30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Mobil Horas Paling Irit di Asia

PALING IRIT: Sejumlah mahasiswa yang merancang dan merakit mobil Horas di Fakultas Teknik USU Medan, beberapa waktu lalu. Mobil Horas hasil karya mahasiswa Fakultas Teknik  USU ini menjadi mobil paling irit di Asia.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PALING IRIT: Sejumlah mahasiswa yang merancang dan merakit mobil Horas di Fakultas Teknik USU Medan, beberapa waktu lalu. Mobil Horas hasil karya mahasiswa Fakultas Teknik USU ini menjadi mobil paling irit di Asia.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Horas Universitas Sumatera Utara (USU) Medan menyabet dua gelar juara di ajang Sheel Eco Marathon (SEM) Asia 2014 di Manila, Filipina. Horas USU mendapat raihan terbaik, juara 1 dan juara 2 dalam lomba mobil rakitan teririt diikuti negara dari Asia dan Timur Tengah.

Usai penganugerahan juara di Manila Hotel, Rizal Park, Filipina, Minggu (9/2), Ketua Tim Horas Mesin Himsar Ambharita memaparkan, ada dua kelas perlombaan yang diikuti oleh Tim Horas USU, Kelas prototype dan urban (city car).

Dia menyebutkan, khusus untuk UrbanConcept, dibagi dalam dua tim, Tim Horas Mesin untuk UrbanConcept ethanol dan Tim Horas USU untuk UrbanConcept diesel. “Akhirnya, untuk UrbanConcept ethanol menyabet juara 1 dan UrbanConcept diesel memperoleh juara dua. Kami saat ini bisa puas, apalagi bisa menyingkirkan negara Asia lainnya seperti Malaysia dan Thailand,” katanya kepada SUmut Pos via telepon seluler tadi malam.

Untuk di UrbanConcept bahan bakar ethanol, Tim Horas Mesin berhasil menempuh jarak 101,4 Km per liter. Sedangkan UrbanConcep diesel Tim Horas USU berhasil menempuh jarak 57 Km per liter. “Sebenarnya waktu latihan bisa lebih jauh jaraknya. Tapi tak apa, kami menang. Dan kami juga takut di ethanol, karena kami dikelilingi tim dari Malaysia yang sudah berpengalaman. Alhamdulillah kami menang,” tambahnya.

Himsar mengaku, perolehan yang didapatkan memang untuk golongan amatiran dalam merakit dan menjalankan mobil seirit mungkin. Bila dibandingkan tim lainnya seperti dari Malaysia, Thailand, India dan Vietnam serta peserta lainnya Tim Horas USU tentu ketinggalan dari sisi teknologi.

“Tapi karena kami memiliki kesiapan yang baik, kemudian bisa mengotak-atik mobil serta kemampuan driver yang cukup. Maka kami bisa mendapatkan juara,” katanya.

Dia membeberkan teknologi yang dipakai Tim Horas USU tidak begitu menonjol, justru biasa saja. Hanya saja, setingan mesin ini yang menjadi kuncinya, karena setingan ini didapatkan dari riset kecil-kecilan yang dilakukan oleh tim.

Lebih lanjut, dia menerangkan, tujuan dari ajang ini, suatu saat nanti ethanol bisa mengganti premium. Dengan cara inilah diketahui alternatifnya. Kemudian, tantangan ethanol ini lebih berat, mesinnya lebih cepat panas dan tekanannya lebih tinggi dan proses pembakarannya lebih susah. Inilah yang kami hadapi supaya bisa efisien.

“Ini juga bagian untuk menantang mahasiswa untuk merancang, membuat dan menjalankan mobil hemat energi,” sebutnya.

Himsar mengaku, untuk berangkat ke Manila bersama 17 orang serta membawa dua mobil yang akan diperlombakan membutuhkan biaya besar. Mulai dari biaya kontainer sebesar Rp100 juta, biaya hotel Rp40 juta dan tiket Rp50 juta, serta biaya lainnya untuk angkutan mobil di Manila. Selanjutnya, untuk membangun mobil rakitan irit bahan bakar membutuhkan biaya hingga Rp70 juta per unitnya.

“Kami tidak ada bantuan dari pemerintah, kami hanya mendapatkan biaya dari sponsor mulai dari PDAM Tirtanadi, pengusaha yang juga alumni USU, IMI Sumut dan ada beberapa bantuan sukarela lainnya,” sebutnya.

Dia berharap kepada Pemprovsu untuk mewujudkan janjinya kepada USU. Karena setelah mengikuti ajang di Surabaya, Gubernur Sumatera Utara menyebutkan akan memberikan bantuan, tapi sampai saat ini belum juga ada bantuannya. “Ya sama-sama tahulah bantuan dari Pemprovsu belum juga kami dapatkan sampai saat ini,” ujarnya.

