26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Yuk, Bangun Budaya Senang Naik Transportasi Massal

Foto: Sumut Pos Presiden Jokowi membalas hormat petugas KA Railink Medan-Kualanamu, dalam perjalanannya ke Bandara Kualanamu, Kamis (3/3/2016). Jokowi mengakatan perlu dibangun kultur senang naik transportasi massal kepada masyarakat.
Foto: Sumut Pos
Presiden Jokowi membalas hormat petugas KA Railink Medan-Kualanamu, dalam perjalanannya ke Bandara Kualanamu, Kamis (3/3/2016). Jokowi mengakatan perlu dibangun kultur senang naik transportasi massal kepada masyarakat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakhiri kunjungan kerjanya di Sumut, Kamis (3/3/2016) pagi. Didampingi Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, Jokowi bertolak dari hotel tempatnya menginap menuju Stasiun Kereta Api Medan.

Dia mencoba sarana transportasi kereta Airport Rail Service (ARS) yang menghubungkan Kota Medan dengan Bandara Kualanamu, Deliserdang, untuk melanjutkan perjalanan dengan Pesawat Kepresidenan RI menuju Sumatera Selatan.

Tiba di stasiun itu sekitar pukul 10.00 WIB, Presiden disambut Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Seskab Pramono Anung. Sebelum menumpang KA Railink menuju Bandara Internasional Kualanamu, Presiden Jokowi melakukan peninjauan di stasiun kereta itu.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit, Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Stasiun KA Bandara Kualanamu. Presiden dan rombongan disambut oleh Bupati Deliserdang Ashari Tambunan dan Kepala Stasiun KA Bandara Kualanamu.

Salah satu yang menjadi perhatian Jokowi di Sumut adalah transportasi KA khusus yang langsung terhubung dengan Bandara Kualanamu. Menurutnya, standarisasi dari keberadaan bandara adalah tersedianya transportasi massal seperti KA atau bus yang langsung menuju ke lokasi.

Hal tersebut menurutnya, dalam rangka membangun sebuah budaya yang jauh lebih baik. Di mana masyarakat, khususnya di kota-kota besar, lebih memilih transportasi massal daripada kendaraan pribadi. Tidak hanya yang menuju bandara, tetapi juga untuk angkutan di wilayah perkotaan.

“Sehingga, meskipun dalam jangka 5 tahun, jangka 10 tahun kereta itu belum penuh (penumpangnya),” katanya terkait adanya kekhawatiran jumlah pengguna transportasi massal tersebut tidak banyak.

Menurut mantan Gubernur DKI itu, pemerintah ingin membangun kesadaran bagi masyarakat, terutama kota besar yang sudah mulai merasakan kemacetan lalu lintas karena kurangnya sarana transportasi massal.

“Karena ini ’kan membangun sebuah kultur, membangun sebuah budaya agar orang senang naik transportasi massal, terutama di kota-kota besar yang sudah mulai macet. Semua arahnya mesti transportasi massal,” jelasnya.

Untuk menyesuaikan kebutuhan transportasi massal tersebut, lanjut Jokowi, pemerintah sudah mempunyai standarisasi tertentu yang akan disesuaikan nantinya dengan lokasi, kondisi dan tingkat ekonomi masyarakat.

“Standarnya ’kan sudah ada kita. Yang nanti tinggal dikembangkan,” sebut Jokowi sembari mengatakan, pada tahun ini akan diselesaikan proyek KA bandara di Lampung dan Sumatera Barat serta Bandara Soetta dan Palembang pada 2017 mendatang.

“Yang lain nanti juga akan sama seperti itu. Jangan sampai semuanya naik mobil pribadi ke airport. Kultur itu harus diubah. Setiap kota terutama yang kota besar harus arahnya ke sana,” tambahnya.

Sementara terkait Danau Toba, Jokowi menyebutkan, pembangunan untuk pengembangan kawasan wisata tersebut, diutamakan pembenahan infrastruktur utama seperti jalan dan jembatan. Selanjutnya menyusul infrastruktur pariwisata dimana pihak investor juga akan diundang terlibat dalam pelakksanaannya.

“Pertama infrastruktur akan dibenahi dulu. Kemudian nanti akan masuk ke infrastruktur pariwisata. Ada yang pemerintah ada yang pakai investor,” jelasnya.

