26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Tak Tahan Dipukuli Majikan

TKW Asal Kediri Lari dari Panti Pijat

MEDAN- Tak tahan terus-terusan dimarahi majikannya, Lina Andriani (21), warga Kediri, Jawa Timur, melarikan diri dari Panti Pijat Lestari, Jalan Mandala By Pass, Medan Denai, tempatnya bekerja, Sabtu (5/3) dini hari pukul 01.00 WIB. Lina melarikan diri ke Mapolsekta Percut Sei Tuan, setelah sebelumnya disiram oleh majikannya.

Perempuan berambut sebahu ini mengaku, terpaksa melarikan diri karena tidak tahan dimarahi dan sering dipukul oleh majikannya bernama Fani. Dengan wajah bersedih dan badan yang basah kuyup, Lina menuturkan, sebelum melarikan diri, suami majikannya menyiramnya dengan air dan mencoba menariknya masuk ke dalam panti pijat karena berusaha lari.

“Saya ditarik ke dalam panti oleh suami Lina. Setelah itu saya disiram. Saya melawan dan berlari keluar, kemudian naik becak dan mendatangi kantor polisi ini. Saya sering disuruh kerja, tapi selalu dianggap salah sama majikan saya dan saya sering dimarahi serta dipukul,” terangnya.

Tak hanya itu, Lina lari dari panti pijat itu tanpa membawa pakaian selain yang melekat di badannya, karena dia tak sempat mengambil barang-barang miliknya. “Saya takut masuk ke dalam panti lagi, karena taruma dipukul dan dimarahi sama majikan saya. Saya mau minta tolong sama Bapak Polisi untuk mengambilkan pakaian saya dan uang saya yang tinggal di panti pijat itu,” tuturnya.

Setelah mendapat laporan tersebut, personel Polsekta Percut Sei Tuan kemudian mendatangi Panti Pijat Lestari. Selanjutnya, polisi langsung memboyong Fani dan orangtuanya yang mengaku bernama Fika (50), ke Mapolsekta Percut Sei Tuan.

Petugas juga meminta agar Fani dan Fika membawakan pakaian Lina dan pakaian itu pun diserahkan kepada Lina.
Kepada wartawan Sumut Pos, Fika, orangtua Fani menuturkan, tidak benar kalau Lina dimarahi dan dipukul. Ditegaskan Fika, pada Jumat (4/3) malam itu, Lina melarikan diri dari rumah dan ditemui sedang berada di Jalan Industri bersama para preman yang sedang mabuk. “Dia itu dibawa suami Fani pulang karena ditemukan sedang bersama preman-preman yang ada di Jalan Industri yang sedang mabuk. Sesampainya di Panti Pijat Lestari, dia memang disiram oleh suami Fina biar dia sadar kalau perbuatannya itu salah,” bebernya.

Fika mengungkapkan, selama ini mereka memperlakukan Lina dengan baik. Bahkan, mereka telah memberikan pakaian dan merawat Lina selama berada di panti pijat tersebut. “Awalnya, dia itu ditolong anak saya, karena kasihan melihatnya seperti gelandangan. Dia ditinggal bos yayasan yang menyalurkannya ke Medan. Dia itu baru seminggu di panti pijat ini. Dia itu datang tidak ada pakaian selain satu baju yang bau busuk melekat di badannya, lalu kami rawat di sini karena kami kasihan melihatnya,” tambahnya. (jon)

 

TKW Asal Kediri Lari dari Panti Pijat

MEDAN- Tak tahan terus-terusan dimarahi majikannya, Lina Andriani (21), warga Kediri, Jawa Timur, melarikan diri dari Panti Pijat Lestari, Jalan Mandala By Pass, Medan Denai, tempatnya bekerja, Sabtu (5/3) dini hari pukul 01.00 WIB. Lina melarikan diri ke Mapolsekta Percut Sei Tuan, setelah sebelumnya disiram oleh majikannya.

Perempuan berambut sebahu ini mengaku, terpaksa melarikan diri karena tidak tahan dimarahi dan sering dipukul oleh majikannya bernama Fani. Dengan wajah bersedih dan badan yang basah kuyup, Lina menuturkan, sebelum melarikan diri, suami majikannya menyiramnya dengan air dan mencoba menariknya masuk ke dalam panti pijat karena berusaha lari.

“Saya ditarik ke dalam panti oleh suami Lina. Setelah itu saya disiram. Saya melawan dan berlari keluar, kemudian naik becak dan mendatangi kantor polisi ini. Saya sering disuruh kerja, tapi selalu dianggap salah sama majikan saya dan saya sering dimarahi serta dipukul,” terangnya.

Tak hanya itu, Lina lari dari panti pijat itu tanpa membawa pakaian selain yang melekat di badannya, karena dia tak sempat mengambil barang-barang miliknya. “Saya takut masuk ke dalam panti lagi, karena taruma dipukul dan dimarahi sama majikan saya. Saya mau minta tolong sama Bapak Polisi untuk mengambilkan pakaian saya dan uang saya yang tinggal di panti pijat itu,” tuturnya.

Setelah mendapat laporan tersebut, personel Polsekta Percut Sei Tuan kemudian mendatangi Panti Pijat Lestari. Selanjutnya, polisi langsung memboyong Fani dan orangtuanya yang mengaku bernama Fika (50), ke Mapolsekta Percut Sei Tuan.

Petugas juga meminta agar Fani dan Fika membawakan pakaian Lina dan pakaian itu pun diserahkan kepada Lina.
Kepada wartawan Sumut Pos, Fika, orangtua Fani menuturkan, tidak benar kalau Lina dimarahi dan dipukul. Ditegaskan Fika, pada Jumat (4/3) malam itu, Lina melarikan diri dari rumah dan ditemui sedang berada di Jalan Industri bersama para preman yang sedang mabuk. “Dia itu dibawa suami Fani pulang karena ditemukan sedang bersama preman-preman yang ada di Jalan Industri yang sedang mabuk. Sesampainya di Panti Pijat Lestari, dia memang disiram oleh suami Fina biar dia sadar kalau perbuatannya itu salah,” bebernya.

Fika mengungkapkan, selama ini mereka memperlakukan Lina dengan baik. Bahkan, mereka telah memberikan pakaian dan merawat Lina selama berada di panti pijat tersebut. “Awalnya, dia itu ditolong anak saya, karena kasihan melihatnya seperti gelandangan. Dia ditinggal bos yayasan yang menyalurkannya ke Medan. Dia itu baru seminggu di panti pijat ini. Dia itu datang tidak ada pakaian selain satu baju yang bau busuk melekat di badannya, lalu kami rawat di sini karena kami kasihan melihatnya,” tambahnya. (jon)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/