Lebih dari 70.000 Warga Mengungsi
Sementara itu, sebanyak 70.821 warga yang terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, mengungsi di 141 titik. Pengungsi tersebut, datang dari berbagai daerah, seperti Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, hingga Parigi Moutong. Jumlah itu merupakan data yang dicatat oleh BNPB hingga Rabu (3/10/2018) siang.
Sebelumnya, data yang dirilis BNPB pada Selasa (2/10/2018) pukul 13.00 menyebut, 61.867 warga terdampak gempa mengungsi di 109 titik. Pengungsi kebanyakan adalah mereka yang rumahnya hancur karena guncangan gempa, atau rata dengan tanah akibat tsunami. Selain itu, ada pula pengungsi yang masih trauma dengan gempa susulan, sehingga memilih untuk tinggal di luar rumah.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, memang terjadi penambahan pengungsi. Hal itu lantaran pengungsi yang sebelumnya bertahan di bukit, sudah mulai turun dan bergabung ke titik-titik pengungsian.
“Pengungsi ada di bukit-bukit yang sebelumnya masih tetap bertahan di sana mulai turun bergabung di titik-titik pengungsian,” kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (3/10). Sutopo mengatakan, jumlah pengungsi masih bisa meningkat, dan jumlah titik pengungsian juga masih bisa bertambah.
“Kemungkinan juga akan ada titik (pengungsian) bertambah karena belum semua titik belum didata dan masuk ke posko BNPB,” ujar Sutopo. Meski belum seluruh pengungsi mendapatkan bantuan logistik yang mencukupi, kata Sutopo, keadaan di titik pengungsian sudah lebih baik lantaran logistik terus berdatangan.
“Penanganan pengungsi sudah menjadi iebih baik lah meski belum semua kebutuhan dasar bagi pengungsi terpenuhi,” kata dia. Gempa bermagnitudo 7,4 melanda sejumlah kawasan Sulawesi Tengah, Jumat (28/10/2018) pukul 17.02.
Akibat gempa tersebut, BNPB mencatat, hingga Rabu (3/10/2018) pukul 13.00, ada 1.407 orang meninggal dunia dan 2.459 orang luka berat. Selain itu, dilaporkan sebanyak 113 orang hilang dan 65.733 rumah rusak berat.