BELAWAN-Puluhan warga menggelar aksi demo di kawasan Danau Wisata Griya Martubung di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan, Rabu (2/10) kemarin. Warga menuntut pihak pengelola wisata untuk angkat kaki dan mengembalikan fungsi danau buatan itu sebagai daerah resapan air, agar permukiman mereka terbebas dari banjir.
“Kami sangat menyesalkan sikap pengelola danau wisata yang tak peduli terhadap keresahan warga di komplek ini. Akibat fungsi resapan air berubah menjadi tempat wisata, banyak rumah-rumah warga yang kebanjiran,” ungkap, Salim salah seorang pendemo.
Dia menyebutkan, sebelumnya warga sempat menyampaikan keresahan soal genangan banjir merendam rumah mereka kepada pihak pengelola danau wisata maupun pihak Perumnas Griya Martubung, tapi tak kunjung ditanggapi. Merasa kecewa, warga kemudian berkumpul lalu menggelar aksi di sekitar danau.
“Sekarang ini hujan sedikit saja rumah warga sudah terendam setinggi lutut, kami minta pihak Perumnas melarang dan mengembalikan fungsi resapan air agar kami terbebas dari banjir. Karena, sebelum danau ini dijadikan tempat wisata rumah warga tak pernah kebanjiran,” katanya.
Aksi unjuk rasa warga yang berlangsung sekitar satu jam itu tidak mendapat tanggapan baik dari pengelola wisata maupun pihak perumnas. Sebelum membubarkan diri, warga mengancam akan kembali lagi dengan membawa massa yang lebih banyak lagi.
Sementara itu, Manejer Cabang Perumnas Martubung, Naswin saat dikonfirmasi terkait aksi keresahan warga, tidak dapat ditemui karena belum masuk kantor.”Pak manejer belum masuk kantor, saya pun nggak tahu jam berapa beliau datang,” ujar salah seorang petugas di kantor pemasaran Perumnas Martubung. (rul)
BELAWAN-Puluhan warga menggelar aksi demo di kawasan Danau Wisata Griya Martubung di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan, Rabu (2/10) kemarin. Warga menuntut pihak pengelola wisata untuk angkat kaki dan mengembalikan fungsi danau buatan itu sebagai daerah resapan air, agar permukiman mereka terbebas dari banjir.
“Kami sangat menyesalkan sikap pengelola danau wisata yang tak peduli terhadap keresahan warga di komplek ini. Akibat fungsi resapan air berubah menjadi tempat wisata, banyak rumah-rumah warga yang kebanjiran,” ungkap, Salim salah seorang pendemo.
Dia menyebutkan, sebelumnya warga sempat menyampaikan keresahan soal genangan banjir merendam rumah mereka kepada pihak pengelola danau wisata maupun pihak Perumnas Griya Martubung, tapi tak kunjung ditanggapi. Merasa kecewa, warga kemudian berkumpul lalu menggelar aksi di sekitar danau.
“Sekarang ini hujan sedikit saja rumah warga sudah terendam setinggi lutut, kami minta pihak Perumnas melarang dan mengembalikan fungsi resapan air agar kami terbebas dari banjir. Karena, sebelum danau ini dijadikan tempat wisata rumah warga tak pernah kebanjiran,” katanya.
Aksi unjuk rasa warga yang berlangsung sekitar satu jam itu tidak mendapat tanggapan baik dari pengelola wisata maupun pihak perumnas. Sebelum membubarkan diri, warga mengancam akan kembali lagi dengan membawa massa yang lebih banyak lagi.
Sementara itu, Manejer Cabang Perumnas Martubung, Naswin saat dikonfirmasi terkait aksi keresahan warga, tidak dapat ditemui karena belum masuk kantor.”Pak manejer belum masuk kantor, saya pun nggak tahu jam berapa beliau datang,” ujar salah seorang petugas di kantor pemasaran Perumnas Martubung. (rul)