Cuaca tak Menentu
MEDAN- Meskipun kasus DBD di Medan tahun 2012 menurun dibandingkan tahun 2011, namun masyarakat harus tetap waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun 2013.
Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Medan drg Irma Suryani, mengatakan, tahun 2011 jumlah kasus DBD di Medan berjumlah 3122 dengan kematian 22 orang. Tahun 2012 terjadi penurunan, dan jumlah kasusnya sebanyak 1.112 orang dengan kematian 3 orang.
Menghadapi tahun 2013 ini, mulai terjadi musim penghujan dan musim panas sehingga cuaca yang tidak menentu ini harus diwaspadai karena bisa menyebabkan munculnya penyakit DBD. “Musim hujan dan panas juga menyebabkan bertambahnya jumlah jentik nyamuk penyebab DBD, dan ini harus diwaspadai,” tegasnya.
Tidak hanya penyakit DBD yang harus diwaspadai masyarakat, menurut Irma penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) juga harus diwaspadai terlebih di bulan Maret yang diprediksikan terjadinya musim panas.
“Berdasarkan prediksi bulan Maret nanti terjadi musim panas dan ini dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun, karena kurang minum yang menyebabkan dehidrasi. Bila daya tahan tubuh terus berkurang, dengan cuaca panas dapat menyebabkan batuk yang juga bisa menyebabkan terjadinya ISPA,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dirinya menyarankan agar masyarakat tetap meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. Juga melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan melakukan 3 M atau menutup, menguras dan mengubur barang-barang yang tidak dipergunakan.
Sementara itu, penanggungjawab program P2BD Dinas Kesehatan Sumut Teguh Supriyadi, SKM mengatakan tahun 2012 di Sumut juga terjadi penurunan kasus DBD.
“Tahun 2011 jumlah kasus DBD di 33 kabupaten/kota di Sumut sebanyak 6.032 dengan 85 orang meninggal. Hingga Nopember 2012 ini jumlah kasusnya 3.589 dengan 30 orang meninggal. Walaupun mungkin ada penambahan kasus hingga Desember tetapi terjadi penurunan sekitar 50 persen,” ujar Teguh, beberapa waktu lalu.
Dijelaskannya, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan kasus DBD, yaitu secara alami memang turun setelah puncaknya tahun 2010, dengan kasus 8889 dan 103 orang meninggal. Periode peningkatan kasus itu siklusnya lima tahunan. Disamping itu, faktor penurunan kasus karena adanya penguatan pencegahan penularan berbasis masyarakat pada wilayah epidemi tinggi seperti di Siantar dan Medan.
“Faktor penurunan ketiga, respon cepat terhadap mengatasi masalah penyebaran penyakit di lapangan oleh kabupaten/kota,” ujar Teguh. (mag-2)