25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Kualanamu Kado Ultah Presiden

MEDAN-Peresmian Bandara Kualanamu Internasional Airport akan disesuaikan dengan hari ulang tahun (ultah) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang jatuh pada 9 September. Artinya Kualanamu bisa dikatakan akan menjadi kado ultah SBY yang ke-64.

Ilustrasi SBY-Kualanamu
Ilustrasi SBY-Kualanamu

Setidaknya hal ini dipastikan Deputi Sekretariat Wakil Presiden Kementerian Sekretariat Negara Bidang Ekonomi, Tirta Hidayat. “Kita merencanakan agar tanggal ini dipilih untuk peresmian Kualanamu. Tapi kita belum bisa pastikan, tergantung dari jadwal Pak SBY juga,” ujarnya saat menghadiri rapat mengenai tindak lanjut pembahasan percepatan pembangunan bandara Kualanamu di Sumut oleh Setwapres Kementrian Sekretaris Negara RI di Bandara Kualanamu kemarin (4/6).

Dijelaskannya, pemilihan tanggal tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada presiden RI yang telah mengatur dan menunjuk sehingga Kualanamu selesai dibangun. “Apalagi, pembangunan ini memang selesai pada masa kepemimpinan beliau,” jelasnya.

Walaupun pemilihan tanggal ini sudah dalam tahap wacana, tetapi pihak Angkasa Pura II belum memberikan surat pemberitahuan kepada presiden. Rencananya, surat tersebut akan diberikan setelah pelaksanaan soft operation bandara Kualanamu yang dijadwalkan pada 25 Juli mendatang. “Kita masih memiliki target untuk menyelesaikan tanggal 25 Juli ini. Kalau ini sudah selesai, baru kita berikan undangan ke presiden. Walaupun begitu, belum tentu beliau setuju. Karena harus melihat jadwal beliau juga,” tambahnya.

Tirta menyatakan, selama masa menunggu launching tersebut, pihak bandara akan melakukan berbagai perbaikan di segala bidang. Sehingga, saat memasuki bulan September tidak ada lagi kekurangan. “Karena bergerak dalam bidang pelayanan, harus selalu mengalami perbaikan disegala sektor. Termasuk bandara yang harus terus melakukan pembenahan,” lanjutnya.

Parkir Lapangan Merdeka Disoroti

Walaupun sudah mewacanakan tanggal peresmian Kualanamu, tetapi hingga saat ini, masih ada kendala yang dihadapi saat menuju operasional Kualanamu. Yaitu, jalan arteri menuju Kualanamu dan lahan parkir. Karena saat ini, kedua bagian tersebut belum memiliki kepastian kapan akan selesai masalah tersebut.

Tirta menyatakan, ada permintaan resmi dari wakil presiden RI agar masalah lahan parkir di Lapangan Merdeka Medan segera diselesaikan. Mengingat saat ini, jalan menuju Kualanamu belum siap seratus persen. Sehingga, ada kemungkinan transportasi menuju Kualanamu yang paling diminati adalah kereta api. “Beliau mengatakan masalah parkir di kawasan Lapangan Merdeka. Karena, bila jalan belum selesai, maka lalu lintas di sekitar lapangan merdeka akan semakin padat. Dan akibatnya, akan menimbulkan kemacetan yang tinggi,” ujarnya.

Karena itu, dengan tegas Tirta mengharapkan keseriusan Pemko Medan untuk menyelesaikan masalah itu. “Kapan target Pemko Medan untuk menyelesaikannya? Kita sudah mencapai batas waktu ini,” ujarnya.

Menanggapi tantangan dari Sekretariat Negara tersebut, Plt Walikota Medan, Dzulmi Eldin menyatakan akan sesegera mungkin untuk menyelesaikan masalah ini. “Hari ini (kemarin) akan kita proses. Jadi, kita harap pada Kamis (6/6), pemindahan akan selesai pula,” ujar Dzulmi.

