Potensi Utama mendapat kehormatan sebagai penyelenggara Kontes Robot I Nasional Regional Sumatera. Diikuti 56 tim robot dari 25 perguruan tinggi se-Sumatera, peserta dituntut memperlihatkan teknologi terbaru.
Kontes yang diselenggarakan Minggu, 5 Mei 2012 ini akan melombakan dua kategori, yaitu Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI). Tiga tim terbaik dalam kontes nantinya mengikuti kontes robot nasional bersama 5 tim wilayah regional Indonesia lainnya
Pemenang utama kontes tingkat nasional akan mewakili Indonesia mengikuti Asia Pasific Broadcasting Union Robot Contest (Abu Robocorn) 2012 di Hongkong.
“Untuk saat ini kita hanya akan mengambil pemenang dari wilayah I yang akan menjadi wakil untuk ajang Nasional,” ujar Ketua Panitia KRI-KRCI Regional I, M Rusdi Tanjung.
Sedangkan untuk Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) akan bertanding 45 tim robot yang tersebar pada tiga divisi pertandingan, yaitu Divisi Senior Beroda yang diikuti oleh 24 tim, Divisi Senior Berkaki diikuti oleh 15 tim, dan Divisi Liga Sepakbola Robot Humanoid yang akan diikuti oleh 6 tim. Dan juara nasional kontes ini nantinya akan mewakili Indonesia pada Kontes Robot Internasional di Amerika.
“Sama seperti kontes KRI, pemenang dalam regional I ini akan bertanding secara nasional,” ungkap Rusdi.
Salah satu tim yang terbaik dalam kontes ini adalah tim dari Batam, dimana reaksi robot tim ini cukup cepat. Selain itu, tim juga didukung oleh pihak kampus untuk mengembangkan robot ciptaan mereka. Terutama dalam Kontes Robot Indonesia, yang mengambil tema “Gunungan”. Dimana robot akan bekerja dan di nilai sesuai dengan kerja yang mereka lakukan.
“Dengan tema gunung ini, diharapkan robot dapat bekerja dan jangan menyentuh sesuatu yang tidak perlu, karena dapat finalty atau pengurangan nilai,” ungkap Ketua Dewan Juri, Dr Ir Wahidin Wahab.
Dalam pertandingan ini, 1 tim terdiri dari 3 orang, dimana 1 orang akan menjadi driver yang menggerakkan robot, setelah itu melewati rintangan, dan robot otomatis diharapkan bergerak dan mendaki gundukan yang disebut sebagai gunungan. “Bila berhasil, maka peserta akan mendapatkan nilai sesuai dengan rintangan yang dihadapi,” tambahnya.
Guru Besar dari Universitas Indonesia ini menyatakan bahwa antusias dari peserta, terbukti banyak robot hasil kerja mereka sudah mulai menggunakan teknologi terkini. (ram)