Usai melihat jenazah kedelapan korban di RS dr Pirngadi Medan, Wali Kota Rahudman Harahap dan rombongan berangkat ke Belawan untuk melihatĀ tempat kejadian perkara (TKP).
Di tempat itu wali kota disambut Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Endro Kiswanto yang telah tiba lebih dahulu.
Kapolresta membawa Wali KotaĀ menuju TKP yang berada di lantai dua. Petugas Rudenim juga melakukan penjagaan ketat, tidak semua diperbolehkan masuk untuk melihat TKP. Saat berjalan menuju tangga menuju lantai dua, puluhan pengungsi dari beberapa negara berkumpul menjadi satu di tempat tersebut. Ada yang duduk, tidur-tiduran dan berjalan hilir mudik tanpa mempedulikan lokasi sekitar. Di samping itu ada juga terlihat pengungsi yang berada dalam ruangan mengintip dari balik pintu besi.
Kondisi tempat itu tampak sangat kumuh. Apalagi ketika menaiki tangga, pakaian para pengungsi terlihat bergantungan di jerjak-jerjak besi.
Saat berada di lorong lantai dua, belasan pengungsi bergelimpangan tidur di lantai beralas tikar. Ada yang tidur hanya pakai baju dan celana pendek saja, tetapi ada juga yang bertelanjang dada, hanya mengenakan celana pendek. Sekitar 10 meter dari tempat pengungsi tidur di lantai tersebut, tampak garis polisi berwarna kuning melintangi lorong. Seorang aparat kepolisian bersenjata lengkap berdiri membelakangi police line. Kapolres kemudian memperlihatkan TKP kepada wali kota, terlihat darah yang sudah mengering di lantai keramik putih dan dinding ruangan.
Kondisi tempat itu terlihat sangat berserakan sebagai bukti telah terjadinya keributan. āTempat ini sangat tidak mendukung sehingga terjadinya over capacity. Untuk itu sayaĀ berharap kepada pemerintah pusat agar memperhatikan ini, minimal harus ada perluasan dan pengamanan yang lebih ketat lagi,ā harapnya. (mag-7)