30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sembunyi di Hotel, Handoko Ngaku Simpan Gaji Sri

Kecurigaan yang dikatakan Amar bukan tanpa alasan, kasus ini hampir sama dengan perbudakan. Pekerjanya tidak digaji. Yang lebih kejam lagi, setiap lebaran, Sri tidak pernah diperbolehkan pulang. Padahal, dia tahu pulang.

“Memang ini disengaja pihak Handoko. Namun, biarlah polisi yang bekerja. Kami akan tetap mengawal kasus ini. Kami tetap pantau kasus ini,” ucapnya.

“Sampai saat ini, kami belum ada dipanggil polisi, begitu juga korban. Namun, kami hormati proses hukum. Kalaupun ada yang ganjil dalam penanganan kasus ini, kami tidak akan diam. Soal korban, kami bisa saja memulangkannya ke Garut. Tapi, kalau polisi memerlukannya, kan tidak mungkin bolak-balik lagi,” tegasnya.

“Untuk itu, kami minta agar polisi segera menuntaskan kasus ini. Kasihan korban. Sudah tidak ada gaji, dipisahkan pula dengan orangtuanya. Rencana-rencana jalur hukum sudah kami pikirkan, namun, biarlah dulu polisi bekerja. Saat ini, kami masih bersama korban. Kami harap Polisi jangan main-main dengan kasus ini,” tegasnya lagi.

Wartawan sempat mencari Handoko ke Toko Besi miliknya di Jalan Bogor, Kecamatan Medan Kota. Sayang, toko tersebut ternyata tutup namun masih dijaga 2 pegawai Handoko. “Bapak tidak ada di sini Bang, dari semalam tidak ada di sini. Jadi kita tetap masuk kerja namun toko tidak buka,” ujar penjaga toko besi tersebut.

Karena Handoko tidak ada di toko, wartawan menuju kediaman Handoko. Tiba di sana, bel rumah Handoko berulangkali dipencet tapi tak seorang pun yang keluar. Ditunggu setengah jam lebih, akhirnya lelaki bercelana panjang hitam dan kaos berkerah putih, membuka pintu. “Ada apa lu datang kemari?” tanya pria Tionghoa yang ternyata Handoko.

Namun dia tak membuka pintu lebar. Dia berdiri dengan membuka pintu sedikit, cukup untuk badannya terlihat saja.

Dia ketus menjawab soal kasus Sri melaporkannya ke Poldasu. “Saya tidak tahu. Istri saya lebih tahu, dia yang bawa anak-anak ini ke rumah saya,” ketusnya. Tak lama berbincang, Handoko selanjutnya mengambil hp dari saku celananya, lalu masuk ke rumah dan menutup pintu. Coba dibel lagi, Handoko tak kunjung keluar.(gib/mri/trg)

Kecurigaan yang dikatakan Amar bukan tanpa alasan, kasus ini hampir sama dengan perbudakan. Pekerjanya tidak digaji. Yang lebih kejam lagi, setiap lebaran, Sri tidak pernah diperbolehkan pulang. Padahal, dia tahu pulang.

“Memang ini disengaja pihak Handoko. Namun, biarlah polisi yang bekerja. Kami akan tetap mengawal kasus ini. Kami tetap pantau kasus ini,” ucapnya.

“Sampai saat ini, kami belum ada dipanggil polisi, begitu juga korban. Namun, kami hormati proses hukum. Kalaupun ada yang ganjil dalam penanganan kasus ini, kami tidak akan diam. Soal korban, kami bisa saja memulangkannya ke Garut. Tapi, kalau polisi memerlukannya, kan tidak mungkin bolak-balik lagi,” tegasnya.

“Untuk itu, kami minta agar polisi segera menuntaskan kasus ini. Kasihan korban. Sudah tidak ada gaji, dipisahkan pula dengan orangtuanya. Rencana-rencana jalur hukum sudah kami pikirkan, namun, biarlah dulu polisi bekerja. Saat ini, kami masih bersama korban. Kami harap Polisi jangan main-main dengan kasus ini,” tegasnya lagi.

Wartawan sempat mencari Handoko ke Toko Besi miliknya di Jalan Bogor, Kecamatan Medan Kota. Sayang, toko tersebut ternyata tutup namun masih dijaga 2 pegawai Handoko. “Bapak tidak ada di sini Bang, dari semalam tidak ada di sini. Jadi kita tetap masuk kerja namun toko tidak buka,” ujar penjaga toko besi tersebut.

Karena Handoko tidak ada di toko, wartawan menuju kediaman Handoko. Tiba di sana, bel rumah Handoko berulangkali dipencet tapi tak seorang pun yang keluar. Ditunggu setengah jam lebih, akhirnya lelaki bercelana panjang hitam dan kaos berkerah putih, membuka pintu. “Ada apa lu datang kemari?” tanya pria Tionghoa yang ternyata Handoko.

Namun dia tak membuka pintu lebar. Dia berdiri dengan membuka pintu sedikit, cukup untuk badannya terlihat saja.

Dia ketus menjawab soal kasus Sri melaporkannya ke Poldasu. “Saya tidak tahu. Istri saya lebih tahu, dia yang bawa anak-anak ini ke rumah saya,” ketusnya. Tak lama berbincang, Handoko selanjutnya mengambil hp dari saku celananya, lalu masuk ke rumah dan menutup pintu. Coba dibel lagi, Handoko tak kunjung keluar.(gib/mri/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/