SEM memperlombakan dua kategori, yaitu Prototype dan Urban Concept, dengan menggunakan satu liter BBM atau sumber tenaga dengan jarak tempuh paling jauh. Setiap tim boleh mengajukan kendaraan yang menggunakan salah satu jenis bahan bakar seperti, bensin, solar, bensin alternatif (etanol 100), diesel alternatif (Shell Gas-to-Liquid atau fatty acid methyl ester), baterai elektrik dan hydrogen fuel cell.

SEM Asia 2014 akan memberikan 24 penghargaan On-Track dengan hadiah uang sebesar $ 2.000 dan $ 1.000 untuk pemenang dan runner up di kategori Prototype dan Urban Concept. Selain itu, tim juga akan berlomba untuk enam penghargaan Off-Track yakni Komunikasi, Desain Kendaraan, Inovasi Teknik, Keselamatan, Ketekunan dan Semangat Berkompetisi, dan penghargaan Shell Helix Tribology.

USU Siapkan Penyambutan

Terkait itu, Pembantu Rektor IV USU, Prof Ningrum Natasya Sirait menyampaikan bahwa pihak universitas telah menyiapkan sambutan hangat atas kemenangan para mahasiswa tersebut. Namun dirinya enggan menyebutkan hadiah apa yang akan diberikan kepada mahasiswa yang telah mengharumkan nama Indonesia di mata internasional tersebut.

“Yang pasti kami akan sambut anak-anak di kampus nanti. Mengenai hadiah kami masih harus putuskan dahulu karena banyak pihak terlibat ketika memberangkatkan mereka ke Manila,” ujarnya.

Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung keikutsertaan Tim Horas USU berkompetisi di Manila. Ada Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sumut, Alumni FT-USU, Ir Nurdin Tampubolon. Tim Horas sendiri akan sampai ke Medan pada Kamis (14/2). Rektor tentu akan menyambut mahasiswa berpestasi dengan baik.

“Kita tunggu saja dahulu mereka tiba di Medan. Sesudah itu baru akan disambut dengan baik. Lagian mereka (Tim Horas USU, Red) tidak ingin disambut secara berlebihan,” katanya.

Sementara Staf Ahli Rektor USU bidang Humas, Iskandar Zulkarnain, menyampaikan bahwa kampus USU selama ini mendukung sepenuhnya langkah dari Tim Horas USU dimulai dari awal Tim Horas terbentuk. Bahkan Rektor USU, Prof Syaril Pasaribu selama ini telah memberikan dukungan secara pribadi dengan menyumbangkan pembiayaan.

“Dari awal pihak rektor USU telah memberikan dukungan kepada Tim Horas USU. Bahkan sewaktu ikut kompetisi di Malaysia dahulu sudah didukung,” katanya. (ril/mag-5/bbs/rbb)

PALING IRIT: Sejumlah mahasiswa yang merancang dan merakit mobil Horas di Fakultas Teknik USU Medan, beberapa waktu lalu. Mobil Horas hasil karya mahasiswa Fakultas Teknik  USU ini menjadi mobil paling irit di Asia.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PALING IRIT: Sejumlah mahasiswa yang merancang dan merakit mobil Horas di Fakultas Teknik USU Medan, beberapa waktu lalu. Mobil Horas hasil karya mahasiswa Fakultas Teknik USU ini menjadi mobil paling irit di Asia.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Horas Universitas Sumatera Utara (USU) Medan menyabet dua gelar juara di ajang Sheel Eco Marathon (SEM) Asia 2014 di Manila, Filipina. Horas USU mendapat raihan terbaik, juara 1 dan juara 2 dalam lomba mobil rakitan teririt diikuti negara dari Asia dan Timur Tengah.

Usai penganugerahan juara di Manila Hotel, Rizal Park, Filipina, Minggu (9/2), Ketua Tim Horas Mesin Himsar Ambharita memaparkan, ada dua kelas perlombaan yang diikuti oleh Tim Horas USU, Kelas prototype dan urban (city car).

Dia menyebutkan, khusus untuk UrbanConcept, dibagi dalam dua tim, Tim Horas Mesin untuk UrbanConcept ethanol dan Tim Horas USU untuk UrbanConcept diesel. “Akhirnya, untuk UrbanConcept ethanol menyabet juara 1 dan UrbanConcept diesel memperoleh juara dua. Kami saat ini bisa puas, apalagi bisa menyingkirkan negara Asia lainnya seperti Malaysia dan Thailand,” katanya kepada SUmut Pos via telepon seluler tadi malam.

Untuk di UrbanConcept bahan bakar ethanol, Tim Horas Mesin berhasil menempuh jarak 101,4 Km per liter. Sedangkan UrbanConcep diesel Tim Horas USU berhasil menempuh jarak 57 Km per liter. “Sebenarnya waktu latihan bisa lebih jauh jaraknya. Tapi tak apa, kami menang. Dan kami juga takut di ethanol, karena kami dikelilingi tim dari Malaysia yang sudah berpengalaman. Alhamdulillah kami menang,” tambahnya.

Himsar mengaku, perolehan yang didapatkan memang untuk golongan amatiran dalam merakit dan menjalankan mobil seirit mungkin. Bila dibandingkan tim lainnya seperti dari Malaysia, Thailand, India dan Vietnam serta peserta lainnya Tim Horas USU tentu ketinggalan dari sisi teknologi.