Bukan hanya hasil kerja Pemko Medan yang dipertanyakan. Tirta juga mengharapkan agar PT KAI bersedia untuk membangun lahan parkir sendiri, misalnya parkir bawah tanah. Karena, dengan operasional Kualanamu, akan banyak kemungkinan terjadi. “Ada kemungkinan orang yang mengantar ikut ke Kualanamu. Setelah itu, kembali lagi dengan menggunakan kereta api. Jadi, ada saja kemungkinan tersebut. Untuk menjaga kemungkinan tersebut, boleh kita berjaga-jaga kan?” ungkap Tirta.

Untuk kondisi jalan, seperti diketahui, ada tiga rute menuju Kualanamu. Rute I, melalui titik 0 kota Medan melewati Gatot Subroto, masuk ke Simpang Batangkuis, kemudian melewati Simpang Aras Kabu. Pada rute di Simpang Aras Kabu, lebar jalan hanya 4 meter. Jelas, ini tidak cukup bila ada 2 kendaraan. Karena itu, harus dilakukan pelebaran jalan secepat mungkin.

Rute ke II, melalui Amplas, masuk ke Simpang Kayu Besar, langsung menuju Kualanamu, dengan jarak sekitar 30 km. Dan rute ke III, dari Lubukpakam menuju Kualanamu dengan jarak sekitar 22 km.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I, Wijaya Seta, yang turut hadir menyatakan kepadatan di Simpang Kayu Besar bila memungkinkan harus diminimalisir. Mengingat, pada saat ini, simpang tersebut sudah ramai, apalagi saat Kualanamu beroperasi. “Jadi, harus kita buka wacana jalan baru, yang dapat meminimalisir keramaian di Simpang Kayu Besar. Rencana kita membuka jalan kunci yang terletak di antara jalan Simpang Kayu Besar dan Batangkuis,” ujarnya.

Selain dapat menimalisir keramaian kendaraan, bila dibuka jalan kunci ini juga akan memperpendek jarak tempuh hanya menjadi 8 km. “Kita menargetkan untuk menyelesaikan pembebasan lahan pada Agustus. Jadi, hingga agustus mendatang, jarak tempuh yang akan kita lewati adalah 22 km bukan 8 km,” lanjut Wijaya.

Makin Bising

Di sisi lain, bisa dipastikan, pada 2015 mendatang Kualanamu bakal semakin bising. Bayangkan saja, maskapai penerbangan dari 9 negara bakal masuk ke Kualanamu.

Selama ini, paling banyak hanya maskapai penerbangan internasional dari wilayah regional seperti dari Singapura, Malaysia, dan Filipina. Nah, nantinya, 9 negara Asean semuanya bakal membuka rute penerbangan dari bandara negara asal menuju Kualanamu.

Ke-9 negara Asean, selain Indonesia, adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan menjelaskan, masuknya maskapai dari 9 negara itu sebagai konsekuensi kebijakan Asean Open Sky 2015. Indonesia sudah menetapkan lima bandara yang bakal mengikuti liberalisasi penerbangan Asean 2015 itu yakni Soekarno Hatta (Jakarta), Ngurah Rai (Denpasar), Juanda (Surabaya), Makassar (Hasanudin), dan Kualanamu (Medan).

“Jadi pada 2015 mendatang, setiap penerbangan dari masing-masing negara Asean, bisa melayani penerbangan ke Kualanamu, karena Kualanamu merupakan salah satu bandara untuk menghadapi Asean Open Sky 2015,” ujar Bambang kepada koran ini di Jakarta, kemarin (4/6).

Sisi positif dari kebijakan ini, lanjut dia, bandara Kualanamu dan empat bandara lainnya di Indonesia bakal semakin ramai. Sisi negatifnya, jika maskapai penerbangan domestik tidak siap, maka bisa bangkrut karena tak mampu bersaing dengan maskapai dari 9 negara Asean.

