe dengan Ketua Dewan Pendidikan Medan Mutsyuhito Solin, Senin (3/10).

Apa sebenarnya makna yang terkandung dalam Hari Kesaktian Pancasila ini?

Kita tahu, kenapa diberi nama Hari Kesaktian Pancasila. Yakni karena telah terbukti Pancasila itu mampu menumpas komunis dari Indonesia. Dan itu menyelamatkan Indonesia dari kehancuran pada percobaan kudeta PKI pada 1965 lalu. Meskipun sampai kini sejarawan masih melakukan kajian-kajian terhadap tudingan pelaku pembantaian kepada enam jenderal dan seorang letnan itu.

Apa yang diharapkan dari kajian-kajian yang dilakukan sejarawan kita?
Memang masih perlu dilakukan kajian dan data-data untuk mengungkapkan fakta pada peristiwa G 30 S/PKI. Siapa pelaku sebenarnya yang telah membunuh para jenderal tersebut.
Seiring dengan pergantian pemimpin di negara ini, maka lambat-laun peringatan Hari Kesaktian Pancasila juga mulai ditiadakan.

Nah, tak adanya lagi upacara peringatan peristiwa monumental itu merupakan konsekuensi dari manipulasi sejarah yang diciptakan penguasa pada masa lalu. Sebab begitu kepemimpinannya berakhir, maka terjadi delegitimasi yang dasarnya timbul karena sesuatu yang dipaksakan.

Jadi kajian ini dimaksudkan untuk mencari kebenaran fakta terjadinya hal tersebut.

Apa yang menyebabkan kurang perhatiannya lagi instansi dan pemerintah untuk mengenang perjuangan para jendral itu?

Kita lihat sendiri, peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini di sejumlah sekolah di Medan juga sudah luntur. Ini terlihat upacara bendera yang tak lagi dilaksanakan sebagaimana rutinitas tahunan.
Ini didasari kurangnya kesadaran para pimpinan instansi dan pemerintahan untuk setidaknya mengenang jasa para pahlawan.

Apakah makna Hari Kesaktian Pancasila ini sama sekali belum terintegrasi ke dalam kehidupan kita?
Ya, bagi sebagian orang. Ini disebabkan kurangnya ketauladanan. Padahal Hari Kesaktian Pancasila merupakan roh dan jiwa setiap warga Indonesia.

Pancasila merupakan substansi dari keberagaman di Indonesia yang mengandung nilai-nilai kebenaran. Namun Pancasila itu belakangan ini mulai tercabik-cabik dengan fenomena maraknya pertikaian antar kelompok, suku dan agama serta korupsi yang merajalela. (*)

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober tiap tahunnya di peringati bangsa Indonesia. Peringatan ini memberikan makna perjuangan melawan komunis. Namun sangat disayangkan saat ini upacara memperingati hari bersejarah itu sudah mulai ditinggalkan. Apakah kita sudah lupa? Atau memang tak lagi menghargai perjuangan para pahlawan? Berikut wawancara wartawan koran ini Rahmat Sazaly Munthe dengan Ketua Dewan Pendidikan Medan Mutsyuhito Solin, Senin (3/10).

Apa sebenarnya makna yang terkandung dalam Hari Kesaktian Pancasila ini?

Kita tahu, kenapa diberi nama Hari Kesaktian Pancasila. Yakni karena telah terbukti Pancasila itu mampu menumpas komunis dari Indonesia. Dan itu menyelamatkan Indonesia dari kehancuran pada percobaan kudeta PKI pada 1965 lalu. Meskipun sampai kini sejarawan masih melakukan kajian-kajian terhadap tudingan pelaku pembantaian kepada enam jenderal dan seorang letnan itu.

Apa yang diharapkan dari kajian-kajian yang dilakukan sejarawan kita?
Memang masih perlu dilakukan kajian dan data-data untuk mengungkapkan fakta pada peristiwa G 30 S/PKI. Siapa pelaku sebenarnya yang telah membunuh para jenderal tersebut.
Seiring dengan pergantian pemimpin di negara ini, maka lambat-laun peringatan Hari Kesaktian Pancasila juga mulai ditiadakan.

Nah, tak adanya lagi upacara peringatan peristiwa monumental itu merupakan konsekuensi dari manipulasi sejarah yang diciptakan penguasa pada masa lalu. Sebab begitu kepemimpinannya berakhir, maka terjadi delegitimasi yang dasarnya timbul karena sesuatu yang dipaksakan.

Jadi kajian ini dimaksudkan untuk mencari kebenaran fakta terjadinya hal tersebut.

Apa yang menyebabkan kurang perhatiannya lagi instansi dan pemerintah untuk mengenang perjuangan para jendral itu?

Kita lihat sendiri, peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini di sejumlah sekolah di Medan juga sudah luntur. Ini terlihat upacara bendera yang tak lagi dilaksanakan sebagaimana rutinitas tahunan.
Ini didasari kurangnya kesadaran para pimpinan instansi dan pemerintahan untuk setidaknya mengenang jasa para pahlawan.

Apakah makna Hari Kesaktian Pancasila ini sama sekali belum terintegrasi ke dalam kehidupan kita?
Ya, bagi sebagian orang. Ini disebabkan kurangnya ketauladanan. Padahal Hari Kesaktian Pancasila merupakan roh dan jiwa setiap warga Indonesia.

Pancasila merupakan substansi dari keberagaman di Indonesia yang mengandung nilai-nilai kebenaran. Namun Pancasila itu belakangan ini mulai tercabik-cabik dengan fenomena maraknya pertikaian antar kelompok, suku dan agama serta korupsi yang merajalela. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/