27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Ribuan Orang Masih Tertimbun

TERANGKAT
Seorang pria berjalan di jalan yang rusak berat akibat gempa di daerah Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Akibat gempa ini, ribuan orang masih hilang dan diperkirakan masih tertimbun.

PALU, SUMUTPOS.CO – Ribuan orang yang hilang di Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat, Sulawesi Tengah, pasca-gempa dan tsunami pada 28 September 2018 lalu, hingga Rabu (3/10) belum ditemukan. Kawasan permukiman padat penduduk ini hilang tenggelam, saat gempa besar mengguncang Kota Palu.

“AWALNYA bumi seperti meloncat-loncat. Kami sangat ketakutan. Tidak hanya itu, kemudian kami seperti diputar-putar,” kata Nur Faidah (42), warga Perumnas Donggala Kodi yang tidak jauh dari lokasi, Rabu (3/10).

Saat permukaan bumi diputar-putar, tidak ada yang selamat dari kawasan ini. Semua yang ada di atasnya tenggelam bersama lumpur yang keluar dari rekahan bumi. “Kawasan Balaroa belum ada yang menyentuh, kondisi saat ini asli. Warga korban masih di dalam tanah ini,” kata Oskar, warga Palu.

Oskar menyebutkan, ribuan orang yang tinggal di kawasan ini terkubur hidup-hidup. Mereka tidak dapat menyelamatkan diri.

Pada saat gempa awal masyarakat mengungsi dan berkumpul di lapangan. Namun saat gempa kedua kawasan ini berubah menjadi yang menakutkan .Tanah menekuk bergelombang, dari rekahannya keluar lumpur lunak yang bergerak berputar-putar menggiling semua yang ada di atasnya. “Tidak ada yang selamat, banyak saudara saya yang hilang,” kata Nur Faidah.

Dia menggambarkan guncangan gempa yang terjadi seperti diaduk-aduk. Lapisan tanah di dalam keluar menimbun lapisan atasnya, diputar dan digerakkan berulang-ulang.

“Menara masjid itu aslinya berada di sana, sekitar 300 meter,” kata Nur Faidah sambil menunjuk lokasi tempat awal masjid. Saat ini, warga Balaroa masih fokus pada menyelamatkan yang hidup. Anak-anak, kaum wanita dan usia lanjut yang tersisa harus dirawat. Mereka menempati pengungsian yang jauh dari kayak.

TERANGKAT
Seorang pria berjalan di jalan yang rusak berat akibat gempa di daerah Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Akibat gempa ini, ribuan orang masih hilang dan diperkirakan masih tertimbun.

PALU, SUMUTPOS.CO – Ribuan orang yang hilang di Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat, Sulawesi Tengah, pasca-gempa dan tsunami pada 28 September 2018 lalu, hingga Rabu (3/10) belum ditemukan. Kawasan permukiman padat penduduk ini hilang tenggelam, saat gempa besar mengguncang Kota Palu.

“AWALNYA bumi seperti meloncat-loncat. Kami sangat ketakutan. Tidak hanya itu, kemudian kami seperti diputar-putar,” kata Nur Faidah (42), warga Perumnas Donggala Kodi yang tidak jauh dari lokasi, Rabu (3/10).

Saat permukaan bumi diputar-putar, tidak ada yang selamat dari kawasan ini. Semua yang ada di atasnya tenggelam bersama lumpur yang keluar dari rekahan bumi. “Kawasan Balaroa belum ada yang menyentuh, kondisi saat ini asli. Warga korban masih di dalam tanah ini,” kata Oskar, warga Palu.

Oskar menyebutkan, ribuan orang yang tinggal di kawasan ini terkubur hidup-hidup. Mereka tidak dapat menyelamatkan diri.

Pada saat gempa awal masyarakat mengungsi dan berkumpul di lapangan. Namun saat gempa kedua kawasan ini berubah menjadi yang menakutkan .Tanah menekuk bergelombang, dari rekahannya keluar lumpur lunak yang bergerak berputar-putar menggiling semua yang ada di atasnya. “Tidak ada yang selamat, banyak saudara saya yang hilang,” kata Nur Faidah.

Dia menggambarkan guncangan gempa yang terjadi seperti diaduk-aduk. Lapisan tanah di dalam keluar menimbun lapisan atasnya, diputar dan digerakkan berulang-ulang.

“Menara masjid itu aslinya berada di sana, sekitar 300 meter,” kata Nur Faidah sambil menunjuk lokasi tempat awal masjid. Saat ini, warga Balaroa masih fokus pada menyelamatkan yang hidup. Anak-anak, kaum wanita dan usia lanjut yang tersisa harus dirawat. Mereka menempati pengungsian yang jauh dari kayak.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/