Buka Rute ke Jambi dan Bengkulu

Namun ditegaskan, maskapai dari negara-negara Asean, tidak boleh membuka rute domestik Indonesia. Misal Jakarta-Medan, itu tidak boleh. Yang boleh, hanya dari bandara negara asal yang juga sudah ditetapkan sebagai bandara Asean Open Sky, menuju lima bandara di Indonesia, termasuk Kualanamu.

Sejumlah negara lain sudah menetapkan jumlah bandara Asean Open Sky 2015, antara lain Singapura yang menetapkan ada satu bandara, Malaysia tiga bandara, dan Filipina membuka delapan bandara.

Bukan hanya karena bakal disinggahi penerbangan dari 9 negara saja, kata Bambang, Bandara Kualanamu juga bakal makin bising karena pemerintah saat ini juga berancang-ancang menawarkan rute penerbangan domestik ke Kualanamu.

Antara lain, dia memberi contoh, untuk rute Medan-Jambi dan Medan-Bengkulu. “Karena selama ini, masyarakat di Jambi atau Bengkulu, kalau mau ke Medan harus terbang dulu ke Jakarta,” ujar Bambang.

Selain menawarkan rute ke Medan, pemerintah juga tidak menutup pintu pengajuan izin pembukaan rute oleh maskapai domestik. “Karena Kualanamu itu bagus, tapi ya persaingan menjadi cukup tinggi,” ujarnya.

Terkait soft operation bandara Kualanamu pada 25 Juli 2013, Bambang menjelaskan, hingga saat ini Kemenhub masih melakukan kajian, apakah nantinya seluruh maskapai yang selama ini beroperasi di Polonia, langsung pindah ke Kualanamu pada 25 Juli itu, atau dilakukan bertahap. “Kita masih persiapkan, apakah langsung seluruhnya atau bertahap. Kita lihat kesiapannya, baik kesiapan bandaranya maupun pihak maskapainya,” pungkas Bambang. (sam/ram/btr)

MEDAN-Peresmian Bandara Kualanamu Internasional Airport akan disesuaikan dengan hari ulang tahun (ultah) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang jatuh pada 9 September. Artinya Kualanamu bisa dikatakan akan menjadi kado ultah SBY yang ke-64.

Ilustrasi SBY-Kualanamu
Ilustrasi SBY-Kualanamu

Setidaknya hal ini dipastikan Deputi Sekretariat Wakil Presiden Kementerian Sekretariat Negara Bidang Ekonomi, Tirta Hidayat. “Kita merencanakan agar tanggal ini dipilih untuk peresmian Kualanamu. Tapi kita belum bisa pastikan, tergantung dari jadwal Pak SBY juga,” ujarnya saat menghadiri rapat mengenai tindak lanjut pembahasan percepatan pembangunan bandara Kualanamu di Sumut oleh Setwapres Kementrian Sekretaris Negara RI di Bandara Kualanamu kemarin (4/6).

Dijelaskannya, pemilihan tanggal tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada presiden RI yang telah mengatur dan menunjuk sehingga Kualanamu selesai dibangun. “Apalagi, pembangunan ini memang selesai pada masa kepemimpinan beliau,” jelasnya.

Walaupun pemilihan tanggal ini sudah dalam tahap wacana, tetapi pihak Angkasa Pura II belum memberikan surat pemberitahuan kepada presiden. Rencananya, surat tersebut akan diberikan setelah pelaksanaan soft operation bandara Kualanamu yang dijadwalkan pada 25 Juli mendatang. “Kita masih memiliki target untuk menyelesaikan tanggal 25 Juli ini. Kalau ini sudah selesai, baru kita berikan undangan ke presiden. Walaupun begitu, belum tentu beliau setuju. Karena harus melihat jadwal beliau juga,” tambahnya.