Lahan seluas 500 hektar, lanjutnya, disediakan pemerintah untuk dijadikan lokasi ekowisata dan lainnya. Namun perlu waktu beberapa tahun agar perubahannya terlihat jelas. “Beri waktu 3 atau 4 tahun, nanti akan kelihatan perubahannya,” katanya. (bal/adz)

Foto: Sumut Pos Presiden Jokowi membalas hormat petugas KA Railink Medan-Kualanamu, dalam perjalanannya ke Bandara Kualanamu, Kamis (3/3/2016). Jokowi mengakatan perlu dibangun kultur senang naik transportasi massal kepada masyarakat.
Foto: Sumut Pos
Presiden Jokowi membalas hormat petugas KA Railink Medan-Kualanamu, dalam perjalanannya ke Bandara Kualanamu, Kamis (3/3/2016). Jokowi mengakatan perlu dibangun kultur senang naik transportasi massal kepada masyarakat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakhiri kunjungan kerjanya di Sumut, Kamis (3/3/2016) pagi. Didampingi Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, Jokowi bertolak dari hotel tempatnya menginap menuju Stasiun Kereta Api Medan.

Dia mencoba sarana transportasi kereta Airport Rail Service (ARS) yang menghubungkan Kota Medan dengan Bandara Kualanamu, Deliserdang, untuk melanjutkan perjalanan dengan Pesawat Kepresidenan RI menuju Sumatera Selatan.

Tiba di stasiun itu sekitar pukul 10.00 WIB, Presiden disambut Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Seskab Pramono Anung. Sebelum menumpang KA Railink menuju Bandara Internasional Kualanamu, Presiden Jokowi melakukan peninjauan di stasiun kereta itu.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit, Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Stasiun KA Bandara Kualanamu. Presiden dan rombongan disambut oleh Bupati Deliserdang Ashari Tambunan dan Kepala Stasiun KA Bandara Kualanamu.

Salah satu yang menjadi perhatian Jokowi di Sumut adalah transportasi KA khusus yang langsung terhubung dengan Bandara Kualanamu. Menurutnya, standarisasi dari keberadaan bandara adalah tersedianya transportasi massal seperti KA atau bus yang langsung menuju ke lokasi.

Hal tersebut menurutnya, dalam rangka membangun sebuah budaya yang jauh lebih baik. Di mana masyarakat, khususnya di kota-kota besar, lebih memilih transportasi massal daripada kendaraan pribadi. Tidak hanya yang menuju bandara, tetapi juga untuk angkutan di wilayah perkotaan.

“Sehingga, meskipun dalam jangka 5 tahun, jangka 10 tahun kereta itu belum penuh (penumpangnya),” katanya terkait adanya kekhawatiran jumlah pengguna transportasi massal tersebut tidak banyak.

Menurut mantan Gubernur DKI itu, pemerintah ingin membangun kesadaran bagi masyarakat, terutama kota besar yang sudah mulai merasakan kemacetan lalu lintas karena kurangnya sarana transportasi massal.

“Karena ini ’kan membangun sebuah kultur, membangun sebuah budaya agar orang senang naik transportasi massal, terutama di kota-kota besar yang sudah mulai macet. Semua arahnya mesti transportasi massal,” jelasnya.

Untuk menyesuaikan kebutuhan transportasi massal tersebut, lanjut Jokowi, pemerintah sudah mempunyai standarisasi tertentu yang akan disesuaikan nantinya dengan lokasi, kondisi dan tingkat ekonomi masyarakat.

“Standarnya ’kan sudah ada kita. Yang nanti tinggal dikembangkan,” sebut Jokowi sembari mengatakan, pada tahun ini akan diselesaikan proyek KA bandara di Lampung dan Sumatera Barat serta Bandara Soetta dan Palembang pada 2017 mendatang.

“Yang lain nanti juga akan sama seperti itu. Jangan sampai semuanya naik mobil pribadi ke airport. Kultur itu harus diubah. Setiap kota terutama yang kota besar harus arahnya ke sana,” tambahnya.

Sementara terkait Danau Toba, Jokowi menyebutkan, pembangunan untuk pengembangan kawasan wisata tersebut, diutamakan pembenahan infrastruktur utama seperti jalan dan jembatan. Selanjutnya menyusul infrastruktur pariwisata dimana pihak investor juga akan diundang terlibat dalam pelakksanaannya.

“Pertama infrastruktur akan dibenahi dulu. Kemudian nanti akan masuk ke infrastruktur pariwisata. Ada yang pemerintah ada yang pakai investor,” jelasnya.

Lahan seluas 500 hektar, lanjutnya, disediakan pemerintah untuk dijadikan lokasi ekowisata dan lainnya. Namun perlu waktu beberapa tahun agar perubahannya terlihat jelas. “Beri waktu 3 atau 4 tahun, nanti akan kelihatan perubahannya,” katanya. (bal/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/