25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Tak Mengkultuskan Seseorang, Bisa Hempang Paham Terorisme pada Perempuan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Paham terorisme yang meresahkan masyarakat, dapat dihempang dengan berbagai cara. Diantaranya dengan banyak membaca buku agama dan buku umum lainnya agar banyak perbandingan, sehingga pikiran lebih terbuka. Hal ini diungkap mantan narapidana terorisme Riski Gunawan, dalam obrolan ringan yang digelar Medan Podcast, di Jalan Setia Budi Medan, Sabtu (3/12). Selain Riski, hadir juga sebagai narasumber, Kartini, istri mantan teroris dari Tanjungbalai.

Menurut Riski, paham terorisme itu dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, disebabkan kurangnya sosok yang memperhatikan mereka. “Sehingga ketika teman-teman mereka yang berpaham terorisme memberikan perhatian yang cukup, mereka akan mudah terpapar paham terorisme,” sebut Riski yang pernah 8 tahun mendekam di Nusa Kambangan karena kasus terorisme.

Selain itu, lanjut Riski, faktor pendidikan juga menjadi pintu gerbang masuknya paham terorisme kepada seseorang. “Maka dari itu, kita harus serius dalam mendidik anak anak kita. Seorang ayah harus menjadi aktor sentral dalam mendidik anak-anak,” jelas Riski.

Sementara Kenedya Sinaga yang memandu Podcast kali ini, menanyakan kepada Kartini yang sempat terpapar paham terorisme. Media apa yang sekarang ini paling banyak dipakai orang-orang yang berpaham terorisme? “Kalau zaman saya, yang dipakai telegram dan Facebook. Tapi kalau sekarang, sepertinya Facebook lebih banyak dipakai oleh mereka,” sebut Kartini.

Sedangkan Chandra Syuhada, yang juga menjadi pembawa acara podcast, menanyakan kepada Kartini, apa faktor pendorong kaum hawa ini bisa masuk ke dalam paham terorisme? “Faktor ekonomi dan keputus-asaan menjadi faktor pendorong seseorang dalam melakukan tindakan terorisme. Dan yang paling mengerikan, aksi mereka tidak bisa kita tebak, bahkan kalau mereka sudah masuk ke dalam lingkaran terorisme akan sulit untuk keluar. Kalau mereka keluar akan dianggap pengkhianat,” jelas Kartini.

Kartini juga berpesan kepada kaum perempuan dan generasi muda yang sedang semangat semangatnya belajar agama, jangan belajar dengan satu guru saja. “Belajar agama jangan setengah-setengah, jangan mengkultuskan dengan satu orang saja, dan banyak berdoa,” pungkasnya. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Paham terorisme yang meresahkan masyarakat, dapat dihempang dengan berbagai cara. Diantaranya dengan banyak membaca buku agama dan buku umum lainnya agar banyak perbandingan, sehingga pikiran lebih terbuka. Hal ini diungkap mantan narapidana terorisme Riski Gunawan, dalam obrolan ringan yang digelar Medan Podcast, di Jalan Setia Budi Medan, Sabtu (3/12). Selain Riski, hadir juga sebagai narasumber, Kartini, istri mantan teroris dari Tanjungbalai.

Menurut Riski, paham terorisme itu dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, disebabkan kurangnya sosok yang memperhatikan mereka. “Sehingga ketika teman-teman mereka yang berpaham terorisme memberikan perhatian yang cukup, mereka akan mudah terpapar paham terorisme,” sebut Riski yang pernah 8 tahun mendekam di Nusa Kambangan karena kasus terorisme.

Selain itu, lanjut Riski, faktor pendidikan juga menjadi pintu gerbang masuknya paham terorisme kepada seseorang. “Maka dari itu, kita harus serius dalam mendidik anak anak kita. Seorang ayah harus menjadi aktor sentral dalam mendidik anak-anak,” jelas Riski.

Sementara Kenedya Sinaga yang memandu Podcast kali ini, menanyakan kepada Kartini yang sempat terpapar paham terorisme. Media apa yang sekarang ini paling banyak dipakai orang-orang yang berpaham terorisme? “Kalau zaman saya, yang dipakai telegram dan Facebook. Tapi kalau sekarang, sepertinya Facebook lebih banyak dipakai oleh mereka,” sebut Kartini.

Sedangkan Chandra Syuhada, yang juga menjadi pembawa acara podcast, menanyakan kepada Kartini, apa faktor pendorong kaum hawa ini bisa masuk ke dalam paham terorisme? “Faktor ekonomi dan keputus-asaan menjadi faktor pendorong seseorang dalam melakukan tindakan terorisme. Dan yang paling mengerikan, aksi mereka tidak bisa kita tebak, bahkan kalau mereka sudah masuk ke dalam lingkaran terorisme akan sulit untuk keluar. Kalau mereka keluar akan dianggap pengkhianat,” jelas Kartini.

Kartini juga berpesan kepada kaum perempuan dan generasi muda yang sedang semangat semangatnya belajar agama, jangan belajar dengan satu guru saja. “Belajar agama jangan setengah-setengah, jangan mengkultuskan dengan satu orang saja, dan banyak berdoa,” pungkasnya. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/