Tirta menyatakan, selama masa menunggu launching tersebut, pihak bandara akan melakukan berbagai perbaikan di segala bidang. Sehingga, saat memasuki bulan September tidak ada lagi kekurangan. “Karena bergerak dalam bidang pelayanan, harus selalu mengalami perbaikan disegala sektor. Termasuk bandara yang harus terus melakukan pembenahan,” lanjutnya.

Parkir Lapangan Merdeka Disoroti

Walaupun sudah mewacanakan tanggal peresmian Kualanamu, tetapi hingga saat ini, masih ada kendala yang dihadapi saat menuju operasional Kualanamu. Yaitu, jalan arteri menuju Kualanamu dan lahan parkir. Karena saat ini, kedua bagian tersebut belum memiliki kepastian kapan akan selesai masalah tersebut.

Tirta menyatakan, ada permintaan resmi dari wakil presiden RI agar masalah lahan parkir di Lapangan Merdeka Medan segera diselesaikan. Mengingat saat ini, jalan menuju Kualanamu belum siap seratus persen. Sehingga, ada kemungkinan transportasi menuju Kualanamu yang paling diminati adalah kereta api. “Beliau mengatakan masalah parkir di kawasan Lapangan Merdeka. Karena, bila jalan belum selesai, maka lalu lintas di sekitar lapangan merdeka akan semakin padat. Dan akibatnya, akan menimbulkan kemacetan yang tinggi,” ujarnya.

Karena itu, dengan tegas Tirta mengharapkan keseriusan Pemko Medan untuk menyelesaikan masalah itu. “Kapan target Pemko Medan untuk menyelesaikannya? Kita sudah mencapai batas waktu ini,” ujarnya.

Menanggapi tantangan dari Sekretariat Negara tersebut, Plt Walikota Medan, Dzulmi Eldin menyatakan akan sesegera mungkin untuk menyelesaikan masalah ini. “Hari ini (kemarin) akan kita proses. Jadi, kita harap pada Kamis (6/6), pemindahan akan selesai pula,” ujar Dzulmi.

Bukan hanya hasil kerja Pemko Medan yang dipertanyakan. Tirta juga mengharapkan agar PT KAI bersedia untuk membangun lahan parkir sendiri, misalnya parkir bawah tanah. Karena, dengan operasional Kualanamu, akan banyak kemungkinan terjadi. “Ada kemungkinan orang yang mengantar ikut ke Kualanamu. Setelah itu, kembali lagi dengan menggunakan kereta api. Jadi, ada saja kemungkinan tersebut. Untuk menjaga kemungkinan tersebut, boleh kita berjaga-jaga kan?” ungkap Tirta.

Untuk kondisi jalan, seperti diketahui, ada tiga rute menuju Kualanamu. Rute I, melalui titik 0 kota Medan melewati Gatot Subroto, masuk ke Simpang Batangkuis, kemudian melewati Simpang Aras Kabu. Pada rute di Simpang Aras Kabu, lebar jalan hanya 4 meter. Jelas, ini tidak cukup bila ada 2 kendaraan. Karena itu, harus dilakukan pelebaran jalan secepat mungkin.

Rute ke II, melalui Amplas, masuk ke Simpang Kayu Besar, langsung menuju Kualanamu, dengan jarak sekitar 30 km. Dan rute ke III, dari Lubukpakam menuju Kualanamu dengan jarak sekitar 22 km.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I, Wijaya Seta, yang turut hadir menyatakan kepadatan di Simpang Kayu Besar bila memungkinkan harus diminimalisir. Mengingat, pada saat ini, simpang tersebut sudah ramai, apalagi saat Kualanamu beroperasi. “Jadi, harus kita buka wacana jalan baru, yang dapat meminimalisir keramaian di Simpang Kayu Besar. Rencana kita membuka jalan kunci yang terletak di antara jalan Simpang Kayu Besar dan Batangkuis,” ujarnya.

