25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Peluru Tembus Jantung Komeng

Triadi Wibowo/Sumut Pos
TIBA: Jenazah Sutopo alias Komeng, korban penembakan OTK saat tiba di rumah duka, Jumat (5/4) sore.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga di kawasan pinggir rel Jalan Bambu II, Kelurahan Glugur Darat Medan Timur, dibuat geger oleh suara tembakan beberapa kali yang dilesakkan sekelompok pemuda, Jumat (5/4) siang. Di saat bersamaan, Sutopo alias Komeng (45), pun roboh bersimbah darah. Nyawanya tak terselamatkan, meski sempat dibawa ke rumah sakit.

Siang itu, Komeng baru saja pulang salat Jumat. Seperti biasa, dia bersama teman-temannya duduk-duduk di bawah proyek jalur layang kereta api, persis di depan rumah orangtuanyan

Tiba-tiba dari arah simpang, beberapa orang tak dikenal membawa senjata soft gun, menembak membabi-buta. “Saya juga ada di situ waktu kejadian. Macam aksi koboi, mereka menembaki kami. Kurang tahu pasti berapa jumlah mereka. Kami pun membalas pakai batu,” jelas adik korban, Eko Suwarno kepada wartawan di rumah duka.

Aksi penembakan brutal itu ternyata mengenai tubuh Komeng. Lelaki malang itupun langsung roboh dan terkulai lemas di atas tanah. “Rupanya dia (Komeng) kena peluru nyasar. Mereka bawa soft gun yang panjang gitu seperti senapan angin. Dia kena di bagian dada dan tembus ke jantung,” ungkap Eko lagi.

Setelah puas menembaki, para pelaku langsung melarikan diri. Melihat kondisi Komeng yang terbaring di tanah bersimbah darah, mereka lalu melarikannya ke Rumah Sakit Imelda di Jalan Bilal. “Ya itulah, abang saya sudah tak terselamatkan waktu kami bawa ke rumahsakit. Begitu sampai rumah sakit, dokter bilang abang sudah nggak ada (meninggal),” katanya.

Sejauh ini, lanjut Eko, keluarga maupun warga lainnya belum mengetahui siapa pelaku penyerangan itu. Namun, kata Eko, ada sekita 6 atau 8 orang yang melakukan penyerangan itu. “Tadi yang saya lihat ada yang pegang softgun laras panjang. Pelurunya bulat, itu yang mebembus badan abang kami,” sebutnya.

Ketika ditanya, apakah selama ini korban pernah bermasalah dengan orang lain, Eko mengaku tak tahu-menahu soal itu. Ia menyebut, selama ini Komeng orangnya terkenal baik, tidak banyak biacara. “Kalau setahu saya korban tak pernah ada masalah. Tapi, ya saya tidak tahu juga. Ya, pastinya masalah pribadi abang di luar, dia bagaimana saya tidak tahu,” ungkapnya.

Menurut Eko, Komeng tinggal di daerah Bangsal, seputaran kawasan Jalan Putri Hijau sementara lokasi penembakan merupakan kediaman orangtuanya. “Kebetulan saja memang abang hari ini datang melihat ibu. Ya harapan kami agar pelaku penembakan bisa segera ditangkap polisi,” ungkapnya.

Mengetahui Komeng meninggal dunia akibat penembakan itu, pengurus Serikat Tolong Menolong (STM) langsung memasang tenda di depan rumah orang tua Komeng. Sang Ibu, Painem tampak tetap tidak kuasa menahan air matanya yang terus bercucuran menangisi kepergian anaknya itu. Berulang kali Painem mondar-mandir keluar masuk rumah dengan wajah yang dibanjiri air mata. Ia menanti kedatangan jenazah anaknya.

Sekitar pukul 16.53 WIB, akhirnya jenazah Komeng tiba dari RS Imelda Medan. Kedatangan jenazah Komeng disambut deraian air mata dari segenap sanak saudara.

Jenzah Komeng diturunkan dari ambulans RS Imelda menggunakan Brankar dorong (ranjang pasien). Tubuhnya ditutupi kain berwarna merah. Terlihat Eko ikut mengangkat Brankar dorong hingga sampai ke depan pintu masuk rumah.

Anak korban yang mengenakan pakaian kemeja jeans dengan rambut keriting, juga ikut menangis tidak percaya ayahnya telah tiada.

Sanak saudara maupun tetangga sekitar rumah, langsung beranjak masuk ke dalam rumah saat jenazah di baringkan di dalam rumah tersebut.

Ibu korban, Painem tak henti-hentinya terus menangis sambil memandangi wajah anaknya itu. “Kan kau bagus tadi tidur,” ucap Painem sambil berulang kali mengelus wajah Komeng dari dahi hingga ke ujung hidung.