“Tapi karena kami memiliki kesiapan yang baik, kemudian bisa mengotak-atik mobil serta kemampuan driver yang cukup. Maka kami bisa mendapatkan juara,” katanya.

Dia membeberkan teknologi yang dipakai Tim Horas USU tidak begitu menonjol, justru biasa saja. Hanya saja, setingan mesin ini yang menjadi kuncinya, karena setingan ini didapatkan dari riset kecil-kecilan yang dilakukan oleh tim.

Lebih lanjut, dia menerangkan, tujuan dari ajang ini, suatu saat nanti ethanol bisa mengganti premium. Dengan cara inilah diketahui alternatifnya. Kemudian, tantangan ethanol ini lebih berat, mesinnya lebih cepat panas dan tekanannya lebih tinggi dan proses pembakarannya lebih susah. Inilah yang kami hadapi supaya bisa efisien.

“Ini juga bagian untuk menantang mahasiswa untuk merancang, membuat dan menjalankan mobil hemat energi,” sebutnya.

Himsar mengaku, untuk berangkat ke Manila bersama 17 orang serta membawa dua mobil yang akan diperlombakan membutuhkan biaya besar. Mulai dari biaya kontainer sebesar Rp100 juta, biaya hotel Rp40 juta dan tiket Rp50 juta, serta biaya lainnya untuk angkutan mobil di Manila. Selanjutnya, untuk membangun mobil rakitan irit bahan bakar membutuhkan biaya hingga Rp70 juta per unitnya.

“Kami tidak ada bantuan dari pemerintah, kami hanya mendapatkan biaya dari sponsor mulai dari PDAM Tirtanadi, pengusaha yang juga alumni USU, IMI Sumut dan ada beberapa bantuan sukarela lainnya,” sebutnya.

Dia berharap kepada Pemprovsu untuk mewujudkan janjinya kepada USU. Karena setelah mengikuti ajang di Surabaya, Gubernur Sumatera Utara menyebutkan akan memberikan bantuan, tapi sampai saat ini belum juga ada bantuannya. “Ya sama-sama tahulah bantuan dari Pemprovsu belum juga kami dapatkan sampai saat ini,” ujarnya.

SEM memperlombakan dua kategori, yaitu Prototype dan Urban Concept, dengan menggunakan satu liter BBM atau sumber tenaga dengan jarak tempuh paling jauh. Setiap tim boleh mengajukan kendaraan yang menggunakan salah satu jenis bahan bakar seperti, bensin, solar, bensin alternatif (etanol 100), diesel alternatif (Shell Gas-to-Liquid atau fatty acid methyl ester), baterai elektrik dan hydrogen fuel cell.

SEM Asia 2014 akan memberikan 24 penghargaan On-Track dengan hadiah uang sebesar $ 2.000 dan $ 1.000 untuk pemenang dan runner up di kategori Prototype dan Urban Concept. Selain itu, tim juga akan berlomba untuk enam penghargaan Off-Track yakni Komunikasi, Desain Kendaraan, Inovasi Teknik, Keselamatan, Ketekunan dan Semangat Berkompetisi, dan penghargaan Shell Helix Tribology.

USU Siapkan Penyambutan

Terkait itu, Pembantu Rektor IV USU, Prof Ningrum Natasya Sirait menyampaikan bahwa pihak universitas telah menyiapkan sambutan hangat atas kemenangan para mahasiswa tersebut. Namun dirinya enggan menyebutkan hadiah apa yang akan diberikan kepada mahasiswa yang telah mengharumkan nama Indonesia di mata internasional tersebut.

“Yang pasti kami akan sambut anak-anak di kampus nanti. Mengenai hadiah kami masih harus putuskan dahulu karena banyak pihak terlibat ketika memberangkatkan mereka ke Manila,” ujarnya.

Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung keikutsertaan Tim Horas USU berkompetisi di Manila. Ada Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sumut, Alumni FT-USU, Ir Nurdin Tampubolon. Tim Horas sendiri akan sampai ke Medan pada Kamis (14/2). Rektor tentu akan menyambut mahasiswa berpestasi dengan baik.

“Kita tunggu saja dahulu mereka tiba di Medan. Sesudah itu baru akan disambut dengan baik. Lagian mereka (Tim Horas USU, Red) tidak ingin disambut secara berlebihan,” katanya.

Sementara Staf Ahli Rektor USU bidang Humas, Iskandar Zulkarnain, menyampaikan bahwa kampus USU selama ini mendukung sepenuhnya langkah dari Tim Horas USU dimulai dari awal Tim Horas terbentuk. Bahkan Rektor USU, Prof Syaril Pasaribu selama ini telah memberikan dukungan secara pribadi dengan menyumbangkan pembiayaan.

“Dari awal pihak rektor USU telah memberikan dukungan kepada Tim Horas USU. Bahkan sewaktu ikut kompetisi di Malaysia dahulu sudah didukung,” katanya. (ril/mag-5/bbs/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/