Selain dapat menimalisir keramaian kendaraan, bila dibuka jalan kunci ini juga akan memperpendek jarak tempuh hanya menjadi 8 km. “Kita menargetkan untuk menyelesaikan pembebasan lahan pada Agustus. Jadi, hingga agustus mendatang, jarak tempuh yang akan kita lewati adalah 22 km bukan 8 km,” lanjut Wijaya.

Makin Bising

Di sisi lain, bisa dipastikan, pada 2015 mendatang Kualanamu bakal semakin bising. Bayangkan saja, maskapai penerbangan dari 9 negara bakal masuk ke Kualanamu.

Selama ini, paling banyak hanya maskapai penerbangan internasional dari wilayah regional seperti dari Singapura, Malaysia, dan Filipina. Nah, nantinya, 9 negara Asean semuanya bakal membuka rute penerbangan dari bandara negara asal menuju Kualanamu.

Ke-9 negara Asean, selain Indonesia, adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan menjelaskan, masuknya maskapai dari 9 negara itu sebagai konsekuensi kebijakan Asean Open Sky 2015. Indonesia sudah menetapkan lima bandara yang bakal mengikuti liberalisasi penerbangan Asean 2015 itu yakni Soekarno Hatta (Jakarta), Ngurah Rai (Denpasar), Juanda (Surabaya), Makassar (Hasanudin), dan Kualanamu (Medan).

“Jadi pada 2015 mendatang, setiap penerbangan dari masing-masing negara Asean, bisa melayani penerbangan ke Kualanamu, karena Kualanamu merupakan salah satu bandara untuk menghadapi Asean Open Sky 2015,” ujar Bambang kepada koran ini di Jakarta, kemarin (4/6).

Sisi positif dari kebijakan ini, lanjut dia, bandara Kualanamu dan empat bandara lainnya di Indonesia bakal semakin ramai. Sisi negatifnya, jika maskapai penerbangan domestik tidak siap, maka bisa bangkrut karena tak mampu bersaing dengan maskapai dari 9 negara Asean.

Buka Rute ke Jambi dan Bengkulu

Namun ditegaskan, maskapai dari negara-negara Asean, tidak boleh membuka rute domestik Indonesia. Misal Jakarta-Medan, itu tidak boleh. Yang boleh, hanya dari bandara negara asal yang juga sudah ditetapkan sebagai bandara Asean Open Sky, menuju lima bandara di Indonesia, termasuk Kualanamu.

Sejumlah negara lain sudah menetapkan jumlah bandara Asean Open Sky 2015, antara lain Singapura yang menetapkan ada satu bandara, Malaysia tiga bandara, dan Filipina membuka delapan bandara.

Bukan hanya karena bakal disinggahi penerbangan dari 9 negara saja, kata Bambang, Bandara Kualanamu juga bakal makin bising karena pemerintah saat ini juga berancang-ancang menawarkan rute penerbangan domestik ke Kualanamu.

Antara lain, dia memberi contoh, untuk rute Medan-Jambi dan Medan-Bengkulu. “Karena selama ini, masyarakat di Jambi atau Bengkulu, kalau mau ke Medan harus terbang dulu ke Jakarta,” ujar Bambang.

Selain menawarkan rute ke Medan, pemerintah juga tidak menutup pintu pengajuan izin pembukaan rute oleh maskapai domestik. “Karena Kualanamu itu bagus, tapi ya persaingan menjadi cukup tinggi,” ujarnya.

Terkait soft operation bandara Kualanamu pada 25 Juli 2013, Bambang menjelaskan, hingga saat ini Kemenhub masih melakukan kajian, apakah nantinya seluruh maskapai yang selama ini beroperasi di Polonia, langsung pindah ke Kualanamu pada 25 Juli itu, atau dilakukan bertahap. “Kita masih persiapkan, apakah langsung seluruhnya atau bertahap. Kita lihat kesiapannya, baik kesiapan bandaranya maupun pihak maskapainya,” pungkas Bambang. (sam/ram/btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/