“Kalaulah kau tadi tidur, mungkin nggak akan begini jadinya,” tutur Painem sambil menangis memandangi wajah anaknya yang telah tiada.

Sementara itu, adik ipar korban perempuan bernama Asri (33) mengatakan sebenarnya abangnya baik dan tak pernah aneh-aneh. “Dia nggak ada musuh, baiknya orangnya. Tapi kenapa begini,” ujar Asri sambil menangis. Hingga kini, belum bisa dipastikan siapa penembak misterius yang menghilangkan nyawa Komeng tersebut.

Kapolsek Medan Timur Kompol M Arifin yang dikonfirmasi wartawan mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah memeriksa empat orang saksi. “Sudah 4 orang saksi kita lakukan pemeriksaan. Kasus ini masih diselidiki,” ungkapnya.

Lebih lanjut Arifin menjelaskan, berdasarkan keterangan yang didapatkannya dari para saksi, kronologis kejadian ini bermula, saat lima orang pria yang membawa senjata laras panjang dan pendek seperti soft gun serta samurai mencari keberadaan lokasi warung omak. Namun, kemudian terjadi keributan dengan warga setempat.

Selanjutnya, terang Arifin, oleh pelaku langsung menembakan senjata tersebut sehingga dikejar masyarakat. Akan tetapi, ketika keributan bergeser, korban terlihat sudah memegang dada sebelah kirinya. “Sehingga tak berapa lama, korban pun terjatuh dengan dada berdarah,” jelasnya.

Karenanya, sambung Arifin, korban pun segera dilarikan ke Rumah Sakit Imelda untuk mendapatkan pertolongan. Namun saat petugas pergi ke rumah sakit yang berada di Jalan Bilal tersebut untuk memastikan keadaannya, korban ternyata sudah tak bernyawa. “Untuk itu, kita lalu berkoordinasi dengan keluarga korban, supaya diilakukan otopsi ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan,” terangnya.

Arifin mengaku, sejauh ini pihaknya masih melakukan pencarian terhadap para tersangka yang melakukan penyerangan itu. Saat ini imbuh dia, pihaknya telah membentuk tim khusus (Timsus) untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut. “Saat ini sudah dibentuk Timsus dari kasus tersebut,” pungkasnya. (dvs)

Triadi Wibowo/Sumut Pos
TIBA: Jenazah Sutopo alias Komeng, korban penembakan OTK saat tiba di rumah duka, Jumat (5/4) sore.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga di kawasan pinggir rel Jalan Bambu II, Kelurahan Glugur Darat Medan Timur, dibuat geger oleh suara tembakan beberapa kali yang dilesakkan sekelompok pemuda, Jumat (5/4) siang. Di saat bersamaan, Sutopo alias Komeng (45), pun roboh bersimbah darah. Nyawanya tak terselamatkan, meski sempat dibawa ke rumah sakit.

Siang itu, Komeng baru saja pulang salat Jumat. Seperti biasa, dia bersama teman-temannya duduk-duduk di bawah proyek jalur layang kereta api, persis di depan rumah orangtuanyan

Tiba-tiba dari arah simpang, beberapa orang tak dikenal membawa senjata soft gun, menembak membabi-buta. “Saya juga ada di situ waktu kejadian. Macam aksi koboi, mereka menembaki kami. Kurang tahu pasti berapa jumlah mereka. Kami pun membalas pakai batu,” jelas adik korban, Eko Suwarno kepada wartawan di rumah duka.

Aksi penembakan brutal itu ternyata mengenai tubuh Komeng. Lelaki malang itupun langsung roboh dan terkulai lemas di atas tanah. “Rupanya dia (Komeng) kena peluru nyasar. Mereka bawa soft gun yang panjang gitu seperti senapan angin. Dia kena di bagian dada dan tembus ke jantung,” ungkap Eko lagi.

Setelah puas menembaki, para pelaku langsung melarikan diri. Melihat kondisi Komeng yang terbaring di tanah bersimbah darah, mereka lalu melarikannya ke Rumah Sakit Imelda di Jalan Bilal. “Ya itulah, abang saya sudah tak terselamatkan waktu kami bawa ke rumahsakit. Begitu sampai rumah sakit, dokter bilang abang sudah nggak ada (meninggal),” katanya.

Sejauh ini, lanjut Eko, keluarga maupun warga lainnya belum mengetahui siapa pelaku penyerangan itu. Namun, kata Eko, ada sekita 6 atau 8 orang yang melakukan penyerangan itu. “Tadi yang saya lihat ada yang pegang softgun laras panjang. Pelurunya bulat, itu yang mebembus badan abang kami,” sebutnya.

