MEDAN- Kebutuhan energi listrik untuk rumah tangga di Sumatera Utara belum mencapai 100 persen. Terhitung Maret 2013, dari 2.611.977 pelanggan rumah tangga, ada 421.660 rumah yang belum dialiri listrik.
Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumut, Indra Ginting mengatakan, rasio elektrifikasi di Sumut hingga Maret 2013 masih sebesar 86,45 persen. Jumlah 421.660 rumah tangga yang belum dialiri listrik itu, semuanya tersebar di 1.154 desa dari 5.779 desa yang ada, atau 165 dusun/desa di antaranya berada di Kabupaten Tapanuli Utara.
“Itulah jumlah rumah tangga di Sumut yang belum dialiri listrik baik oleh PLN maupun non PLN,” kata Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumut Indra Ginting saat menyampaikan ekspose di hadapan peserta Musrenbang 2013 Provinsi Sumut di Santika Hotel Medan, Jumat (5/4).
Dirinya memprediksi jumlah rumah tangga yang belum dialiri listrik ini akan terus bertambah di masa depan. Prediksi ini mengacu kepada rasio pertumbuhan kebutuhan listrik di Sumut yang rata-rata mencapai 7 persen per tahun.
Sementara menurut data Bank Indonesia pada triwulan II-2012, Sumut mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,29 persen. “Kalau mengacu pada data tersebut, maka kebutuhan listrik pada tahun 2013 mengalami kenaikan 101,08 MW (mega watt) atau menjadi 1.545,08 MW, dari 1.444 MW pada Waktu Beban Puncak (WBP) di tahun 2012, dengan daya mampu sistem sebesar 1.539 MW,” lanjutnya.
Indra menjelaskan, berdasarkan daya mampu sistem pembangkitan Sumut pada 2012, maka cadangan listrik ideal yang dimiliki harus sebesar 461,7 MW. Namun, akibat kondisi mesin pembangkitan yang sudah uzur dan adanya komponen yang tidak diproduksi lagi, menyebabkan kelebihan daya listrik dari daya mampu hanya sebesar 95 MW.
“Karenanya, apabila terjadi kerusakan di salah satu pembangkit utama di PLTGU Sicanang, Belawan atau Paya Pasir, maka pasokan listrik pasti akan terganggu. Dan kondisi inilah yang dialami warga Kota Medan dalam beberapa pekan terakhir,” tutut Indra. (ram)