28 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Edy Rahmayadi Sedang Belajar jadi Sipil yang Baik

Cagubsu Edy Rahmayadi menggendong balita saat bersilaturahim dengan masyarakat belum lama ini.

SUMUTPOS.CO – Tempahan selama 33 tahun sebagai prajurit Angkatan Darat (AD) paskalulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) 1985, menjadikan Letjen Purn Edy Rahmayadi menjadi sosok yang tegas dan berani dalam bersikap. Khususnya yang berkaitan dengan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk urusan nasionalisme dan kebangsaan, suami dari Hj Nawal Lubis dan ayah dari Siti Andina R, Siti Andira Ramayana dan Gilang Prasetyo R ini tak kenal kompromi. Selain Akabri, pendidikan militer yang pernah dienyam Sussarcab inf (1985), Selapa/inf (1992), Selapa II/inf (1995), Seskoad (1998), dan Lemhanas (2011). Sepanjang karirnya di angkatan darat, Putra almarhum Kapten TNI Rachman Ishag ini pernah menjabat sejumlah Jabatan Strategis. Di antaranya Komandan Resimen Taruna Akademi Militer (2010), Deputi Bidang Bidang Pemantapan Nilai Kebangsaan (2013), Panglima Divisi Infantri I Kostrad (2014), Panglima Kodam I Bukit Barisan (2015), Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (2015-2017).

Namun di tahun 2018, Edy Rahmayadi harus rela mengubur cita-citanya untuk mencapai pangkat tertinggi di angkatan darat. Jenderal bintang tiga ini menanggalkan pangkat dan jabatannya hanya karena tak rela melihat kampung besarnya, Sumatera Utara terus tertinggal dari provinsi lain.

Edy tak tega jika suatu saat nanti, anak cucu dan para generasi muda hanya mendengarkan cerita kalau di Tahun 1970-an hingga 1980 Sumatera Utara pernah berjaya sebagai provinsi yang berdaya saing dan disegani oleh provinsi lain.

“Jangan sampai kelak, anak cucu kita sengsara. Ibarat pepatah, tikus mati di lumbung padi. Sumut ini terus tertinggal dari provinsi lain. Di segala bidang kita mulai tertinggal. Untuk mengejarnya kita tak bisa pakai gigi dua ini, “ujar Edy saat mengunjungi Kabupaten Kota di Kepulauan Nias beberapa waktu lalu. 

Cagubsu Edy Rahmayadi menggendong balita saat bersilaturahim dengan masyarakat belum lama ini.

SUMUTPOS.CO – Tempahan selama 33 tahun sebagai prajurit Angkatan Darat (AD) paskalulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) 1985, menjadikan Letjen Purn Edy Rahmayadi menjadi sosok yang tegas dan berani dalam bersikap. Khususnya yang berkaitan dengan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk urusan nasionalisme dan kebangsaan, suami dari Hj Nawal Lubis dan ayah dari Siti Andina R, Siti Andira Ramayana dan Gilang Prasetyo R ini tak kenal kompromi. Selain Akabri, pendidikan militer yang pernah dienyam Sussarcab inf (1985), Selapa/inf (1992), Selapa II/inf (1995), Seskoad (1998), dan Lemhanas (2011). Sepanjang karirnya di angkatan darat, Putra almarhum Kapten TNI Rachman Ishag ini pernah menjabat sejumlah Jabatan Strategis. Di antaranya Komandan Resimen Taruna Akademi Militer (2010), Deputi Bidang Bidang Pemantapan Nilai Kebangsaan (2013), Panglima Divisi Infantri I Kostrad (2014), Panglima Kodam I Bukit Barisan (2015), Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (2015-2017).

Namun di tahun 2018, Edy Rahmayadi harus rela mengubur cita-citanya untuk mencapai pangkat tertinggi di angkatan darat. Jenderal bintang tiga ini menanggalkan pangkat dan jabatannya hanya karena tak rela melihat kampung besarnya, Sumatera Utara terus tertinggal dari provinsi lain.

Edy tak tega jika suatu saat nanti, anak cucu dan para generasi muda hanya mendengarkan cerita kalau di Tahun 1970-an hingga 1980 Sumatera Utara pernah berjaya sebagai provinsi yang berdaya saing dan disegani oleh provinsi lain.

“Jangan sampai kelak, anak cucu kita sengsara. Ibarat pepatah, tikus mati di lumbung padi. Sumut ini terus tertinggal dari provinsi lain. Di segala bidang kita mulai tertinggal. Untuk mengejarnya kita tak bisa pakai gigi dua ini, “ujar Edy saat mengunjungi Kabupaten Kota di Kepulauan Nias beberapa waktu lalu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/