33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Chairuman: Pembangunan dari Desa untuk Pemerataan

MEDAN-Pembangunan yang dimulai dari desa adalah kebutuhan yang seharusnya dilakukan saat ini.

Karena dengan demikian, pembangunan akan menumbuhkan pemerataan juga mengangkat perekonomian daerah, serta akan membuat tujuan pembangunan lebih terarah. Konsep pembangunan dari desa ini disampaikan Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara (Balon Gubsu) dari Partai Golkar, Dr H Chairuman Harahap SH MH.

“Pembangunan infrastruktur dengan cepat dan terarah akan memberikan multiplier effect kepada ekonomi kemasyarakatan, biaya distribusi akan berkurang dan para petani dan nelayan (mayoritas penduduk desa) memperoleh akses pasar yang lebih luas,” kata Chairuman, Selasa (4/9) di Medan dalam wawancara dengan wartawan terkait kebutuhan pembangunan di Sumut.

Sebagai anggota DPR RI, Chairuman juga telah mengunjungi banyak daerah pedesaan di Indonesia. Kunjungan kerja lapangan terus dilakukan dalam rangka menyerap aspirasi tiap masyarakat.

Pada kenyataannya memang, akselerasi pembangunan dibutuhkan masyarakat di desa, karena di perkotaan sudah lebih dahulu mengecap hasil pembangunan. “Kita melihat pembangunan yang dimulai dari desa itu sesuatu yang harus segera direalisasikan karena menyangkut beragam aspek. Jangan sampai pembangunan yang dilaksanakan membuat pembangunan di daerah jadi tertinggal,” ujar mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut ini.

Menurut Chairuman, pembangunan dari desa akan memperbaiki kesejahteraan pada tingkat akar rumput, terutama bidang pendidikan dan kesehatan. “Kita berharap masyarakat di desa tidak lagi harus urbanisasi ke kota hanya untuk memenuhi pendidikan sekolah menengah atas atau untuk berobat,” katanya.

Menurutnya, hal inilah sebenarnya menjadi filosofi pembangunan yang dimulai dari desa. Karena dengan adanya program seperti ini, maka kesempatan terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) dari daerah akan menjadi semakin besar. “Pengurangan populasi juga jelas akan sangat berpengaruh dengan adanya program ini, kesenjangan antara “orang kota” dan “orang desa” pun akan hilang dengan sendirinya karena tingkat pendidikan dan tingkat intelektualnya saling bersaing,” paparnya.

Lebih jauh Chairuman menjelaskan, ide dasar dari pembangunan dari desa tersebut adalah untuk menciptakan masyarakat desa yang cerdas dan berwawasan. Dengan demikian masyarakat desa tidak lagi bisa dipermainkan oleh oknum-oknum tertentu. Sebut saja seperti permasalahan agrarian dan lain sebagainya. “Berkali-kali saya bilang, bahwa masyarakat kita tidak bodoh akan hukum, tetapi hanya dibuat seolah-olah tidak mengerti hukum sehingga
Hak-hak mereka dirampas dan mereka tidak dapat berbuat sesuatu apapun,” tegas ahli hukum.

Dengan adanya perkembangan di sektor pendidikan di tiap desa, tambahnya, sudah seharusnya menciptakan edukasi pada masyarakat desa agar tidak lagi dikelabui oleh oknum tertentu. “Pengembangan pendidikan di desa juga bisa melahirkan anak-anak yang cerdas, anak-anak yang mengerti hak-hak dan kewajiban mereka.

Ke depan, anak-anak Sumatera Utara yang bisa berguna bagi bangsa dan negara. Bila pendidikan di desa dapat dikembangkan maka tiap tiap putra daerah di Sumatera Utara dapat membangun negeri ini,” ujarnyaUntuk Sumatera Utara, konsep pembangunan yang dimulai dari desa ini tidak saja suatu kreativitas model pembangunan, tetapi juga merupakan kebutuhan akan arah pembangunan yang benar.

Hanya saja konsep pembangunan yang dimulai dari desa ini hanya bisa diwujudkan oleh pemimpin yang memiliki visi pembangunan yang sejalan dan memiliki keinginan mendasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya serta memahami delik-delik hukum sebagai landasan pembangunan itu.(ton)

MEDAN-Pembangunan yang dimulai dari desa adalah kebutuhan yang seharusnya dilakukan saat ini.