Ketika ditanya, apakah selama ini korban pernah bermasalah dengan orang lain, Eko mengaku tak tahu-menahu soal itu. Ia menyebut, selama ini Komeng orangnya terkenal baik, tidak banyak biacara. “Kalau setahu saya korban tak pernah ada masalah. Tapi, ya saya tidak tahu juga. Ya, pastinya masalah pribadi abang di luar, dia bagaimana saya tidak tahu,” ungkapnya.

Menurut Eko, Komeng tinggal di daerah Bangsal, seputaran kawasan Jalan Putri Hijau sementara lokasi penembakan merupakan kediaman orangtuanya. “Kebetulan saja memang abang hari ini datang melihat ibu. Ya harapan kami agar pelaku penembakan bisa segera ditangkap polisi,” ungkapnya.

Mengetahui Komeng meninggal dunia akibat penembakan itu, pengurus Serikat Tolong Menolong (STM) langsung memasang tenda di depan rumah orang tua Komeng. Sang Ibu, Painem tampak tetap tidak kuasa menahan air matanya yang terus bercucuran menangisi kepergian anaknya itu. Berulang kali Painem mondar-mandir keluar masuk rumah dengan wajah yang dibanjiri air mata. Ia menanti kedatangan jenazah anaknya.

Sekitar pukul 16.53 WIB, akhirnya jenazah Komeng tiba dari RS Imelda Medan. Kedatangan jenazah Komeng disambut deraian air mata dari segenap sanak saudara.

Jenzah Komeng diturunkan dari ambulans RS Imelda menggunakan Brankar dorong (ranjang pasien). Tubuhnya ditutupi kain berwarna merah. Terlihat Eko ikut mengangkat Brankar dorong hingga sampai ke depan pintu masuk rumah.

Anak korban yang mengenakan pakaian kemeja jeans dengan rambut keriting, juga ikut menangis tidak percaya ayahnya telah tiada.

Sanak saudara maupun tetangga sekitar rumah, langsung beranjak masuk ke dalam rumah saat jenazah di baringkan di dalam rumah tersebut.

Ibu korban, Painem tak henti-hentinya terus menangis sambil memandangi wajah anaknya itu. “Kan kau bagus tadi tidur,” ucap Painem sambil berulang kali mengelus wajah Komeng dari dahi hingga ke ujung hidung.

“Kalaulah kau tadi tidur, mungkin nggak akan begini jadinya,” tutur Painem sambil menangis memandangi wajah anaknya yang telah tiada.

Sementara itu, adik ipar korban perempuan bernama Asri (33) mengatakan sebenarnya abangnya baik dan tak pernah aneh-aneh. “Dia nggak ada musuh, baiknya orangnya. Tapi kenapa begini,” ujar Asri sambil menangis. Hingga kini, belum bisa dipastikan siapa penembak misterius yang menghilangkan nyawa Komeng tersebut.

Kapolsek Medan Timur Kompol M Arifin yang dikonfirmasi wartawan mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah memeriksa empat orang saksi. “Sudah 4 orang saksi kita lakukan pemeriksaan. Kasus ini masih diselidiki,” ungkapnya.

Lebih lanjut Arifin menjelaskan, berdasarkan keterangan yang didapatkannya dari para saksi, kronologis kejadian ini bermula, saat lima orang pria yang membawa senjata laras panjang dan pendek seperti soft gun serta samurai mencari keberadaan lokasi warung omak. Namun, kemudian terjadi keributan dengan warga setempat.

Selanjutnya, terang Arifin, oleh pelaku langsung menembakan senjata tersebut sehingga dikejar masyarakat. Akan tetapi, ketika keributan bergeser, korban terlihat sudah memegang dada sebelah kirinya. “Sehingga tak berapa lama, korban pun terjatuh dengan dada berdarah,” jelasnya.

Karenanya, sambung Arifin, korban pun segera dilarikan ke Rumah Sakit Imelda untuk mendapatkan pertolongan. Namun saat petugas pergi ke rumah sakit yang berada di Jalan Bilal tersebut untuk memastikan keadaannya, korban ternyata sudah tak bernyawa. “Untuk itu, kita lalu berkoordinasi dengan keluarga korban, supaya diilakukan otopsi ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan,” terangnya.

Arifin mengaku, sejauh ini pihaknya masih melakukan pencarian terhadap para tersangka yang melakukan penyerangan itu. Saat ini imbuh dia, pihaknya telah membentuk tim khusus (Timsus) untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut. “Saat ini sudah dibentuk Timsus dari kasus tersebut,” pungkasnya. (dvs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/