MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua DPRD Kota Medan Hasyim SE meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution, untuk lebih memperhatikan kinerja Dinas PU Kota Medan yang dinilai kurang tanggap dalam melakukan perbaikan fungsi drainase yang ada di Kota Medan.
Hasyim menilai, Dinas PU belum bertindak cepat dalam melakukan pengorekan drainase yang mengalami pendangkalan (sedimentasi). Padahal, drainase-drainase tersebut jelas-jelas tidak berfungsi untuk mengalirkan debit air dalam jumlah yang besar saat hujan dengan intensitas tinggi membasahi Kota Medan.
Dicontohkan Ketua DPC PDIP Kota Medan itu, seperti drainase yang berada di Jalan Halat Gang Sari, Kelurahan Komat II, Lingkungan 14, Kecamatan Medan Area. Di kawasan itu, masyarakat kerap kali merasa khawatir setiap kali hujan deras turun. Sebab setiap hujan turun kawasan tersebut selalu dilanda banjir, hal itu terjadi karena parit melintang di dalam gang yang telah mengalami sedimentasi.
“Wali Kota Medan di bawah kepemimpinan Bobby Nasution sangat peduli dengan keluhan warga masyarakat, itu kita apresiasi. Kita lihat sendiri bagaimana responnya saat banjir melanda Kota Medan pada hari Minggu (28/2) dan Senin (28/2) lalun
Seharusnya ini ditindaklanjuti dengan serius dari Dinas PU juga,” ucap Hasyim.
Hasyim berharap, Kepala Dinas PU Kota Medan Topan Ginting dapat lebih mengontrol kinerja jajarannya di setiap UPT, sebab tidak mungkin semua drainase bermasalah di Kota Medan dapat terpantau oleh Wali Kota Medan.
“Itu lah fungsi UPT, mereka yang lebih paham wilayah kerjanya. Dinas PU harus bisa melihat dan memperbaiki sendiri drainase yang bermasalah, lalu langsung memperbaikinya atau setidaknya langsung melakukan pengorekan. Jadi tidak harus menunggu adanya keluhan dulu, ya harus lebih tanggap lah, ,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Medan Dedy Aksyari Nasution ST, menyebutkan, jika Dinas PU Kota Medan masih sangat lemah dalam hal memetakan wilayah banjir di Kota Medan. Padahal, memetakan wilayah banjir adalah hal mutlak yang harus dimiliki Dinas PU bila ingin segera menuntaskan masalah banjir di Kota Medan.
“Saya lihat Dinas PU masih lemah dalam hal mapping, padahal ini kuncinya. Kalau memetakan wilayah banjir saja belum bisa, bagaimana mungkin bisa menuntaskan masalahnya. Ini penting untuk menjadi catatan bagi Dinas PU,” tegas Dedy.
Dikatakan Dedy, Dinas PU seharusnya terlebih dahulu meminta data kepada setiap kecamatan, kelurahan, hingga lingkungan, tentang titik-titik yang kerap menjadi lokasi banjir. Setelah itu, Dinas PU juga bertugas untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab banjirnya di setiap titik. Dengan begitu, Dinas PU dapat segera menentukan solusi dan menyelesaikan persoalannya.
“Kalau titik-titiknya saja tidak tahu dengan detail, bagaimana mungkin mau menuntaskan masalah banjir ini. Anggaran yang besar saja tidak cukup tapi juga diperlukan strategi yang matang, salah satunya dengan memetakan titik-titik banjirnya terlebih dahulu,” kata politisi Partai Gerindra itu.
Disebutkan Dedy, program ‘Medan Tajir (Tanpa Banjir)’ yang sering didengungkan Pemko Medan bukan lah program kecil yang dapat diselesaikan dengan mudah. Dinas PU sendiri harus menjadi OPD terdepan dalam merealisasikan program Medan Tajir tersebut.
“Kalau Dinas PU nya sendiri tidak bekerja keras dan bekerja cerdas dengan memetakan permasalahan yang ada terlebih dahulu dan mengikutinya dengan solusi-solusi cepat, bagaimana mungkin program Medan Tajir ini bisa terealisasi,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Kepala Lingkungan 14, Kelurahan Komat II, Kecamatan Medan Area, Indra menerangkan masalah banjir di lingkungannya saat menghadiri Rapat Pleno Ranting dan Anak Ranting Lingkungan 14 Komat II PDI Perjuangan Kecamatan Medan Area.”Kami Warga di lingkungan ini merasa ketakutan jika hujan turun, karena pada umumnya jika hujan lebat dan agak lama, maka dapat dipastikan gang kami ini akan banjir,” keluhnya.
Dia menjelaskan, penyebab banjir tersebut dikarenakan kondisi parit yang dangkal atau mengalami sedimentasi. “Dulu pernah dikorek tim P3SU tapi dikorek sampahnya aja dan tidak dalam. Makanya diperlukan pengorekan sama Dinas PU, biar dikorek lebih dalam lagi,” jelasnya.
Ditambahkannya, di lingkungan 13 Komat II, juga ada rumah yang berdiri di atas parit yang masih satu aliran dari parit Lingkungan 14, hal itu juga bisa berdampak penyebab banjir.
Menanggapi keluhan warga itu, Kadis PU Topan Ginting mengaku akan segera menurunkan petugasnya ke lokasi untuk segera melakukan pengorekan. (map/ila)