31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Komitmen Program KB Masih Lemah

MEDAN-Komitmen pelaksanaan program kependudukan dan KB di era otonomi daerah saat ini cenderung semakin melemah. Padahal, hal tersebut merupakan salah satu program sosial dasar yang sangat strategis, bagi upaya peningkatan kualitas keluarga dan kemajuan suatu bangsa.

“Petugas lapangan KB yang selama ini sebagai ujung tombak di lapangan, jumlahnya semakin berkurang karena isu mutasi kerja ke instansi lain. Sementara upaya merekrut kembali petugas lapangan KB di kabupaten/kota belum terlihat,” ujar Plt Gubsu, Gatot Pujonugroho diwakili Asisten Umum Pemprov Sumut, Asrin Naim pada acara Rakerda Pembangunan Kependudukan dan KB Sumut, Senin (5/3) di Medan.

Dalam sambutannya, ia juga menilai masih sangat terbatasnya anggaran operasional program KB yang bersumber dari APBD kabupaten/kota. “Ini karena sebagian besar pemerintah daerah kurang peduli atau belum menyadari betapa pentingnya memberhasilkan program kependudukan dan KB dimaksud,” tukasnya.

Pada kesempatan itu, Plt Gubsu juga mengingatkan SKPD KB kabupaten/kota, agar terus meningkatkan kerjasama dan berkordinasi dengan SKPD terkait untuk merekrut tenaga penyuluh lapangan KB baru pada penerimaan CPNS mendatang.

“Kita minta perhatian dan dukungan baik sarana dan prasarana yang memadai dalam memberhasilkan pengendalian pertumbuhan penduduk. Dimana TFR Nasional 2,1 dan NRR 1. Sedangkan TFR Sumut 3,8 dan NRR 1,11,” ujarnya.

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, Drs Jumali MAP dalam laporannya menyampaikan program KB telah memberikan kontribusi terhadap pembangunan secara nasional, yaitu laju pertumbuhan penduduk dari 2,32 persen tahun 1970 menjadi 1,49 persen tahun 2011. Fertilitas telah mampu diturunkan dari 5,6 per wanita tahun 1970 menjadi 3,5 per wanita tahun 2010.

“Sehingga program KB dalam 40 tahun telah mampu mencegah terjadinya pertambahan penduduk sekitar 100 juta jiwa,” terangnya.
Khusus di Sumut, jelasnya, tahun 2011 berhasil mendapatkan akseptor KB baru sebanyak 406.638 atau 109,19 persen dari perkiraan permintaan masyarakat sebesar 372.401 akseptor. Peserta KB yang berhasil dibina atau peserta KB aktif sebanyak 1.509.109 atau 68,45 persen dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 2.204.567 pasangan.

“Tahun 2012 ini penting menjalankan program revitalisasi KB dan penyerasian program kependudukan dan KB. Jadikan KB sebagai life style,” tambahnya.

Rakerda yang berlangsung hingga 7 Maret mendatang dihadiri Kadis Kesehatan Sumut dr Candra Syafei SpOG dan peserta dari 33 kabupaten/kota di Sumut serta lainnya. (mag-11)

MEDAN-Komitmen pelaksanaan program kependudukan dan KB di era otonomi daerah saat ini cenderung semakin melemah. Padahal, hal tersebut merupakan salah satu program sosial dasar yang sangat strategis, bagi upaya peningkatan kualitas keluarga dan kemajuan suatu bangsa.

“Petugas lapangan KB yang selama ini sebagai ujung tombak di lapangan, jumlahnya semakin berkurang karena isu mutasi kerja ke instansi lain. Sementara upaya merekrut kembali petugas lapangan KB di kabupaten/kota belum terlihat,” ujar Plt Gubsu, Gatot Pujonugroho diwakili Asisten Umum Pemprov Sumut, Asrin Naim pada acara Rakerda Pembangunan Kependudukan dan KB Sumut, Senin (5/3) di Medan.

Dalam sambutannya, ia juga menilai masih sangat terbatasnya anggaran operasional program KB yang bersumber dari APBD kabupaten/kota. “Ini karena sebagian besar pemerintah daerah kurang peduli atau belum menyadari betapa pentingnya memberhasilkan program kependudukan dan KB dimaksud,” tukasnya.

Pada kesempatan itu, Plt Gubsu juga mengingatkan SKPD KB kabupaten/kota, agar terus meningkatkan kerjasama dan berkordinasi dengan SKPD terkait untuk merekrut tenaga penyuluh lapangan KB baru pada penerimaan CPNS mendatang.

“Kita minta perhatian dan dukungan baik sarana dan prasarana yang memadai dalam memberhasilkan pengendalian pertumbuhan penduduk. Dimana TFR Nasional 2,1 dan NRR 1. Sedangkan TFR Sumut 3,8 dan NRR 1,11,” ujarnya.

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, Drs Jumali MAP dalam laporannya menyampaikan program KB telah memberikan kontribusi terhadap pembangunan secara nasional, yaitu laju pertumbuhan penduduk dari 2,32 persen tahun 1970 menjadi 1,49 persen tahun 2011. Fertilitas telah mampu diturunkan dari 5,6 per wanita tahun 1970 menjadi 3,5 per wanita tahun 2010.

“Sehingga program KB dalam 40 tahun telah mampu mencegah terjadinya pertambahan penduduk sekitar 100 juta jiwa,” terangnya.
Khusus di Sumut, jelasnya, tahun 2011 berhasil mendapatkan akseptor KB baru sebanyak 406.638 atau 109,19 persen dari perkiraan permintaan masyarakat sebesar 372.401 akseptor. Peserta KB yang berhasil dibina atau peserta KB aktif sebanyak 1.509.109 atau 68,45 persen dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 2.204.567 pasangan.

“Tahun 2012 ini penting menjalankan program revitalisasi KB dan penyerasian program kependudukan dan KB. Jadikan KB sebagai life style,” tambahnya.

Rakerda yang berlangsung hingga 7 Maret mendatang dihadiri Kadis Kesehatan Sumut dr Candra Syafei SpOG dan peserta dari 33 kabupaten/kota di Sumut serta lainnya. (mag-11)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/