Karena dengan demikian, pembangunan akan menumbuhkan pemerataan juga mengangkat perekonomian daerah, serta akan membuat tujuan pembangunan lebih terarah. Konsep pembangunan dari desa ini disampaikan Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara (Balon Gubsu) dari Partai Golkar, Dr H Chairuman Harahap SH MH.

“Pembangunan infrastruktur dengan cepat dan terarah akan memberikan multiplier effect kepada ekonomi kemasyarakatan, biaya distribusi akan berkurang dan para petani dan nelayan (mayoritas penduduk desa) memperoleh akses pasar yang lebih luas,” kata Chairuman, Selasa (4/9) di Medan dalam wawancara dengan wartawan terkait kebutuhan pembangunan di Sumut.

Sebagai anggota DPR RI, Chairuman juga telah mengunjungi banyak daerah pedesaan di Indonesia. Kunjungan kerja lapangan terus dilakukan dalam rangka menyerap aspirasi tiap masyarakat.

Pada kenyataannya memang, akselerasi pembangunan dibutuhkan masyarakat di desa, karena di perkotaan sudah lebih dahulu mengecap hasil pembangunan. “Kita melihat pembangunan yang dimulai dari desa itu sesuatu yang harus segera direalisasikan karena menyangkut beragam aspek. Jangan sampai pembangunan yang dilaksanakan membuat pembangunan di daerah jadi tertinggal,” ujar mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut ini.

Menurut Chairuman, pembangunan dari desa akan memperbaiki kesejahteraan pada tingkat akar rumput, terutama bidang pendidikan dan kesehatan. “Kita berharap masyarakat di desa tidak lagi harus urbanisasi ke kota hanya untuk memenuhi pendidikan sekolah menengah atas atau untuk berobat,” katanya.

Menurutnya, hal inilah sebenarnya menjadi filosofi pembangunan yang dimulai dari desa. Karena dengan adanya program seperti ini, maka kesempatan terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) dari daerah akan menjadi semakin besar. “Pengurangan populasi juga jelas akan sangat berpengaruh dengan adanya program ini, kesenjangan antara “orang kota” dan “orang desa” pun akan hilang dengan sendirinya karena tingkat pendidikan dan tingkat intelektualnya saling bersaing,” paparnya.

Lebih jauh Chairuman menjelaskan, ide dasar dari pembangunan dari desa tersebut adalah untuk menciptakan masyarakat desa yang cerdas dan berwawasan. Dengan demikian masyarakat desa tidak lagi bisa dipermainkan oleh oknum-oknum tertentu. Sebut saja seperti permasalahan agrarian dan lain sebagainya. “Berkali-kali saya bilang, bahwa masyarakat kita tidak bodoh akan hukum, tetapi hanya dibuat seolah-olah tidak mengerti hukum sehingga
Hak-hak mereka dirampas dan mereka tidak dapat berbuat sesuatu apapun,” tegas ahli hukum.

Dengan adanya perkembangan di sektor pendidikan di tiap desa, tambahnya, sudah seharusnya menciptakan edukasi pada masyarakat desa agar tidak lagi dikelabui oleh oknum tertentu. “Pengembangan pendidikan di desa juga bisa melahirkan anak-anak yang cerdas, anak-anak yang mengerti hak-hak dan kewajiban mereka.

Ke depan, anak-anak Sumatera Utara yang bisa berguna bagi bangsa dan negara. Bila pendidikan di desa dapat dikembangkan maka tiap tiap putra daerah di Sumatera Utara dapat membangun negeri ini,” ujarnyaUntuk Sumatera Utara, konsep pembangunan yang dimulai dari desa ini tidak saja suatu kreativitas model pembangunan, tetapi juga merupakan kebutuhan akan arah pembangunan yang benar.

Hanya saja konsep pembangunan yang dimulai dari desa ini hanya bisa diwujudkan oleh pemimpin yang memiliki visi pembangunan yang sejalan dan memiliki keinginan mendasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya serta memahami delik-delik hukum sebagai landasan pembangunan itu.(ton)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/