26 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Jembatan Putus, PT KAI Rugi Miliaran

MEDAN- Jembatan di KM 98+885, jalur yang dilewati Kereta Api Sri Bilah tujuan Medan-Rantauprapat ambruk diterpa banjir sejak Selasa (1/11) lalu. Akibatnya, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Sumut mengalami kerugian miliaran rupiah.

Kerusakan terjadi pada pangkal pilar jembatan di perbatasan Merbau-Rantauprapat itu. “Ya, PT KAI Sumut harus rugi miliaran rupiah selama sebulan,” kata Humas PT KAI Sumut, Hasri, Rabu (2/11) siang.

Terputusnya jalur tersebut membuat distribusi CPO dari Kebun Aek Nabara tujuan Aek Nabara-Belawan tersendat. “Di sini saja kita sudah kehilangan sekitar Rp600 juta lebih karena jembatan tidak bisa dilewati. Belum lagi dari kerugian penjualan tiket yang menurun dan kereta barang yang mengangkut barang di luar CPO seperti pengiriman barang oleh penumpang lain ke Rantauprapat,” ujar Hasri.

Karena itu, pengangkutan CPO dari Kebun Aek Nabara terpaksa menggunakan jalur darat. Untuk penumpang, Hasri mengaku, pihaknya sudah melakukan pemberitahuan. “Penumpang sudah kita beritahukan bahwa Kereta Api Sri Bilah hanya sampai Stasiun Mambang Muda (Stasiun Aek Kanopan, Red),” tuturnya.

Mengenai jembatan yang ambruk tersebut, Hasri menjelaskan, menurut UU bahwa PT KAI hanya sebagai operator dan pemerintah sebagai regulator. “Jadi  tergantung pemerintah, itu semua ditangan pemerintah,” sebutnya.
Hasri menegaskan, jembatan yang ambruk itu panjangnya 20 meter dan informasi yang diperoleh di lokasi masih banjir. “Informasi terakhir di lokasi masih banjir namun persiapan pasang peranca sudah dilakukan dan hari ini (kemarin) juga rencananya alat berat akan tiba di lokasi,” urainya.

Ke depan, PT KAI akan memeriksa dan akan meningkatkan keselamatan. “Ini menjadi hikmah buat PT KAI Sumut untuk melakukan pemeriksaan jembatan dan jalur kereta api. Kejadian seperti ini pernah terjadi pada 2001, yakni jembatan di Stasiun Bah Bolon, Pematangsiantar amblas karena banjir bandang. Jembatan rusak karena peristiwa alam,” tambah Hasri.(jon)

MEDAN- Jembatan di KM 98+885, jalur yang dilewati Kereta Api Sri Bilah tujuan Medan-Rantauprapat ambruk diterpa banjir sejak Selasa (1/11) lalu. Akibatnya, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Sumut mengalami kerugian miliaran rupiah.

Kerusakan terjadi pada pangkal pilar jembatan di perbatasan Merbau-Rantauprapat itu. “Ya, PT KAI Sumut harus rugi miliaran rupiah selama sebulan,” kata Humas PT KAI Sumut, Hasri, Rabu (2/11) siang.

Terputusnya jalur tersebut membuat distribusi CPO dari Kebun Aek Nabara tujuan Aek Nabara-Belawan tersendat. “Di sini saja kita sudah kehilangan sekitar Rp600 juta lebih karena jembatan tidak bisa dilewati. Belum lagi dari kerugian penjualan tiket yang menurun dan kereta barang yang mengangkut barang di luar CPO seperti pengiriman barang oleh penumpang lain ke Rantauprapat,” ujar Hasri.

Karena itu, pengangkutan CPO dari Kebun Aek Nabara terpaksa menggunakan jalur darat. Untuk penumpang, Hasri mengaku, pihaknya sudah melakukan pemberitahuan. “Penumpang sudah kita beritahukan bahwa Kereta Api Sri Bilah hanya sampai Stasiun Mambang Muda (Stasiun Aek Kanopan, Red),” tuturnya.

Mengenai jembatan yang ambruk tersebut, Hasri menjelaskan, menurut UU bahwa PT KAI hanya sebagai operator dan pemerintah sebagai regulator. “Jadi  tergantung pemerintah, itu semua ditangan pemerintah,” sebutnya.
Hasri menegaskan, jembatan yang ambruk itu panjangnya 20 meter dan informasi yang diperoleh di lokasi masih banjir. “Informasi terakhir di lokasi masih banjir namun persiapan pasang peranca sudah dilakukan dan hari ini (kemarin) juga rencananya alat berat akan tiba di lokasi,” urainya.

Ke depan, PT KAI akan memeriksa dan akan meningkatkan keselamatan. “Ini menjadi hikmah buat PT KAI Sumut untuk melakukan pemeriksaan jembatan dan jalur kereta api. Kejadian seperti ini pernah terjadi pada 2001, yakni jembatan di Stasiun Bah Bolon, Pematangsiantar amblas karena banjir bandang. Jembatan rusak karena peristiwa alam,” tambah Hasri.(jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/